Terkedip kedip aku memandang siling aras tiga ini . Aku melihat tubuhku yang berbungkus dengan selimut berwarna ungu . Sungguh panas . Dahiku yang penuh dengan jerawat ini terasa basah . Aku mengambil kain basah yang berwarna putih di atas dahiku . Apa semua ini ?
Kelihatan balkoni yang menjadi tempat lepak kegemaranku pada waktu malam terbuka luas . Angin dari luar menerbangkan kain langsir dengan damainya . Apa dah jadi semalam ? Aku tak boleh ingat apa yang aku buat semalam .
Kemudian , aku cuba untuk bangun dari katil untuk menggeliat . Aku mengerling jam dinding ungu yang cantik molek tergantung pada dinding . Ya tuhan , sudah pukul sebelas empat puluh lima pagi ! Adakah aku seorang perempuan ?
Tiba - tiba kedengaran sepasang tapak kaki menghampiri aras tiga ini . " Aisyah , are you okay ?".
Tengku Addrian Firdaus menghampiri bersama dulang di tangannya . Dia meletakkan dulang itu di atas meja kecil di tepi katil yang berisi semangkuk bubur , segelas air suam dan sepapan ubat . Untuk aku ?
" Are you feel okay ?" Dia memegang dahiku . Riak wajahnya jelas tampak kerisauan . Apahal ?
" Okey ja ." Aku membalas pendek .
Memandang sahaja wajah lelaki ini , aku teringatkan peristiwa petang tadi . Yes , dia merajuk dengan diriku kerana hal yang tidak disengajakan . Dan , semasa menapak ke tingkat ini , aku terdengar dia menyebut nama sahabatku , Alyaa Nabiha . Dan itu membuat aku panas .
Namun , apa yang boleh aku buat ? Dia adalah majikan aku . Seorang yang aku harus hormat dan dambakan . Seorang yang perlu aku patuhi . Hal ini langsung tidak boleh dicampur aduk dengan hal kerja .
" Maaf , saya lambat bangun . Saya nak pergi mandi jap . Then , saya akan kerjakan apa yang awak suruh buat ," Aku dengan serius dan tertunduk mengungkap kata . Kini , aku harus melayannya seperti putera raja . Kerana ini waktu kerja .
Aku bangun untuk membersihkan diri . Namun , hampa . Kaki ku lemah untuk meninggalkan dirinya yang duduk di atas kerusi di hadapan ku .
" Aisyah ..."
Dia memanggil lembut dan memegang pergelangan tanganku . Aku tidak tahu mengapa . Namun , ada sesuatu yang aku terlupa tentang dirinya . Teruk sungguh ingatanku semasa remaja ini . Seperti nenek tua !
" Saya bagi cuti untuk awak hari ini . Tak payah kerja . Duduk ja kat sini ," Dia mengungkap kata . Dan aku terus melawan .
" Tak . Saya kerja hari ini ."
" No ! Awak demam panas ni . Tak sedar ke ? Yang awak tidur kat luar semalam apahal ? Teruk sangat dah panas ni ." Dia bersuara keras . Aku tersentap sedikit . Apahal menjerit depan muka aku nii ?
Namun, arahannya hanya aku turuti . Dia majikan . Aku ? Pembantu rumah .
" Now , makan nii . Ibu yang masak . Lepas tuu makan ubat . Kalau tak boleh tahan lagi , kita pergi klinik ,".
Aku mengerling bubur nasi di tepi . Perut ku bergoncang dari semalam lagi namun aku tiada semangat untuk makan . Walaupun lelaki yang sangat aku cintai berada di hadapan . Dia mengambil mangkuk itu sepertinya ingin menyuapku .
" Tak payah , Fir . Saya boleh suap sendiri ." Dengan malasnya , aku mengambil mangkuk itu dari tangannya namun ditepisnya tangan kanan ku ini . " No . Saya suap . Awak tak sihat .".
Aku demam . Bukan cacat .
Dengan itu , sesi suap menyuap berlangsung .
Namun , entah kenapa . Aku bagaikan terlupa sesuatu tentang dirinya . Kenapa otak aku jadi macam nii ? Apa yang aku buat semalam ?
YOU ARE READING
PELOBATIDIA
Teen FictionMengapa aku dilahirkan dengan rupa sebegini ? Mengapa aku memiliki wajah ini ? Mengapa aku harus tempuh kisah hidup ini ? Mengapa ? Mengapa ?! Pabila hodoh , diri dicemuhi . Pabila cantik , diri dirogoli . Pabila bijak , diri diumpati . Pabila m...