Part 6

82 2 2
                                    

Hari demi hari aku lalui. Aku hanya bisa melihatmu dari jauh tanpa bisa aku miliki. Aku datang padamu tanpa kamu sadari. Dan aku, mencintaimu tanpa pernah kamu pahami.

Entah ketiadaan apa semesta artikan, karena bagiku keberadaan sejati hanyalah ketiadaan. Dan senja kala itu menyudutkanku, pada satu sisi gelap tanpa cahaya.

Aku berusaha untuk mengerti pada kenyataan yang ada.

"Ra, kamu gapapa kan? ",tanya sahabatku.

"Engga papa ko" ,balasku sambil tersenyum.

"Eh gimana kalau kita maen kemana gitu mumpung ngga ada kerjaan nih",sahut delia.

"Ayo", balas Putri.

Hingga tiba di sebuah kedai es cream.Entah kenapa fikiranku terlintas bayangan seseorang.

"Hei ra, itu es cream nya udah dateng jangan cuma di lamunin aja ntar keburu meleleh lo",kata resi.

"Iyaa",balasku.

"Sudah ra gausah dipikirin lagi soal kak senja",sahut delia.

"Iya del sebetulnya aku juga sudah ingin melupakannya tetapi bayangannya selalu hadir di fikiranku",kataku.

"Iyaudah mending gini kamu nyari kesibukan apa gitu, yang bisa mengalihkan apa yang sedang kamu fikirkan. Dan kamu jadi engga  mikirin dia",lanjut delia.

"Iya del makasih ya sarannya",kataku.

"Sama-sama", jawab delia.

"Oo iya guys habis ini kalian pada kemana?  Soalnya aku jam 3 nanti mau pulang. Di rumah lagi ada acara, siapa yang mau ikut kerumahku banyak makanan lo hehe", kata delia.

"Aku mau ",sahut yasmin, Putri dan resi.

"La rara kamu engga ikut?",tanya delia.

"Engga, soalnya habis ini aku mau ke toko buku del. Maaf yaa aku engga isa ikut", kataku.

"Eh iya gapapa ra", kata delia.

"Kamu hati-hati ya", kata sahabatku.

"Iyaa guys makasih ya",kataku.

Dan kita pun berpisah di kedai coffe. Sementara aku memutuskan untuk pergi ke toko buku.

Sesampainya di sebuah toko buku. Langkah demi langkah aku tlusuri. Hingga sampainya aku menemukan buku "melepaskan atau bertahan".

"Hai, kamu suka karangan sastra william ya?",tanya seseorang.

"Iya aku suka karyanya", jawabku.

"Wah sama dong kita. Eh iya kita belum kenalan,  namaku Alvindra Altezza Wijaya  panggil saja alvin. Namamu siapa? ", tanya nya.

"Kinara Lesya Ramansyah, panggil saja rara", jawabku.

"Nama yang cantik",kata alvin.

"Makasih", jawabku.

"Btw, sejak kapan kamu menyukai karangan sastra william? ", tanya alvin.

"Sejak buku "Senja di batas Kota",mulai dari situlah aku menyukai karangan sastra william",jawabku.

"Oo "Senja di batas Kota" itu novel best seller dan disitu sastra william menulis ada quotes -terkadang yang Indah belum tentu bisa kita miliki termasuk cinta-",jelas alvin.

"Iya benar,  dan senja itu Indah tetapi sulit untuk aku miliki",kataku dengan  meneteskan air mata.

"Kamu kenapa ko menangis?",tanya alvin.

Senja yang Perlahan Menghilang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang