The Enemy in My Bed - #hackerseries 2.0 [✅] 🔚

Chapter 81 - Defend Or Strike (Part 1)

Semoga ga ada yang bilang lama updatenya😂😂😂
Semoga ga ada yang bilang part ini kurang panjang😜😜😜

Hepi reading
xoxo, io

Tristan

"Berapa lama?"

Itu bukan suaraku, namun suara lembut istri tercinta kakakku, Thea. Berdiri dengan begitu anggun di depan suaminya. Tidak hanya itu, dia mengalungkan tangannya dengan sempurna di leher Nathan. Dan Nathan, seperti biasa, dia memeluk dengan begitu erat tubuh ramping itu, serasa takut laki-laki di luar sana akan merebut wanitanya.

"Tiga jam, sayang," suara kakakku terdengar begitu jelas dari jarakku di sini, yang masih menunggunya di ruang keluarga, ya hanya berapa meter dari posisi mereka lebih tepatnya.

"Oh God, begitu lama."

"Perjalanan ke tempat itu satu jam, jadi aku butuh dua jam perjalanan untuk kembali padamu nanti, sayang. Dan, satu jam lagi untuk menyelesaikan urusan bocah sialan itu."

Sepintas, Nathan mengalihkan pandangannya ke arahku, dengan senyum tipisnya, lalu kembali menatap Thea yang terlihat hmm, khawatir, seperti biasa jika kakakku akan pergi meninggalkannya.

Oh, okay. Mungkin Aku bisa mengatakan hal itu sudah begitu lama, mungkin hampir tiga tahun, ya tentu saja setelah mereka menikah. Nathan tidak pernah meninggalkan Thea untuk urusan yang berhubungan dengan mafia brengs*k di luar sana. Kehidupan tenang lah yang mereka jalani sesudah menikah apalalgi setelah the triplet squad hadir meramaikan kehidupan kami.

"Kembalilah," ucapnya pelan dengan bibir yang sudah mencium bibir Nathan, "kembalilah secepat yang kamu bisa," sekali lagi dia mencium bibir suaminya, "kembalilah dengan selamat, kamu, juga Little T," dia melihatku saat mengucapkan namaku dengan senyum lembutnya dan kembali menatap Nathan.

Belum, aku belum mendengar suara Nathan, tentu saja dia begitu sibuk mencium istrinya. Oh, okay, aku masih menunggunya. Sekarang sepertinya, apa yang mereka lakukan bukan hanya green code namun yellow code, ya seperti itu, ciuman dalam juga panas hingga Thea tidak lagi menapakkan kakinya di lantai namun sudah melingkarkannya di pinggang Nathan.

Sebenarnya, hal yang mereka lakukan sekarang adalah hal yang biasa aku lihat jika berada di rumah kami ini. Sekali lagi, seperti itulah mereka.

Sekali, dua kali, Nathan mencium mata Thea dengan begitu lembut. Aku yakin mata hijau memikat itu penuh dengan genangan air jenih di dalamnya, "semuanya akan baik-baik saja, sayang."

Bukan lagi bagian wajah Thea yang Nathan cium namun pucuk kepalanya, memeluknya juga membenamkan wajah istrinya ke dadanya.

"Hmmm."