Chapter 11A

6.5K 503 11
                                    

Rain linglung harus kemana. Pengennya sih nyari Vero, tapi kan niatnya tadi cuma buat ngehindar dari Anna sama Elma.

Saat Rain sedang berjalan, ia tidak sadar bahwa di depannya ada seseorang yang keluar dari suatu ruangan. Karena sama-sama tidak melihat. Alhasil, mereka bertubrukan dan terjatuh.

"Aigoo."

"Aduh," Rain melihat pelaku penubruk, juga sang pelaku melihat Rain.

"Rain-ssi."

"Yoongi-ssi," pekik Rain.

Yoongi segera bangun diikuti oleh Rain. Yoongi celingak-celinguk. Merasa tidak ada orang yang lewat, Yoongi menarik paksa Rain ke ruangan yang berada di dekat mereka.

Rain mengaduh kesakitan karena tarikan Yoongi yang termasuk keras.

Yoongi mengajak Rain duduk di salah satu sofa disana.

"Waeyo?" tanya Rain malas. (Ada apa?)

Yoongi meletakkan kertas yang di pegangnya di atas meja di depannya. "Kau harus membantuku dalam mempelajari bahasa indonesia."

"WHAT?!!" pekik Rain. Yoongi yang berada di sebelah Rain, langsung menutup telinganya.

"Aishh, bisa tidak kau hilangkan kebiasaan memekikmu itu. Suaramu itu cempreng," omel Yoongi.

Rain berkacak pinggang. "Seharusnya kau menjelaskan dengan jelas maksudmu itu."

"Aishh, otakmu saja yang lama," kata Yoongi pedas.

Rain jengkel. Ia menunjuk-nunjuk tepat di depan wajah Yoongi, membuat Yoongi memundurkan kepalanya. "Yak, yak, yak! Tadi siapa yang meminta bantuanku."

Yoongi melipat tangannya di dadanya seraya menatap angkuh Rain. "Memang ada yang bilang kalau aku meminta bantuanmu?"

Skakmat. Rain langsung menurunkan tangannya. Dalam urusan balas membalas atau bahasa gaulnya bacot-bacotan, dia bukan jagonya. Apalagi dengan cowok. "Yah, sudahlah. Lupakan saja."

Yoongi berdecih, "lagi pula siapa yang dari tadi buang-buang waktu."

Rain menahan kepalan tangannya yang dari tadi sudah siap meninju muka Yoongi, melupakan bahwa Yoongi adalah biasnya sekaligus atasannya.

Di dalam hati Yoongi tertawa melihat ekspresi gadis yang berada di sampingnya ini, yang sepertinya menahan dirinya untuk tidak meninjunya.

Mulailah Rain mengajarkan Yoongi. Perbacotan pun tak terelakkan.

"Aishh, kau harusnya seperti ini."

"Aku sudah benar mengucapkannya, kau saja yang tidak memperhatikan."

"Tetap saja kau salah."

Dan bla bla bla lainnya.

Ruangan yang tadinya dingin, berubah menjadi panas, karena kehadiran dua orang absurd di ruangan itu.

Rain yang amarahnya sudah memuncak sampai ubun-ubun kepala, segera berdiri dan melenggang pergi ke arah pintu. Sebelum kepalan tangannya benar-benar meninju wajah Yoongi yang menyebalkan. Rain termasuk orang yang kuat bertahan menghadapi sikap Yoongi yang nyebelinnya minta ampun lebih dari 10 menit.

"Yak! Mau kemana kau?!" tanya Yoongi, tetapi dihiraukan oleh Rain. Yoongi yang melihat sikap Rain hanya mengangkat bahu tidak peduli.

Yoongi kembali membaca kertas yang dipegangnya. Fokus Yoongi terpecahkan oleh lagu Blood, Sweat, & Tears, yang berasal dari handphone Rain, yang ditinggalkan Rain diatas meja.

'My First Love' nama itu terpampang jelas di layar handphone Rain.

Walau Yoongi tidak begitu mengerti bahasa inggris, setidaknya ia tahu arti dari kalimat 'My First Love'.

Entah kenapa, Yoongi kesal melihatnya dan langsung mengreject panggilan tersebut. Yoongi meneruskan membaca kertas yang ia pegang, namun handphone Rain kembali berbunyi dan menampilkan nama 'My First Love' di layarnya. Kesal, Yoongi mengangkat panggilan itu.

"Halo?" sahut Yoongi menggunakan bahasa Indonesia.

"Rain?" bingung orang di seberang, karena yang mengangkat panggilannya adalah laki-laki, bukan Rain.

Bersamaan dengan itu Rain masuk. Rain melihat handphonenya berada di genggaman Yoongi. Dengan amarah yang kembali muncul, Rain menghampiri Yoongi.

Yoongi yang melihat tanda bahaya, segera menaiki sofa yang ia duduki dengan masih mengenggam handphone Rain.

"Halo? Siapakah ini?" tanya orang di seberang. Rain yang mengenali suara penelpon, segera membulatkan matanya dan meloncat-loncat untuk menggapai handphonenya. "Kembalikan!!" pekik Rain.

Merasa Rain tidak bisa menggapainya, Yoongi berbicara dengan orang di seberang menggunakan bahasa Indonesia yang dia ingat, "Rain.. pergi."

"Hah?! Pergi? Pergi kemana? Apa maksudmu?! Kau sebenarnya siapa?" serentet pertanyaan dilontarkan oleh penelpon.

Tidak mengerti dan kehabisan kata-kata, Yoongi membalasnya dengan bahasa korea, "Rain sedang sibuk! Jadi jangan ganggu dia!" setelahnya Yoongi memutuskan sambungan telepon.

"Nyebelin banget sih lo! Balikin kagak handphone gue!" geram Rain.

Yoongi mengerutkan keningnya. "Aishh, lupakan! Kembalikan!" pekik Rain.

Yoongi menggeleng, "aniyo! Aku-tidak-mau!!" (Tidak!)

Rain kembali meloncat-loncat, tetapi ia malah menarik tangan Yoongi.

Otomatis, Yoongi terjatuh dan Rain yang belum siap ikut terjatuh.

Mereka terjatuh dengan posisi yang bisa dibilang ambigu, dengan Rain dibawah dan Yoongi menindih di atasnya.

Wajah mereka benar-benar berhadapan, membuat masing-masing bisa mendengar deru napas lawannya.

Deg, deg, deg

Deg, deg, deg

Rain yang sadar langsung mendorong Yoongi, hingga punggung Yoongi membentur meja. Dia juga merebut handphonenya dari tangan Yoongi.

"Omo," keluh Yoongi sambil mengelus punggungnya dan mencoba berdiri. (Astaga)

Sedangkan Rain kembali menelpon 'My First Love'. Tidak lama diangkat oleh orang seberang.

"Halo, pram?" Rain berjalan menjauh dari Yoongi.

Dua menit kemudian, Rain mengakhiri teleponnya dan kembali menghampiri Yoongi yang duduk santai, tetapi mata sipitnya menatap tajam ke arah Rain seakan-akan ingin menerkamnya.

"Kajja, kita lanjutkan," kata Yoongi dingin. (Ayo)

Sabar batin Rain.

Annyeong Readers, I'm comeback :)
Army udah pada denger kan lagu BTS yang DNA? pendapat gue tentang lagunya, GILS ABIS 😱😱 apalagi mv nya, hmm siulan Jungkook bikin jejeritan. Tapi gue tetep stay ama bang Agust kok 😘 Btw, hari ini gue bakal double update sebagai permintaan temen-temen absurd gue. Di waiting aja key ;) Sekian, dapat salam dari istri bias :*

-YDESADS-

Lucky Fangirl (BTS) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang