Part 2

98 4 1
                                    

Keesokan harinya, aku mengenakan pakaian casual karena hari ini ada pensi di sekolahku. Hati sudah tak sabar melihat idolaku. Aku berangkat lebih awal dari biasanya. Sesampai disekolah aku mendengar ada seseorang yg menyapaku.

"Hai rara", sapa sahabatku sambil melambaikan tangan.

"Hai", jawabku dengan senyum bak matahari pagi yang cerah. 

Memang diantara berlima akulah yang paling sering menunjukkan senyum kecilku dalam keadaan apapun. 

Dengan langkah semangat aku menghampiri mereka. Tak terasa beberapa menit lagi pensi sudah akan dimulai. Betapa senangnya aku dan sahabatku menikmati alunan demi alunan yang terdengar di telingaku.

Aku merasakan ada sosok tangan mungil yang menarikku. Ternyata itu tangan Resi.

"Ayo ke depan ra, aku engga kelihatan nih", katanya.

"Nanti aja res soalnya payung teduh juga belum tampil. Btw, aku haus nih aku mau beli minum dulu. Ada yang mau nitip engga ?",tanyaku.

"Iya aku nitip dong, cappuccino 2 ya ra",sahut delia dan yasmin.

"Okay!", sahutku.

Dengan langkah yang santai aku berjalan menuju kedai coffe diseberang.

"Mbk beli cappuccino nya 2 ya",kataku.

"Iya mbk tunggu dulu ya",kata barista.
Beberapa menit kemudian...

"Ini mbk pesanannya",kata barista.

"Oo iya mbk tambah satu lagi vanilla latte nya 1 ya",kataku.

Aku merasa ada seseorang yg berkata sama, dan aku merasa tidak asing dengan suara tersebut. Dengan rasa penasaran aku membalikkan badan, tempapanglah wajah seorang laki-laki.

"Hai, kamu gadis waktu itu kan? ",sapanya.

"Iya", kataku.

"Oo iya kenalin namaku Senja Kavindra Adyatma aku kelas 2 kamu bisa manggil kak senja ",katanya sambil mengulurkan tangan.

"Senja, nama yang Indah tapi sayang keindahannya hanya bisa dilihat sesaat",kataku.

"Hehehe, iya senja itu Indah. Btw, namamu siapa? ",tanyanya.

"Kinara Lesya ramansyah,  bisa dipanggil rara kak", kataku.

"Nama yang cantik", jawabnya.

Aku dengannya berbincang cukup lama.  Tak terasa pesananku dan dia sudah jadi.

Entah kenapa aku merasakan hal yang beda dari sosok kak senja. Aku begitu nyaman walaupun aku baru saja kenal dengannya. Apakah aku mulai suka? Entahlah aku tidak tau.

Tak lama kemudian sahabatku menghampiriku untuk mengajakku kembali ke acara pensi.  Tinggalah kak senja yg menatap ulah sahabatku dengan sedikit tertawa.

Entah kenapa fikiranku masih tertuju padanya.

"Rara, tadi itu siapa? ", tanya putri.

"Oo itu tadi itu kak senja dia kelas 2.",jawabku

"Ku kira dia sepantaran sama kita ra, habisnya cogan sih lumayan buat cuci mata hehehe", kata Putri.

"Ih apaan sih put kalau tau cogan aja segitunya",kataku.

"Hehehe engga, bercanda ko",kata Putri.

Suara hening pun terjadi pada kita. Tetapi berbeda denganku, entah kenapa aku merasakan ingin jauh lebih dalam mengenal dia.

Dia...
Dia yang membuat dunia ku berubah,
Hadirmu yang tanpa permisi mengisi ruang rahasia,
Entah darimana kau temui kunci tuk membuka gemboknya,
Yang pasti kini kau menjelma poros semesta hariku.

Senja yang Perlahan Menghilang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang