Chapter 32

4.2K 321 18
                                    

Pemuda itu menyisir sekitarnya dengan harap cemas, sesekali melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Aishh, kemana perginya gadis itu," gerutu Yoongi. Padahal tadi Rain berkata hanya akan pergi sebentar. Nyatanya, sudah hampir sepuluh menit Yoongi menunggu di bangku itu seorang diri.

Sampai Yoongi memutuskan bangkit berdiri dan berjalan mencari keberadaan gadis itu, tak peduli dirinya akan tersesat karena tidak hapal jalan.

Namun baru berapa langkah berjalan, ia terhenti saat melihat sesuatu menarik perhatiannya, membuatnya menghampiri seorang pedagang aksesoris. Sang pedagang yang adalah seorang wanita berusia 30-an, bangkit berdiri saat menyadari keberadaan Yoongi.

"Beli apa mas?" senyum wanita itu semanis mungkin.

"Eung," Yoongi terpekur di tempatnya sambil menggaruk tengkuknya kikuk.

"Mau beli buat pacar mas, ya? Nih saya punya kalung cantik buat pacar mas. Atau mau beliin buat gebetan? Tenang, saya punya gelang buat ngode gebetan mas, biar peka sama mas. Nah mas tinggal pilih mau yang mana," oceh wanita tersebut menawarkan barang dagangannya.

Tidak tahu harus berkata apa-bahkan ia tidak sama sekali mengerti apa yang dibicarakan wanita itu-memilih menggerakan tangannya, menunjuk sebuah kalung dream catcher berwarna putih.

Wanita itu memiringkan kepalanya, lalu terkekeh pelan. "Oalah, mas-nya mau itu toh. Bilang dong mas," kata wanita itu dengan aksen Jawa yang kental.

Wanita tersebut mengambil kalung itu dan memasukannya ke kantong plastik kecil selanjutnya memberikannya pada Yoongi. "Jadi dua puluh ribu, mas."

Yoongi menyerahkan selembar uang rupiah berwarna biru-yang sebelumnya ia ambil dari dompetnya-kepada si pedagang, lalu menerima plastik tersebut.

Karena tidak tahu berapa nominal uang yang ia berikan, Yoongi main berjalan pergi meninggalkan tempat itu. Untung saja wanita itu langsung berteriak menahan Yoongi.

"Eh mas, ini kembaliannya," wanita itu memberikan uang kembalian yang diterima Yoongi dengan senyum kikuk.

"Ter-rima kashi," Yoongi membungkuk singkat lalu melanjutkan langkahnya untuk pergi dari sana. Wanita itu memandang aneh ke arah Yoongi sebelum akhirnya berbalik ke tempatnya.

Mata sipitnya kembali menelusuri jalan yang dilaluinya. Plastik hitam yang ada di tangannya telah ia masukan ke dalam saku jaketnya, agar Rain tidak bertanya macam-macam jika melihatnya.

Pencarian yang ia lakukan tak sia-sia. Di salah satu penjual kembang gula, tampak Rain yang terlihat mengobrol dengan seorang pemuda. Sesekali Rain tertawa kecil seraya memukul gemas bahu pemuda itu.

Tentu saja itu membuat Yoongi geram. Yang benar saja! Sedari tadi ia ditinggalkan sendirian dan menunggu layaknya orang dungu sementara Rain malah asik mengobrol dan ketawa-ketiwi? Ini benar-benar tidak bisa dibiarkan.

Yoongi berjalan bersama langkah tenangnya juga wajah cool swag nya-walau hatinya sudah dongkol setengah mati-menghampiri Rain.

Rain yang merasakan kehadiran seseorang di sampingnya, reflek menolehkan kepala. Ia membulatkan matanya saat berhantaman dengan iris yang melemparnya tatapan tajam bak elang.

"Kenapa lama?" Yoongi bertanya dengan suara datar hingga mampu membuat Rain meneguk ludah.

"Euh, mianhae. Aku bertemu dengan temanku, lalu mengobrol dengannya sebentar," Rain tersenyum salah tingkah lantas menatap pemuda yang tadi ia ajak obrol. "Pram, Kenalin ini kakak sepupu gue yang tinggal di Korea. Dia baru aja balik dari Korea Selatan minggu lalu."

Lucky Fangirl (BTS) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang