Gadis itu menatap dirinya di depan cermin, ia memainkan rambut panjangnya yang bewarna hitam bagaikan langit malam, menyisirnya pelan menggunakan tangannya yang indah.
Kimono merahnya sedikit bergoyang saat ia mulai bergerak.
"Kenapa kau melakukan ini padaku?...."
Gadis itu menatap bayangan pantulan pria di belakangnya dengan sendu. Menuntut sebuah jawaban.
"Kenapa kau tak menjawabku?..."
Sekali lagi, gadis itu menatap bayangan pria di belakangnya dari pantulan cermin, kali ini kilatan kemarahan mulai tampak di matanya.
"Aku mengutukmu, Susano'o-sama!"
Selanjutnya, hanya pecahan kaca dan pantulan mata merah yang mengisi mimpinya.
.
.
.
"TEEMMEEE!!"
Sasuke membuka matanya secara cepat, nafasnya kini tidak beraturan, keringat dingin mulai membanjiri keningnya, tubuhnya bahkan mulai bergetar.
Roh-roh yang biasanya berkeliaran di kamarnya kini meringkuk ketakutan di pojok ruangan, dengan aura gelap yang tampa sadar ia keluarkan.
Apa itu tadi? Siapa gadis itu? Kenapa dia memanggil namanya?
Sasuke mencoba bersandar di kepala kasur, memegang kepalanya yang sakit, ia menatap kearah langit-langit kamarnya.
Ada apa sebenarnya? Kenapa sekarang dirinya mulai banyak mendapat kilasan-kilasan aneh?
"OY TEME!!!"
Pukulan keras di kepalanya menyadarkan Sasuke dari lamunannya, membuatnya sedikit terhuyung dari kasurnya.
Sialan, siapa yang berani-berani melakukan hal ini padanya!.
"AKU MEMANGGILMU DARI TADI, APA KAU TULI HAH?!"
Naruto berdiri di samping kasur Sasuke dengan tangannya yang membawa tas. Ia menatap Sasuke yang masih menunduk dengan heran.
Hei apakah pukulan tasnya sekeras itu sampai Sasuke tidak bergerak?
Naruto mencoba tidak peduli, salah Sasuke sendiri, kenapa meninggalkan dirinya sendirian di kelas tadi sore, padahal Sasuke bisa saja membangunkannya, dan mengajaknya pulang bersama, Naruto bahkan hampir terkunci disana tadi!.
"Teme, kau masih hidup?"
Tapi namanya juga Naruto, ia selalu bertindak duluan dan menyesal kemudian, dan sekarang ia mulai menyesal, ia tidak melihat tanda-tanda Sasuke bergerak dari posisinya. Ia memegang bahu Sasuke pelan, mulai khawatir. Tsk, jangan bilang Sasuke mulai di rasuki oleh roh-roh yang Naruto panggil untuk mengerjai si bungsu Uchiha ini di kediamannya. Tapi saat Naruto melihat sekeliling kamar, ia hanya bisa merasakan bahwa adanya bekas aura spiritual, tapi penampakan mereka telah hilang dari tadi.
"Sasuke... kau tidak apa-apa?"
Naruto jadi khawatir sendiri, jika sampai terjadi apa-apa dengan Sasuke, Ibu-nya Kushina tentu akan menggantungnya di pohon Shinboku, atau lebih parahnya, menyuruh Shirayuki membekukan dirinya sampai pagi!.
Naruto kadang heran sendiri, kenapa Sasuke bisa lebih di sayangi oleh Ibunya daripada Naruto yang notabene adalah anak kandungnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Kami-sama
Hayran KurguNaruto dan Sasuke itu remaja tanggung yang tidak pernah akur, semua bahkan tau dengan kelakuan mereka berdua. Setiap bertemu pasti saling menghina dan baku hantam... Tapi bagaimana jika mereka berdua adalah Reinkarnasi dari Dewi Amaterasu dan Dewa S...