Part 8

59 1 0
                                    

Pagi telah menyambut ku kembali dengan sinarnya bak matahari yang cerah. Tiba-tiba aku mendengar suara bunda.

"Rara kamu sudah bangun?"

"Sudah bunda ada apa?"

"Buruan ke bawah ya, ada yang nyariin"

"Ooo iya bunda, bentar"

Aku mulai merapikan semuanya. Mulai ku langkahkan kaki menuju ke lantai bawah.

"Alvin"

"Iya aku tadi sengaja  tidak mengabarimu dulu. Btw aku sudah ijin pada bunda ingin mengajakmu pergi ke suatu tempat"

"Kamu mau ngajak aku kemana?"

"Nanti kamu tau sendiri"

"Iya sudah aku ganti baju dulu ya"

"Iya"

Beberapa menit kemudian..

"Aku sudah siap. Bunda, kak rey aku pergi dulu ya"

"Iya sayang hati-hati ya. Alvin jaga rara ya"

"Iya tante, kak rey"

Dalam perjalanan kenapa udaranya semakin dingin. Tak kusangka dia mengajakku menuju ke daerah pengunungan. Entah apa yang dia akan lakukan.

Beberapa jam yang kita lewati. Akhirnya sampai juga ke tempat yang di tuju.

"Kamu suka engga ra?"

"Suka,  Indah banget pemandangannya. Darimana kamu bisa nemuin tempat seindah ini vin?"

"Bisa dong kan aku alvin. Sini aku tunjukkan tempat yang jauh lebih Indah",sambil menarik tanganku.

Iya benar dugaanku, alvin mengajakku ke rumah pohon. Langkah demi langkah aku mulai menaikki tangga. Benar apa yang di katakan alvin tempat ini jauh lebih Indah daripada tempat yang sebelumnya.

"Kamu suka?"

"Suka, makasih ya alvin."

"Sama-sama rara"

"Ra kamu bisa mengungkapkan semua isi hati kamu disini. Aku tau ra hati kamu lagi rapuh, rapuh karena senja. Aku mengajakmu kesini aku hanya ingin kamu lega ra, luapkan semua isi hati kamu tentang senja. Maafkan aku ya ra, aku sudah berbohong kepada kamu soal note book itu. Aku sudah tau semuannya ra",lanjut alvin.

Seketika aku terdiam dan air mata ku sudah tak dapat aku bendung lagi.

"Kenapa kamu berbohong sama aku vin?  Aku engga suka diboongin."

"Maaf ra,  memang aku salah. Aku ingin kamu bisa lega ra dan di tempat sini kamu bisa meluapkan semua isi hati kamu ra."

"Senja aku merindukanmu.",teriak ku sambil meneteskan air mata.

"Senja kenapa kamu selalu menghiraukan keberadaanku. Apa rasa ku tak pantas untukmu. Kini sekarang di kehidupanmu ada sosok yang bisa buat hari-harimu bahagia. Tetapi berbeda dengan aku disini, dengan bayanganmu yang semakin menjelma di fikiranku", lanjutku.

"Aku merasa kasihan melihat rara yang benar-benar rapuh",batin alvin.

"Rara sudah cukup jangan menyakiti dirimu sendiri.",kata alvin sambil memelukku.

"Tetapi vin, aku sangat merindukan senja. Aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri. Semakin aku ingin melupakannya semakin menjelma bayangan wajahnya di fikiranku",jelasku sambil meneteskan air mata.

"Kinara, kamu berhak bahagia seperti senja sekarang mungkin dengan cara lain tidak harus memiliki senja kamu bisa bahagia. Banyak orang yang sayang sama kamu. Sekarang kita pulang ya. Matahari sudah menyebunyikan sinarnya,udaranya semakin dingin dan aku engga mau kamu sakit"

"Iya vin."

Beberapa jam kemudian, akhirnya sampai dirumah.

"Kinara, tenangin hati kamu ya. Inget kata-kataku tadi. Aku mau minta maaf sekali lagi karena aku sudah berbohong padamu, tetapi aku mempunyai alasan di balik ini semua".

"Iya vin, gapapa. Makasih buat semuanya, kamu hati-hati ya pulangnya"

"Iya kinara"

Langkahku menuju ke dalam rumah. Hati ini mulai tenang, luapan yang tertahan sudah aku keluarkan dengan teriakan tadi sore. Entah kau dengar apa tidak senja, tetapi aku berharap kau yang ada disitu bukan alvin.

"Rara, kamu sudah pulang?"

"Eh kak rey,  iya kak baru saja. Aku ke kamar dulu ya kak"

"Iya ra"

Entah kenapa alvin merasa sakit melihat kinara yang rapuh hanya gara-gara seorang yg dia cintai.

"Aku tak tau apa yg kurasakan sekarang, aku merasa sakit melihat kinara serapuh itu",batin alvin.

Kinara,
Ku kira aku bisa mewakilkan perasaan yg sedang kurasakan melalui perbuatan,
Ternyata tidak,
Aku tak berharap banyak perihal mendapat  balasan atas perasaan yang sedang ku rasakan,
Karena aku tau,
Hatimu bukanlah untukku.

Senja yang Perlahan Menghilang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang