Tengku Addrian Firdaus memanggil namaku dengan cemas . Aku kaget . Segera dilepaskan novel itu , dan menghampirinya di pintu .
" Ada apa ?" Pertanyaanku juga berbau cemas .
Setelah tiga saat , kami berpandangan mata , Tengku Addrian Firdaus melepaskan nafas kelegaan .
" Ada apa ?" Aku bertanya sekali lagi .
" I called your name for a thousand time . Awak tak jawab . Saya ingat rumah ni kena rompak . Asal duduk sini ?" Dia menutup pintu kuat . Nadanya tinggi sedikit . Aku pula yang gemuruh .
" Saya nak baca buku ." Dengan menunduk aku menjawab tergagap gagap . Takut untuk membuat eye contact dengan mata helangnya .
Keluhan membalas jawapan ku . Dia bercekak pinggang . Menahan marah mungkin . Tetapi mengapa perlu marah ?
" Maaf ," Satu perkataan muncul dari mulutku . Entah mengapa cepat sahaja perkataan itu dimuntahkan , walhal , aku juga tidak tahu apa kesalahan ku .
" I'm not mad to you . I'm worried about you ." Suara belas nya muncul pula . Adakah dia menghadapi sejenis syndrome . Kadang marah , kadang sedih , risau pula . Aku bingung .
Dia yang menghilang dahulu , fikir aku tidak risau ? Entah apa yang dibuatnya di dalam bilik nya .
Setelah beberapa ketika membisu , Tengku Addrian Firdaus melabuhkan punggung di atas sofa itu . Aku memerhati sahaja pergerakannya .
" Saya ambilkan air , jap ." Supaya tidak mahu suasana beku dan kaku , aku mencalonkan diri untuk beredar sebentar .
" Ice – cream , please " Dia memesan yang lain sambil menyandarkan badannya pada sofa dan memejamkan mata . Mungkin ingin menelap .
Aku segera keluar untuk mengambil apa yang dipesan . Huh , gemuruh hilang sebentar .
Aku kembali dengan menatang sedulang yang berisi sebekas ais krim coklat oreo bersama sudu .
Mengetuk dahulu pintu lalu masuk untuk memberi makanan yang dipesan . Aku meletakkan dulang itu di atas meja di hadapannya lalu berdiri di sisinya untuk menerima arahan yang seterusnya .
Dia menepuk sofa di tepinya . Memberi isyarat menyuruh ku duduk . Di tangannya , terdapat sebuah novel bertajuk ' Suamiku Ketua Gengster '. Novel yang aku ingin baca tadi tetapi tidak jadi kerana jeritannya .
" You like this novel ?" Dia bertanya . Suaranya seperti sedia kala . Lembut hingga ke sanubari . Aku tidak mengangguk tidak juga menggeleng . Aku belum baca .
" Saya belum baca lagi ."
" Why you pick this novel ?"
" Sebab tajuk dia menarik ?" Jawapanku bernada soalan .
" Dah baca synopsis dia ?"
" Dah ." Aku menjawab yakin .
" Siapa hero dia ?" Dia bertanya lagi . Aku membuat muka tanda tanya . Baca je lah synopsis kat belakang tu .
" Tengku Ishaan Danish ." Aku menjawab sahaja . Tugas sebagai pembantu rumah , menjawab dan membuat .
" Heroin dia ?"
" Nurul Sarah Sulaiman ."
" Ouw , so , Tengku Ishaan Danish la ketua gangster dalam cerita ni ?" Tengku Addrian Firdaus bertanya sambil mencapai aiskrim di hadapan lalu membuka penutupnya .
" Yes , kenapa ?" Aku masih tidak faham apa yang dimahukannya . Diperhati sahaja kelakuannya yang mencapai sudu itu . Lalu aiskrim itu disuakan ke dalam mulutnya .
YOU ARE READING
PELOBATIDIA
Ficção AdolescenteMengapa aku dilahirkan dengan rupa sebegini ? Mengapa aku memiliki wajah ini ? Mengapa aku harus tempuh kisah hidup ini ? Mengapa ? Mengapa ?! Pabila hodoh , diri dicemuhi . Pabila cantik , diri dirogoli . Pabila bijak , diri diumpati . Pabila m...