Chapter 14

2.4K 216 10
                                    

Hinata, kau tahu tidak? Aku pernah menangkap basah Sasuke bercinta dengan seorang perempuan Jepang berdarah campuran Italia di salah satu gang sempit di distrik Myoboku. Kau tahu, 'kan, itu pelanggaran hukum? Walau ringan, tetap saja memalukan.

Sebuah ponsel pintar merk Nara dihadapkan tepat di depan wajah Sasuke. Aplikasi Whatsapp terbuka menampilkan ruang obrolan Sasori dengan Hinata, di bagian atasnya berisi obrolan yang telah lalu. Di bagian bawah, tepat di kotak ketik pesan, pesan menjijikkan itu terketik dengan rapi. Tinggal meletakkan jari telunjuk di sebuah gambar pesawat kertas di sebelah kanan pesan, dan pesan itu pun akan dikirim ke nomor Whatsapp Hinata.

Pagi ini, pria berambut merah itu datang untuk melihat keadaan Hinata setelah tiga minggu lalu dia menemukan gadis itu tergeletak di jalan berlapis salju. Namun sayang, Uchiha Sasuke melarangnya menemui Hinata. Katanya, Hinata tidak bisa diganggu lah, dia sedang bersantai lah. Memang dia pikir Sasori akan percaya?

Sasori tersenyum miring kala mendapati kening Sasuke yang mengerut. Mati, kau, Uchiha!

"Bagaimana? Aku sih tidak masalah kalau tidak diperbolehkan menemuinya. Aku bisa mengajaknya chattingdi Whatsapp."

Hinata tahu dengan jelas dan pasti bahwa masa lalu Sasuke penuh dengan wanita dan ranjang. Tetapi, siapa wanitanya dan di mana dia melakukannya, bukan hal yang harus diketahui Hinata. Terlebih ada sepotong cerita yang memalukan di sana.

Semua itu berawal dari tantangan yang dilontarkan pria misterius yang memperkenalkan dirinya sebagai Utakata di sebuah kelab malam. Dia menerima tantangan itu sambil berpikir dia akan mendapatkan pengalaman bercinta yang baru, penuh sensasi, sekaligus mempecundangi Akasuna Sasori.

Entahlah. Dulu Sasuke selalu merasa senang jika dia berhasil melakukan pelanggaran hukum tanpa diketahui penegak hukum. Tetapi, satu hari itu dia tertangkap. Kakeknya, ayahnya, kakaknya, bahkan ibunya pun, menertawakannya selama berbulan-bulan untuk kasus pelanggaran hukum itu. Bercinta di area publik? Baginya kasus itu lebih berat daripada kasus penembakan.

"Kau tahu dengan pasti aku menyimpan banyak rahasia tentang dirimu," kata Sasori lagi. "Kau mungkin bisa menyingkirkan Ootsutsuki Toneri itu dengan ancaman, tetapi itu tidak berlaku untukku.

"Kau bisa melakukan hal lain selagi aku berbicara dengannya. Tak perlu cemas, aku bukan tipe yang akan melakukan hal rendahan seperti Toneri. Lagipula, bagian terpenting dari kedatanganku bukan mengantarkan ini." Sasori menunjukkan sebuket anggrek merah muda yang ia bawa sambil menyeringai.

Sasuke mengangkat sebelah alisnya, kemudian memandang Sasori dengan waspada. "Maksudmu?" tanyanya.

"Aku perlu berbicara denganmu. Ini menyangkut hidup dan matimu, Uchiha Sasuke!"

©Rosetta Halim

©Masashi Kishimoto

Taman di atap mansion menjadi tempat pilihan Hinata selama menenangkan diri. Berada di bawah guyuran salju mungkin dapat membantunya memadamkan api gelisah.

Kuliahnya sudah berlangsung selama seminggu. Tetapi, dia masih di sini, bersama Sasuke di kediaman Madara.

Bukan masalah ada sesuatu yang tidak bisa dia pelajari. Tetapi, masalahnya tidak ada satu orang pun yang bisa dia hadapi.

Tiga minggu ini Hinata tidak pergi ke mana pun. Alasannya masih sakit.

Omong kosong! Uchiha Madara membayar dokter terbaik di Jepang untuk menyembuhkan lukanya lebih cepat dan menghilangkan bekas lukanya. Dia tidak mengalami luka dalam selain di lehernya, selebihnya hanya luka luar.

Tidak CocokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang