Author's Note :D
Lagi BT, jadi update aja untuk menghibur hati. Hahahaha...
Selamat Menikmati Abi!
________________________
"Weeits, Denmas Abi teko! Wis nggak ngambek maneh ta, Bi?" sapa Dido saat dilihatnya Abi berjalan mendekati amben. Wajah Abi terlihat segar semringah dengan rambut basah seperti pengantin baru.
"Sik. Tapi aku durung nggarap tugas. Bon, ngopi Despel-mu," Abi mengulurkan tangan, meminta tugas Bono. Bono mencibir.
"Nggak tahu malu banget sih, Bi! Ngambek iya, minjem tugas jalan terus," sindir Bono.
"Itu namanya cerdas, Bon. Cepetan ah! Keburu masuk ini!" paksa Abi.
"Ancene Abi gemblung," ujar Dido sambil terkekeh. Abi melirik Dido yang sedang leyeh-leyeh tiduran di amben. Lalu dengan tampang polos, Abi menumbukkan ranselnya yang super berat karena berisi Macbook Pro 15" ke selangkangan Dido.
"Jancuk! Endhogku, Cuk!" Dido bangun dari posisinya, memegangi selangkangannya sambil berteriak kesakitan.
"Jahat lo, Bi!" Bono ngakak. Malik geleng-geleng kepala melihat kelakuan Abi.
"Lek aku mandul, koen tak tuntut!" omel Dido sambil berusaha menyambit Abi dengan Chuck Taylor bututnya.
"Itu karena kemaren doain aku putus!"
"Bono yang doain, bukan aku!"
"Ih, Bono kan nggak doain putus! Cuma nyuruh ati-ati, tar patah hati..."
"Itu namanya doain putus!" Abi mendelik sewot ke arah Bono.
"Nggak Bono pinjemin tugas lho," Bono nyengir sambil mengacungkan flash-disc pink My Melody kesayangannya.
Abi menyambar flash-disc itu buru-buru. Sebete-betenya dia sama Bono, masih lebih takut sama Pak Sunandar. Bono bisa menunggu.
"Baikan ya, Bi..." ujar Bono sambil duduk di samping Abi yang sedang menyalakan Macbook-nya.
"Koyo arek cilik ae, titik-titik ngambek," Dido menoyor kepala Abi, masih kesal karena masa depannya terancam. Untung sakitnya nggak lama-lama banget.
"Tuh, tuh! Bu Campa datang, Bi!" teriak Bono heboh. Hadheh, ni anak.
Abi melirik mobil Campa yang memasuki parkiran. Mengamati lekat saat Campa keluar mobil, lalu menyalakan alarm. Berjalan anggun ke arah gedung kampus. Ah, Campa cantik sekali hari ini.
"Bi, kedip, Bi! Kedip! Ngeliatnya nggak usah gitu juga kali," Bono terkikik melihat Abi yang terpukau melihat Campa.
"Aurane wong sing duwe pacar iku bedo, yo. Bu Campa kethok tambah uaayuuu..." Dido ikutan menatap Bu Campa tanpa kedip.
"Ati-ati kalau ngomong, Do. Ntar lo dibikin mandul beneran sama Abi," Bono melirik Abi yang cemberut mendengar omongan Dido.
"Jadi nanti mau makan siang bareng, Bi?" tanya Malik.
"Mmm, jadi. Enak e tak ajak nandi yo? Durung gajian..." Abi meringis.
"Mau kemana? Ikut!" teriak Bono riang.
"Malese! Moh! Moso kencan ngajak rombongan, Bon!" omel Abi kesal.
"Tar Bono utangin deh..." Bono nyengir. Abi mencibir.
"Ajak aja ke mana kek, yang rame. Biar nggak ngundang setan," ujar Dido.
"Guayamu, Do! Koen lek pacaran yo mojok ae," ledek Malik.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENANGA (n)
Romance"Ingat kata Mami, Campa. Kamu harus jadi perempuan yang hebat. Perempuan yang kuat dan tangguh. Perempuan yang tidak akan goyah karena apa pun. Perempuan yang membuat semua laki-laki bertekuk lutut di hadapanmu, tanpa kecuali!"