Part 19

141 8 2
                                    

Terkedip kedip aku memandang siling aras tiga ini . Aku melihat tubuhku yang berbungkus dengan selimut berwarna ungu . Sungguh panas . Dahiku yang penuh dengan jerawat ini terasa basah . Aku mengambil kain basah yang berwarna putih di atas dahiku . Apa semua ini ? 

    Kelihatan balkoni yang menjadi tempat lepak kegemaranku pada waktu malam terbuka luas . Angin dari luar menerbangkan kain langsir dengan damainya . Apa dah jadi semalam ? Aku tak boleh ingat apa yang aku buat semalam . 

     Kemudian , aku cuba untuk bangun dari katil untuk menggeliat . Aku mengerling jam dinding ungu yang cantik molek tergantung pada dinding . Ya tuhan , sudah pukul sebelas empat puluh lima pagi ! Adakah aku seorang perempuan ? 

    Tiba - tiba kedengaran sepasang tapak kaki menghampiri aras tiga ini . " Aisyah , are you okay ?". 

    Tengku Addrian Firdaus menghampiri bersama dulang di tangannya . Dia meletakkan dulang itu di atas meja kecil di tepi katil yang berisi semangkuk bubur , segelas air suam dan sepapan ubat . Untuk aku ? 

    " Are you feel okay ?" Dia memegang dahiku . Riak wajahnya jelas tampak kerisauan . Apahal ? 

" Okey ja ." Aku membalas pendek . 

    Memandang sahaja wajah lelaki ini , aku teringatkan peristiwa petang tadi . Yes , dia merajuk dengan diriku kerana hal yang tidak disengajakan . Dan , semasa menapak ke tingkat ini , aku terdengar dia menyebut nama sahabatku , Alyaa Nabiha . Dan itu membuat aku panas . 

    Namun , apa yang boleh aku buat ? Dia adalah majikan aku . Seorang yang aku harus hormat dan dambakan . Seorang yang perlu aku patuhi . Hal ini langsung tidak boleh dicampur aduk dengan hal kerja . 

    " Maaf , saya lambat bangun . Saya nak pergi mandi jap . Then , saya akan kerjakan apa yang awak suruh buat ," Aku dengan serius dan tertunduk mengungkap kata . Kini , aku harus melayannya seperti putera raja . Kerana ini waktu kerja . 

    Aku bangun untuk membersihkan diri . Namun , hampa . Kaki ku lemah untuk meninggalkan dirinya yang duduk di atas kerusi di hadapan ku . 

    " Aisyah ..." 

Dia memanggil lembut dan memegang pergelangan tanganku . Aku tidak tahu mengapa . Namun , ada sesuatu yang aku terlupa tentang dirinya . Teruk sungguh ingatanku semasa remaja ini . Seperti nenek tua ! 

    " Saya bagi cuti untuk awak hari ini . Tak payah kerja . Duduk ja kat sini ," Dia mengungkap kata . Dan aku terus melawan . 

    " Tak . Saya kerja hari ini ." 

    " No ! Awak demam panas ni . Tak sedar ke ? Yang awak tidur kat luar semalam apahal ? Teruk sangat dah panas ni ." Dia bersuara keras . Aku tersentap sedikit . Apahal menjerit depan muka aku nii ? 

   Namun, arahannya hanya aku turuti . Dia majikan . Aku ? Pembantu rumah . 

" Now , makan nii . Ibu yang masak . Lepas tuu makan ubat . Kalau tak boleh tahan lagi , kita pergi klinik ,". 

    Aku mengerling bubur nasi di tepi . Perut ku bergoncang dari semalam lagi namun aku tiada semangat untuk makan . Walaupun lelaki yang sangat aku cintai berada di hadapan . Dia mengambil mangkuk itu sepertinya ingin menyuapku . 

     " Tak payah , Fir . Saya boleh suap sendiri ." Dengan malasnya , aku mengambil mangkuk itu dari tangannya namun ditepisnya tangan kanan ku ini . " No . Saya suap . Awak tak sihat .". 

    Aku demam . Bukan cacat . 

Dengan itu , sesi suap menyuap berlangsung . 

     Namun , entah kenapa . Aku bagaikan terlupa sesuatu tentang dirinya . Kenapa otak aku jadi macam nii ? Apa yang aku buat semalam ? 

PELOBATIDIAWhere stories live. Discover now