Chapter 7

2.3K 249 9
                                    

Kali ini, Hinata benar-benar merasa aneh dengan pakaian yang ia kenakan. Semua milik ibunya. Dia malu mengakuinya kepada Ino bahwa selama ini, bahkan ibunya lebih kurus daripada dirinya. Ino tersenyum mengerti. "Menurutku, itu cocok untukmu," kata Ino padanya.

Hinata mengenakan kemeja ungu muda bergaris-garis vertikal tipis berwarna merah muda. Jeans berbahan washed denim berwarna biru yang agak kusam terasa sempit di pinggul Hinata. Namun, itulah celana ibunya yang paling besar.

Wajahnya dipoles make up sederhana. Bukan keinginannya, Ino lah yang tak tahan membiarkan wajahnya polos. Rambut gelapnya diikat ekor kuda seperti milik Ino.

Seumur hidupnya, Hinata tak pernah membayangkan dirinya akan berdiri di tempat yang paling tidak disukainya. Taman Bunkyo sangat ramai malam itu. Dia tak mampu merasa tenang dan merasa iri pada orang-orang yang duduk di kursi VIP, tepat di sekitar catwalk. Sementara Ino tak sedikit pun terganggu.

Saat ini model-model Mitarashi Anko sedang berjalan di atas catwalk. Model wanita diselingi model pria, kemudian akhirnya mereka berjalan berpasang-pasangan. Hinata heran melihat mereka semua, terhitung sangat cepat berganti pakaian. Di antara model-model itu, ada seseorang yang mulai dikenalnya beberapa minggu lalu, Ginger Gerard. Wanita itu berjalan dengan tegas dan lugas, sangat menawan, semua orang kelihatannya hanya fokus terhadapnya, meskipun di depan dan belakang wanita itu ada model lainnya.

"Banyak orang yang datang ke sini hanya untuk melihat Ginger Gerard, mereka jadi lupa untuk melihat mode pakaiannya. Ini kali pertama dia tampil di Konoha Fashion Festival," kata Ino. "Ah, tapi, kita ke sini untuk melihat Sakura," tambahnya.

Memang benar. Setidaknya itulah yang dikatakan Hinata pada Sakura saat ia menelepon Sakura seminggu lalu. Karena Hinata yang memberikan keberuntungan itu kepadanya, Sakura dengan senang hati mengundang Hinata untuk melihatnya. Dan itulah mengapa Hinata bersama Ino saat ini. Tetapi, sesungguhnya Hinata hanya ingin melihat Hatake Kyousuke.

"Wajar saja, dia memang sangat cantik," kata Hinata lesu.

...

Uchiha Mikoto sangat sibuk pada puncak pagelaran mode terbesar di Konoha. Selain menampilkan karya-karya terbaiknya, dia harus membuatkan gaun khusus untuk pemenang undian dari Akasuna karena sudah terikat kontrak.

Rambut merah muda, panjang dan sedikit bergelombang. Kulit putih bening, tanpa belang maupun noda cokelat yang biasa muncul akibat paparan sinar mentari. Mata besar berwarna hijau bak emerald yang memancarkan keceriaan. Hidung ramping dan mancung memperindah wajah cantik nan feminin milik Haruno Sakura. Sangat pas dengan tubuh proporsional milik gadis itu. Meskipun jidat gadis itu terbilang lebar, namun justru itulah ciri khas yang membuat Mikoto tak mampu berhenti berdecak kagum setiap kali mereka saling berpandangan.

Muse seolah hidup dalam sosok Haruno Sakura. Begitu nyata, sehingga Mikoto percaya bahwa keberadaan Dewa dan Dewi bukanlah sekadar mitos.

Sial bagi Mikoto yang baru menemukan Sakura. Padahal, menurut pengakuan Sakura, ia telah beberapa kali mengikuti audisi pencarian model, namun tak pernah menang, ia pun tak pernah mendapatkan kontrak kerja.

"Kalau kita bertemu lebih cepat, aku sudah mendapatkan jutaan inspirasi untuk karya-karyaku," ujar Mikoto, penuh kekaguman, ia memegangi tangan Sakura.

Seulas senyum diberikan Sakura. "Sekarang masih belum begitu terlambat, kok, Bi," kata Sakura tulus.

Tak pernah Sakura menyangka dia akan mendapatkan gaun pernikahan sebagus yang dia kenakan saat ini. Gaun putih dengan bordiran bunga sakura di sekelilingnya, mulai dari bagian dada, kemudian melintang ke bagian belakang, tepat di pinggang, diteruskan ke bagian depan, terus berputar sampai ke ujung gaun.

Tidak CocokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang