Extra Part

25.8K 1.5K 86
                                    


Selang dua bulan setelah lamaran dadakan Raihan. Audrey dan Raihan menggelar akad dan resepsi dihari yang sama.

Dan setelah menikah, mereka berdua beserta Airin tinggal dirumah Raihan. Dan setiap hari Sabtu dan Minggu mereka akan menginap di rumah Audrey.

Empat bulan sudah mereka sah menjadi suami istri. Dan hidup Audrey semakin bahagia.

Audrey menatap wajah suami dan anaknya sambil tersenyum. Mereka berdua telah pulas setelah drama Airin yang rewel tidak mau tidur karena Raihan lembur dan pulang malam.

Empat bulan mereka menikah, dan  Audrey hafal betul tingkah kedua orang yang ia sayangi itu.

Raihan semakin memanjakan Airin. Dan Airin, semakin hari gadis kecil kesayangannya itu semakin pintar menopoli papanya.

"Good night kesayangan mama." Bisik Audrey mencium kening Raihan dan Airin bergantian.

**

Audrey rasa ia baru saja memejamkan mata beberapa menit yang lalu, dan kini Audrey terbangun ketika suara tangisan Airin terdengar begitu kencang.

Audrey melirik sebentar kearah jam dinding yang menunjukkan pukul satu malam. Lalu menyingkirkan lengan Raihan yang melingkar di tubuhnya.

"Airin kenapa nak?" Tanya Audrey panik.

"Papa Ayin..."

Astaga...

Raut khawatir Audrey langsung lenyap begitu saja dan berganti kesal.

Audrey menepuk lengan Raihan dengan keras hingga membuat laki-laki itu langsung terbangun.

"Mamam janan pukun..." Tangis Airin semakin kencang.

"Kenapa sih Cal?"

"Loh? Sayangnya papa kenapa nangis?" Raihan meraih Airin dan memangkunya sambil menepuk-nepuk punggung kecil Airin.

Audrey melirik Raihan jengah.

Airin benar-benar menguasai Raihan.

Seperti yang terjadi barusan. Audrey jelas tau kenapa tengah malam begini Airin menjerit.

Itu karena Raihan tidak memeluk anak itu saat tidur, dan malah memeluk Audrey.

Posisi tidur mereka memang agak aneh. Bukan Airin yang berada ditengah, melainkan Raihan.

Airin sendiri yang menentukan tempat mereka tidur ketika baru pertama pindah kerumah Raihan.

Audrey ingat betul saat itu ketika hari pertama mereka memasuki kamar yang disiapkan oleh Oma Dewi.

Airin langsung menaiki ranjang dan menunjuk dimana tempatnya akan tidur.
Dia memilih dipinggir dekat tembok, dan menunjuk bagian tengah untuk Raihan dan pinggir untuk Audrey.

Audrey mencium kepala Airin.

"Ayin bobok lagi ya sama papa. Biar di peluk papa. Mama bobok sama kakak aja."

"Hmm..mamam ama akak. Papa ama Ayin." Jawabnya sambil terisak.

"Iya. Tapi jangan nangis lagi. Nanti idungnya mampet Ayin nggak Isa bobok."

"Hmm... Ayin Ndak anis, api mamam janan penuk papa. Papa Ayin." Ujarnya sambil memeluk Raihan dan  mengangguk-anggukan kepala lucu.

Audrey ingin sekali mendengus tapi ia jelas menahan.

"Iya. Papa Ayin. Papa Ayin sama papa kakak Ki ya?"

LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang