About Blurb

77.5K 2K 12
                                    

Chloe

"Tatap aku, tatap mataku saat berbicara denganku," ucap laki-laki tampan namun sedingin es di hadapanku.

Aku masih memalingkan wajahku darinya saat dia berbicara. Perlahan dia memegang daguku, lembut, hingga membuat daguku sedikit terangkat dan tatapanku lurus pada iris mata hazel-nya.

"Katakan jika kamu membenciku, katakan jika kamu menginginkanku pergi selamanya dari duniamu."

Dia, laki-laki yang sangat aku benci. Aku akan melakukan apa saja untuk bisa membunuhnya.

"Ya, aku membencimu, sangat membencimu. Apapun yang kamu lakukan tidak akan mengubah rasa itu, aku tetap membencimu hingga akhir hidupku."

Pistol .45 caliber yang ada di tanganku tepat menempel di dadanya, di jantungnya. Tetapi apa yang aku lakukan? kenapa aku tidak mampu menarik pelatuknya hanya dengan tatapannya yang semakin masuk ke dalam iris mataku?

'Gosh, apa yang terjadi padaku? Apa aku sudah benar-benar tertarik dengan pesonanya, my enemy?'

🍁🍁🍁🌿🌿🌿

Tristan

Genangan air jernih terlihat jelas di mata hitamnya yang indah, yang kini mulai memerah.

"Jika dengan membunuhku akan membuatmu lebih baik, bunuhlah aku."

"Pergi! Jangan pernah muncul di depanku lagi, selamanya. Hanya dengan melihatmu, membuatku sangat tersika. Pergi! Aku tidak ingin melihatmu lagi."

Aku masih memegang dagunya yang sedikit terangkat, menatapku dengan tajam walau air matanya sekarang mengalir di pipinya tanpa ada isakan tangis.

Perlahan aku mencium lembut bibirnya. Ciuman sepuluh detikku tanpa menuntut. Tidak ada penolakan darinya hingga aku melepaskan ciumanku.

"So, be it. Aku akan pastikan, kamu tidak akan pernah melihatku lagi, hingga akhir hidupmu."

DOR DOR DOR

Holly sh*t.

Dia tertembak di dadanya. Harusnya sniper itu menembakku, bukan dia. Baru kusadari dia sengaja mendorongku hingga peluru itu menembus dadanya.

Sekali lagi dia menyelamatkan hidupku. Dia pandai bermain pistol, tidak sepertiku. Sniper itu tertembak oleh pelurunya dan mati seketika.

"Aku benar-benar membencimu."

Berkali-kali dia mengatakan kalimat itu dengan air mata yang terus berlinang di pipinya. Tatapannya begitu sayu saat aku memangku dan memeluknya hingga bibirnya tidak bergerak lagi serta matanya tertutup.

'What did I do wrong in my past life, hingga dia sangat membenciku?'

🍁🍁🍁🌿🌿🌿

The Enemy in My Bed - #hackerseries 2.0 [✅] 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang