[ L ] - Lambaikan Tangan, Good Bye!

27.8K 3.8K 1K
                                    

Haloooo Esmeraldaa's
Bigimana kabarnya?
Udah lama banget nggak ngetik.😂 Padahal waktuku banyak. Cuma ga tau knp, kata2ku abis. Blm isi ulang. Mungkin krn aku jarang baca kali ya? Maunya dibacain ikrar sehidup semati aje. Syalalala

Follow IG-ku dong Vodcawhiskey
Di sana, aku menebar kehaluan yg hakiki. Thx.
Met malming. Jodoh kalian sudah ditiupkan ruhnya kok di dalam perut emaknya :P

Cek Mulmed. Hitam-putih from 420. Sedih lagunya😢

*"*"*


❤366 likes

M.Rizaka: Barangkali memang bukan aku.

...

Salsa nyaris berteriak mendapati postingan Rizaka untuk pertama kali selama dua minggu pasca lelaki itu menghilang total darinya. Menyambar ponsel, ia melompat dari sofa kamar Derian menuju balkon. Serta merta dihubunginya Zaka. Dengungan panjang tanda penghubung di sana merangsang senyum Salsa hingga lesung pipitnya tercetak jelas. Napasnya terembus lega saat panggilannya direspons di detik ketiga.

"Kaa... ya ampun, Kaaaaaa! Akhirnya kamu mau angkat telep---"

"Ka Zaka nggak ada. Ini Popi. Nanti hubungi lagi. Bye."

Hanya 15 detik Salsa mencicipi rasa lega, bunyi tut panjang kembali menggiringnya ke fase semula. Ia bersandar lemas di pegangan besi, meletakkan dagu lancipnya ke sana sembari mencoba menelepon Zaka lagi. Tepat ke tujuh kali, bunyi tut berganti suara wanita yang menginfokan bahwa nomor itu sudah tidak aktif.

"Kamu kenapa sih, Kaaa?" Salsa menggaruk-garuk rambut kritingnya. Frustrasi. Ada rasa tak puas pada cara Rizaka menyikapinya.

Seminggu Rizaka mendiami Salsa. Tak terhitung berapa ratus panggilan Salsa yang terabaikan. Salsa mem-bomb Rizaka di semua media yang bisa digunakan untuk mengoneksikannya dengan pria itu. Di LINE, WhatsApp, Path, Instagram, bahkan telepon rumah. Tapi, tak ada satu pun yang membawanya ke titik terang.

Salsa bukannya pura-pura lupa pada kejadian duaminggu lalu. Dia tahu dengan jelas alasan perubahan Rizaka tentu saja berkaitan dengan penolakannya malam itu. Hanya saja, ini pertama kali ia menghadapi Rizaka dalam mode brengsek. Rizaka yang biasa akan menelponnya setiap dua jam sekali, tetapi tak pernah putus mengiriminya chat. Rizaka yang secapek dan sesibuk apa pun, tapi selalu mampir ke kostannya meski hanya berdiri di depan pintu kamar barang 5 menit, asalkan bisa melihatnya, dan menoel telunjuk ke lesungnya, lalu pulang setelah bibir itu piknik sejenak di punggung tangannya. Kini, Zaka seperti di-set ke mode silent.

"Kalau kamu kayak gini, gimana caranya aku minta maa---" Salsa terdiam sejenak memikirkan kalimatnya.

Maaf? Salsa bahkan tak yakin ia ingin meminta maaf atas penolakannya. Sebab, Salsa akui, menolak berciuman dengan Rizaka memang pilihan terbaik untuknya saat itu.

Bagi Salsa, Rizaka ada benarnya: perempuan itu biasanya mengutamakan rasa.

Okay, dalam keadaan tertentu, mereka bisa memanipulasi hati: mau jalan bareng, bisa haha-hihi, bisa membiarkan tangan mereka dipegang, menyerahkan diri untuk dipeluk. Tapi, untuk kontak fisik dalam porsi intim seperti 'lip to lip' rasanya terlalu sulit untuk dilakukan.

Dictionary Of Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang