"Aku harus mengetahuinya guanlin" Air mata jihoon berhamburan tanpa diminta
"Karena aku juga menyukaimu"
/........................................................./
~ Rumah Sakit Jiwa ~
/.........................................................../
Guanlin menelan ludah dengan susah payah.
"A-aku.." Suaranya tertahan di tenggorokan
"Katakan" ucap Jihoon final
Guanlin terdiam, tubuhnya gemetar tapi segera ia kendalikan. Bayangan masa lalu terlintas di benaknya.
"Aku tidak bisa. Ini semua salah."
Jihoon mendekati Guanlin perlahan. Diangkatnya sebelah tangan kanannya untuk mengusap pipi guanlin dan tangan kirinya digunakan untuk menggenggam tangan Guanlin.
"Tidak ada yang salah dalam cinta. Semuanya bisa saja terjadi. Takdir tidak bisa dihindari" ucap Jihoon pelan. Jihoon berusaha meyakinkan Guanlin, Ia lalu menuntun Guanlin untuk duduk di kasurnya. Jihoon mengusap telapak tangan guanlin dengan ibu jarinya dengan lembut.
"Jelaskan padaku dari awal. Biar kita cari solusinya bersama-sama. Dan tatap mataku guanlin, aku harus tau kebenarannya."
Guanlin mencoba menatap mata indah Jihoon. Untuk kesekian kalinya, Guanlin memuja pahatan tuhan yang sangat sempurna didepan matanya. Ia lalu berdecak kagum
"Kau sangat cantik." ucap Guanlin dengan mata yang hanya terfokus pada Jihoon.
"Sudah lama aku ingin mengatakannya, tapi kata-kataku selalu tertahan ditenggorokan." Guanlin terkekeh pelan
Pipi Jihoon berubah warna menjadi sangat merah. Mirip tomat?
"Hentikan Guanlin, kita punya masalah serius disini. Jangan mengalihkan lagi pembicaraan."
"Aku tidak mengalihkan pembicaraan. Aku hanya ingin mencairkan suasana."
"Baiklah, oke. Sekarang jelaskan padaku. Jangan menutup-nutupi."
Guanlin tersenyum
"Aku seorang mata-mata. 1 tahun yang lalu, aku memiliki misi untuk memata-matai sekelompok mafia. Mereka bukan kelompok yang terlalu besar. Dan aku terlalu santai saat mematai mereka. Bodoh sekali memang. Ternyata mereka memasang jebakan dan aku tertangkap." Guanlin menepuk tangannya satu kali dengan keras di depan wajah Jihoon membuat Jihoon terkaget dibuatnya.
Flashback on
Jungkook menyelinap masuk kedalam markas sebuah mafia. Dengan keahliannya, ia mulai memukul pingsan lawan yang menghadangnya. Sedikit cedera bukan masalah untuknya.
Saat sudah sampai di tengah rumah. Ia melihat adiknya- Guanlin, sedang diikat dan dipukuli.
Jungkook memutar otak mencari cara untuk membawa kabur adiknya. Terlalu banyak tukang pukul yang berkumpul disana, mustahil kalau Jungkook berkelahi dengan mereka semua sekarang. Ia kekurangan orang. Namun, Guanlin yang sudah lemah dan sepertinya akan pingsan, diseret keluar dari sana. Jungkook mengikuti dengan perlahan dan hati-hati. Mereka membawa Guanlin menuju hutan dibelakang rumah besar ini.
Dalam keadaan gelap, karena memang sudah malam. Jungkook menajamkan indera penglihatannya. Ternyata mereka membawa Guanlin ke sungai! sialnya lagi, arus air sedang tinggi karena hujan baru saja turun beberapa jam yang lalu.
![](https://img.wattpad.com/cover/120681719-288-k350495.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Sakit Jiwa [✔] - Panwink!
FanfictionWarn!YAOI area PanWink/GuanHoon Area Apa yang salah dari mengurus orang gila? #1 in Lai #11 in Park #16 in GuanHoon #8 in PanWink