Pagi yang cerah telah menyambutku. Aku melakukan aktivitas ku seperti biasa. Tiba-tiba aku melihat ada notif di handphoneku.
Alvin : Pagi rara.
Kanira : Pagi.
Alvin : Hati-Hati ya ke sekolah nya. Nanti jam 3 aku tunggu di kedai coffe.
Kanira : Okay.
Aku mulai menuju di sekolah.
"Non, nanti bapak jemput jam berapa?", tanya pak amir.
"Jam 3 aja pak soalnya nanti aku mau ketemu sama temen. ",kataku.
"Oo iya sudah non, nanti bapak jemput jam 3 ya non.", kata pak amir.
"Iya pak",kataku.
Tak kurasa aku sudah sampai disekolahku. Langkah ku mulai menuju ke kelas. Terpampanglah wajah sahabat-sahabatku.
"Hai ra"
"Hai"
"Kamu kemaren jadi beli buku ra?"
"Jadi ko, ini bukunya",kataku sambil memperlihatkan buku.
"Melepaskan atau Melupakan? ", kata Putri.
"Iya, itu karangan sastra william.",kataku.
"Oalah yang sering kamu beli novelnya itu?",kata Putri.
"Iya", jawabku.
Jam demi jam telah berlalu. Hingga waktu pulang telah tiba.
"Aku duluan ya guys",kataku.
"Iya hati-hati ya ra",sahut sahabatku.
Aku mulai menuju ke kedai coffe untuk menemui alvin.
Beberapa menit kemudian aku telah sampai di kedai coffe itu. Langkah ku pun menuju bangku kosong di sudut kedai itu. Tampaklah sosok yang kemarin baru saja ku kenal, siapa lagi kalau bukan Alvin.
"Hai",sapanya.
"Hai, udah lama ya nunggunya?",tanyaku.
"Engga ko baru saja", jawabnya.
"Oo iya ini bukunya",lanjut alvin sambil mengasihkan note book.
"Iya makasih ya. Aku kemaren engga sadar kalau buku itu jatuh, sampai rumah aku baru nyari buku itu dan ternyata di kamu untung saja tidak di orang laen karena buku itu punya banyak history",jelas ku.
"Hehehe iya aku tau ko kalau buku itu berharga buat kamu. Oo iya kamu mau pesen apa?, tanya alvin.
"Vanilla latte aja 1", kataku.
"Oo okay aku pesenin dulu", kata alvin.
"Iya",kataku.
"Aku tau kau menyembunyikan luka disenyummu yang retak. Kemarilah,aku akan menjagamu asalkan kau mau mengulurkan tanganmu",batin alvin sambil menatap kinara.
"Ini pesananmu",kata alvin.
"Makasih alvin", kata ku.
"Oo iya btw di buku mu itu bagian depan ada tulisan "Senja", emang ada apa tentang senja? ",tanya alvin.
"Engga papa ko",jawabku.
"Btw udah jam 5 nih aku duluan ya",lanjutku.
"Sini biar aku antar saja, kali ini jangan menolak ya.",kata alvin.
Beberapa menit kemudian aku tlah sampai dirumah. Memang jarak antara rumahku dan kedai coffe itu tidak lah terlalu jauh.
"Makasih ya untuk hari ini", kataku.
"Sama-sama",kata alvin.
"Tidak mampir dulu?", kataku.
"Tidak usah, kapan-kapan saja. Sudah dulu ya aku duluan",kata alvin.
"Iyaa hati hati",kataku.
"Iya",kata alvin.
Masuklah aku menuju kerumah.
"Rara",kata bunda.
"Iya bun, maaf ya bun aku pulang telat",kataku.
"Iya ra gapapa tadi pak amir sudah bilang ko sama bunda",jelas bunda.
"Kenapa tadi temennya engga di ajak masuk dek? ",tanya kak rey.
"Oo tadi si alvin kak, alvin buru-buru pulang kak katanya",jelas ku.
"Oo yasudah sekarang kamu istirahat pasti capek kan", kata kak rey.
"Iya kak. Bunda, kak rey aku ke kamar dulu ya",kataku.
"Iya rara",sahut mereka.
Hari ini sangatlah lelah untukku. Aku memegang mp3 kesayanganku. Entah kenapa aku ingin mendengarkan lagu "Club Eighties - Dari Hati".
Setiap detik aku memandang semesta,
Menikmati degup jantungku,
Andai saja engkau tau, senja.
Ada beberapa perasaan yg diam-diam tumbuh di dadaku,
Ku pikir rasa ini akan terbalaskan,
Tetapi kenyataannya tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja yang Perlahan Menghilang
Teen FictionKetika aku kesepian, senja datang seakan memberiku sayap.Melahirkan yang terkekang. Dan menjelma layaknya burung yg bebas. Aku pernah jatuh Cinta pada senja yang tenggelam di matamu. Hingga kini masih kuingat tatapan itu. Dimana tatapan yang membuat...