6. One Kiss

4.5K 674 132
                                    


“Astaga… kau mengagetkanku, Jaejoong.” Yunho baru saja membuka matanya tapi wajah di depannya lagi-lagi membuatnya terkejut, ia nyaris kehilangan detak jantungnya. Bagaimana tidak? Wajah Jaejoong berada tepat di ujung hidungnya, membuat Yunho lantas memunundurkan kepalanya.

“Selamat pagi, Yunho.” Si cantik itu tersenyum cerah secerah matahari pagi hari ini. Aisshh… kalau saja Yunho gay, ia pasti sudah jatuh cinta dengan mahluk satu ini. Eh apa?

Yunho berdeham dan melihat ke langit-langit. Sepertinya wajahnya memerah. “Wajahmu terlalu dekat, menjauhlah sana.”

“Aku tidak bisa menjauh, kalau pun bisa, sudah daritadi aku melakukannya. Kau memelukku terlalu erat, Yunho.”

Yunho mengernyit, karena baru saja bangun tidur sepertinya ia masih linglung. Tapi saat ia melihat ke arah tangannya yang memeluk pinggang Jaejoong begitu erat, Yunho langsung melotot. Seketika nyawanya langsung terkumpul.

“Uwaahhh!!!” pekiknya sambil melepaskan tangannya. Tubuhnya langsung menjauhi Jaejoong.

Si cantik itu mendecih. “Yah! Kau ini alergi denganku atau apa? Setiap kali kita berdekatan kau pasti menjerit dan menjauh seperti perempuan.”

“B-ba-bagaimana bisa aku memelukmu saat tidur? Ini pasti ulahmu kan? Kau sengaja membuatku memelukmu saat aku tidur!” tuduh Yunho sambil menujuk-nunjuk Jaejoong.

“Enak saja. Saat aku bangun aku sudah dalam pelukanmu. Gara-gara kau terlalu erat memelukku, aku jadi tidak bisa melepaskan diri.” Kemudian Jaejoong terlihat senyum-senyum sendiri. “Tapi aku senang, ternyata ideku untuk menyatukan kita dalam satu tempat tidur memang brilian. Geutji?” kalau ia tidak melihat kesempatan tersebut, Jaejoong mana bisa tidur seranjang bersama Yunho sambil dipeluk begitu.

“Lain kali lebih baik aku tidur di sofa saja.”

Jaejoong mengangkat bahu tak acuh. “Silakan saja. Aku pasti akan mematikan penghangat di ruang tengah.”

“Sialan,” umpat Yunho. Si cantik ini ternyata punya otak yang licik seperti rubah. Lain kali Yunho harus lebih hati-hati. Jaejoong punya seribu satu cara untuk melancarkan tipu muslihatnya.

Yunho pun beranjak dari tempat tidur sambil melakukan peregangan, membuat si cantik kita di sana terpesona dengan bisep Yunho yang terbentuk sempurna.

“Hei, boleh aku pinjam alat cukurmu?”

Jaejoong tidak menjawab, ia masih asyik menatap tubuh Yunho seperti orang bodoh sampai Yunho harus menyentil kening Jaejoong untuk menyadarkannya. “Apa yang kau lihat?”

“Isshh… kau bilang apa tadi?”

“Aku pinjam alat cukur.”

“Oh ada di kamar mandi. Pakai saja yang baru.”

Yunho lantas memasuki kamar mandi yang berada di dalam kamar Jaejoong. Sementara Jaejoong membereskan tempat tidurnya.

Namun tiba-tiba terdengar bunyi ponsel di nakas. Itu ponsel milik Yunho.

“Yunho! Ponselmu berdering. Dari Yoochun!” ucap Jaejoong sambil membuka pintu kamar mandi.

“Aisshh… aku sedang tanggung.” Yunho menjawab dengan krim cukur memenuhi sebagian wajahnya.

“Ini, terima teleponnya.” Jaejoong mengambil alat cukur di tangan kanan Yunho dan menukarnya dengan ponsel milik pria itu.

Sementara Yunho menerima panggilan teleponnya, Jaejoong membantu pria bermata rubah itu untuk membersihkan facial hair-nya yang sudah di olesi krim.

Karena postur Yunho lebih tinggi darinya, Jaejoong agak kesulitan mengerjakan tugasnya. Akhirnya ia menaiki meja wastafel, menarik Yunho lebih dekat dengannya dan kembali melakukan pekerjaannya. Dengan telaten dan hati-hati ia menggunakan alat cukur itu tanpa harus melukai dagu Yunho.

Share The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang