"Senja",kataku sambil menghirup nafas dalam-dalam. Awan dilangit tlah berubah menjadi jingga. Matahari perlahan bersembunyi pergi. Burung bertebangan seolah tak ada beban.
Wajahmu berlarian,
Di ingatanku setiap malam,
Perlahan-lahan mulai menjelma.Hanyut dalam air mata mengenang,
Sungai di pipiku mengurat jalan sunyi,
Mendekap rasa resah yang tiada hentinya.Ada saatnya keramahan, ketegaran dan kebahagiaan nampak hanya ilusi. Dalam kejujuran hatilah tersimpan sebuah kekecewaan.
Serupa langit dan matahari,
Kau berpijar di lain sisi dengan maksud menerangi,
Sementara aku menjadi gelap karena kau menjauh.Aku heran, apakah kau diciptakan untuk kurindukan? Jika iya, kapan rindu ini selesai? Dan bagaimana menyelesaikannya?
Ku kira rasaku sebatas air mengalir pada alurnya,
Ku kira pula rasaku hanya sebatas angin yang menggugurkan sehelai daun pun takkan mampu.
Semua serba ku kira.
Tetapi tidak rasaku yang terkiran padamu.Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan isyarat yg tak sempat disampaikan awan kepada hujan yg menjadikannya tiada.
Terkadang keadaan mengajarkan ku bahwa semua yang Indah belum tentu bisa untukku miliki.
"When you lose something you can't replace",lantunan musik yang ku dengar.
Kota yang penuh hiruk pikuk ini terasa sepi bagiku.
Ku pandangi gedung pencakar langit,
Tinggi bagai harapanku,
Harapanku tentang seseorang.Kinara Lesya Ramansyah
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja yang Perlahan Menghilang
Teen FictionKetika aku kesepian, senja datang seakan memberiku sayap.Melahirkan yang terkekang. Dan menjelma layaknya burung yg bebas. Aku pernah jatuh Cinta pada senja yang tenggelam di matamu. Hingga kini masih kuingat tatapan itu. Dimana tatapan yang membuat...