Chapter 97 - Do You Wanna Meet Him? (Part 2)

3.5K 276 12
                                    

Chloe

Dag dig dug

Kurasakan jantungku yang berdetak begitu kencang sekarang hanya mendengar suara itu. Bahkan aku masih berdiri mematung.   

"Masuklah," ucapnya lagi.

Entah apa yang terjadi denganku, aku tidak dapat berpikir dengan baik sekarang. Kakiku melangkah pelan, bahkan tanpa aku perintah dan berjalan menuju ke arahnya.

Senyum lembutnya terlihat begitu jelas sekarang.
Kurasakan pelukan eratnya saat aku berada tepat di depannya. Lagi, kurasakan dadaku sakit di dalam sana.

"Masuklah," kata yang sama kembali dia ucapkan dengan senyum yang begitu tulus.

"Hmm, aku, a.." kini suaraku tidak lagi lancar.

"It's okay, masuklah."

Seperti robot, aku hanya berjalan mengikutinya. Ruangan luas yang sama seperti sebelumnya.

"Duduklah, aku akan mengambilkanmu minum."

"Oh, hmm, tidak perlu, aku..aku.."

Pandanganku teralih, bukan lagi ke arah wanita cantik itu, namun laki-laki yang kini berdiri di belakangnya. Aku tahu dia, laki-laki yang tidak sadarkan diri sebelumnya, suami wanita cantik ini, ya, kakak laki-laki dari laki-laki yang akan aku habisi nyawanya.

"Kamu pasti Chloe," ucapnya dengan senyum.

Sesaat aku terdiam menatapnya. Ya, dia begitu tampan, seperti yang aku lihat sebelumnya, bahkan sekarang terlihat sangat tampan. Aku hanya mengangguk pelan. Lagi, aku kembali menatapnya, wanita cantik itu, bukan mata yang hazel dari laki-laki tampan itu yang lagi-lagi mengingatkanku akan dirinya.

"Sebaiknya aku pulang, hmm, maaf te.."

"Tidak," potong wanita cantik itu cepat, seperti tahu apa yang akan aku ucapkan, "istirahatlah sebentar, kamu pasti datang dari jauh."

Entah dari mana dia mengetahui aku menempuh perjalanan yang begitu jauh, bahkan hampir satu jam waktu yang aku butuhkan untuk mencapai tempat ini.
Sekali lagi, aku menatap laki-laki itu. Oh God, aku tidak mengerti arti tatapannya sekarang. Begitu datar, begitu dingin.

Apa dia mengetahui apa yang akan aku lakukan?

Apa aku begitu terbaca dari kegugupanku?

Oh no.

Aku kembali mengingat kalimat laki-laki yang akan aku habisi nyawanya sebelumnya, dia meminta pertolongan pada kakak laki-lakinya akan hal yang dia tidak bisa pecahkan sendiri, ini berarti kakaknya seperti dirinya, hacker, mungkin, oh pasti hacker yang jauh lebih hebat darinya, jika tidak dia tidak akan meminta bantuan kakak laki-lakinya.

Tunggu, apa dia mengetahui aku membawa pistol dalam tasku?

Apa dia dapat mendeteksi pistol itu bahkan sebelum aku memasuki rumahnya ini?

Tetapi, kenapa mereka masih memperbolehkan aku masuk?

Apa maksudnya?

Dadaku kembali sakit dan otakku begitu panas hanya memikirkan hal itu. Tanpa aku sadari aku meremas-remas jari tanganku sendiri hingga terasa begitu sakit.

"Aku, aku, permisi, hmm, ya, terima kasih."

Dengan cepat aku membungkukkan tubuhku, dan berbalik, tidak ingin menatap mereka, pandangan yang memancarkan hal yang tidak ingin aku lihat. Pancaran mata yang begitu terbalik dengan niatku, begitu lembut, begitu ramah. Belum sampai aku melangkahkan kakiku, suara lembut itu kembali membuatku mematung.

The Enemy in My Bed - #hackerseries 2.0 [✅] 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang