E.M.P.A.T

7K 1.1K 256
                                    

Rumah Sakit Jiwa

Warn!typo's and others

"Minki imo?"

"A-ah kau sudah pulang?"

Jihoon mengangguk

"Kemana appa dan eomma?"

"E-mm mereka pergi lagi"

Jihoon mengerutkan alisnya

"Pergi? Tapi ini baru 2 hari!"

"Maafkan imo, jihoon. Imo tidak bisa menahan orang tuamu untuk tidak pergi"

Jihoon berlari menuju kamarnya. Ia mengunci pintu. Setelah itu menangis dalam diam

Jihoon terus menangis, sampai tertidur

~~~

Pagi harinya jihoon terbangun dengan mata sembab

Ia melihat dirinya di pantulan cermin kamar mandi

"Ah bagaimana cara menghilangkannya?"

Jihoon yang sudah selesai mandi, langsung bersiap-siap dan memakai make up untuk menutupi mata sembabnya

Setelah itu jihoon keluar dari kamarnya dan berlalu begitu saja saat melihat bibi minki sedang duduk di meja makan

"JIHOON KAU HARUS SARAPAN DULU" bibi minki berteriak

Jihoon tidak memerdulikan teriakan tersebut dan terus berjalan

Ia menghentikan sebuah taksi dan menuju tempat kerja barunya

Iya, jihoon diterima di rsj gangseo sebagai asisten dari dr.minhyun

Sebenarnya kemarin malam jihoon sangat senang dan ingin menceritakannya kepada kedua orang tuanya

Tapi keinginan hanyalah keinginan. Kenyataan berkata lain

Jihoon marah, tentu saja.

Tapi dia tidak marah pada Minki imo-nya. Dia hanya ingin waktu sendiri

Jihoon sampai di tempat tujuannya dan segera membayar

Ia turun dan memasuki rumah sakit lalu menuju ruangan dr.minhyun

Setelah mengetuk pintu, jihoon memasuki ruangan dr.minhyun

Mereka bercengkrama sebentar dan dr.minhyun langsung memberi tugas kepada jihoon

"Tadi kau bilang nanti siang ada tes di perguruan tinggimu?"

"Iya dokter. Jadi saya ijin untuk hari ini hanya setengah hari. Apa..tidak apa-apa? Atau saya harus menggantinya dengan bekerja nanti malam?"

Dokter minhyun tertawa

"Tidak apa-apa, kau tidak perlu bekerja nanti malam. Lagipula aku yang sudah menyusahkanmu untuk menjadi asistenku. Karena nanti siang kau harus ijin, jadi sekarang aku akan memberimu tugas pertama"

Jihoon mendengarkan dengan seksama. Adrenalinnya tiba-tiba terpacu, entah kenapa

"Ada satu pasien yang sulit sekali diajak bicara"

"Namanya Lee Daehwi"

"Bisakah kau ajak dia bicara? Aku ingin kau menjadi temannya. Dia kelihatan kesepian"

Jihoon mengangguk mantap

"Apapun yang terjadi, aku akan berusaha keras untuk menjadi temannya"

"Haha kau memang anak muda yang penuh semangat. Biasanya dia mendekam di kamarnya dan hanya keluar di tengah malam untuk duduk sendiri di taman. Untuk lebih jelasnya kau bisa baca ini" minhyun menyerahkan sebuah dokumen

Rumah Sakit Jiwa [✔] - Panwink!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang