Chapter 13

2.1K 202 10
                                    

Lewat tengah malam, Sakura berbaring di ranjangnya, dia berusaha tidur. Namun, masih berpikir mungkin sebentar lagi ponselnya akan berbunyi. Pesan line dari Naruto, video call dari Naruto, panggilan suara dari Naruto atau chat whatsapp dari Naruto. Sebelum tidur biasanya pria pirang itu mengirimi pesan yang bunyinya sama ke semua aplikasi yang terinstal di ponsel Sakura.

Sakura kembali memeriksa ponselnya yang tergeletak di atas perutnya dengan posisi terbalik. Matanya kembali menyipit tajam. Dia menggeram kesal. Tanda sinyal di layar ponsel masih kosong. Kedua nomornya. Wajar belum berbunyi.

Masalah apa sebenarnya yang terjadi pada jaringan komunikasi klan Yamanaka?

Sejak pukul delapan malam, Sakura tidak bisa menelepon dan mengirim SMS, apalagi berselancar di internet. Seperti ada yang sengaja memblokir nomornya.

Sakura sudah mengadukan masalah ini pada pihak operator dengan telepon rumah, namun respon mereka lumayan lambat. Yamanaka Ino yang tadi dia telepon pun tak tahu menahu soal ini. Katanya, gadis pirang itu juga menghadapi masalah yang sama. Wifi di rumah Ino pun seolah mengalami kesalahan sistem.

"Masalah seperti itu sering terjadi. Mungkin besok kembali membaik," kata Ino padanya di telepon pukul sembilan tadi.

Itu jelas tidak normal, pikir Sakura.

Di awal musim dingin ini sama sekali belum ada badai salju. Semuanya masih tenang. Jadi, fenomena apa yang mendukung kerusakan sistem. Seorang hacker? Bisa jadi, Yamanaka punya begitu banyak saingan di bidangnya.

Apa yang sedang dilakukan Naruto sekarang?

Ah, mungkin pria itu masih menelepon, membujuk Kyousuke untuk segera kembali ke Jepang.

Sakura menggeser ponselnya ke kanan dengan kasar, sampai terjatuh ke permukaan ranjang tidak jauh dari tubuhnya. Dia memiringkan tubuhnya ke kiri, kemudian memeluk guling bersarung merah muda.

Kasihan sekali Hinata. Sakura mendengus. Dia kemudian memejamkan mata sambil mengingat-ingat bagaimana kerinduan memenuhi sorot mata Hinata kala dia mengajak gadis itu menonton Youtube.

Semua tontonan mereka tak jauh-jauh dari Hatake Kyousuke.

Tawaran kerja membanjiri telepon Kakashi semenjak Kyousuke keluar dari penjara. Sejak dulu, begitu banyak orang yang berminat pada Kyousuke, hanya saja Kyousuke terlalu pemilih. Namun, sekarang semua tawaran itu diterima. Sakura mengerti itu hanya alasan bagi Kyou untuk melarikan diri. Sementara, katanya, berusaha menumpuk rindu untuk kekasihnya, supaya rasa rindu itu cukup besar untuk memerangi segala bayangan buruk itu.

Masalah pemukulan di bulan Agustus lalu sama sekali tidak memberikan dampak buruk pada ketenaran Si Seksi. Tentu. Madara melayangkan puluhan ancaman kepada keluarga Ootsutsuki hanya dengan satu kalimat.

"Belakangan harga saham cepat berubah."

Terdengar lembut. Tetapi, itu merupakan pertanda dari permulaan sebuah kekejaman tak berujung yang segera dilaksanakan Madara bila saja Ootsutsuki tak menurutinya. Sakura merinding ngeri kala mendengar hal itu dari Naruto. Padahal, Toneri jelas sekarat setelah peristiwa nahas yang menimpanya, nyaris mati. Koma selama tiga minggu dan sekarang tulang-tulangnya masih dalam masa pemulihan.

Ootsutsuki tidak punya pilihan lain selain menolak mengajukan tuntutan yang disarankan pengacara keluarga mereka dan menutup mulut tentang Uchiha Sasuke.

Menurut Sakura, memang sebaiknya Ootsutsuki tidak mengajukan tuntutan, karena anak mereka bisa dituntut balik atas tuduhan pelecehan. Tidak ada yang mau masalah sesungguhnya tercium publik. Selama ini publik hanya tahu, Kyousuke marah karena Toneri menjebaknya dalam sebuah kerja sama yang tidak diinginkan Kyou. Masalah penandatangan kontrak kerja, begitu mereka menipu publik.

Tidak CocokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang