3. Rumor

4.7K 673 110
                                    

Yunho berjalan keluar dari kamarnya sambil menguap. Ia masih mengantuk tapi matahari sudah terang benderang. Segini pun ia sudah beruntung bisa bangun sendiri, jika masih di Gwangju ibunya akan meneriakinya sambil megomel.

"Selamat pagi. Tidurmu nyenyak?"
Suara lembut itu menjadi suara pertama yang menyapa telinga Yunho di pagi hari. Yunho masih belum terbiasa mendapati dirinya yang kini tinggal bersama orang lain. Jaejoong sedang berkutat di dapur entah apa yang dia lakukan.

"Hmm selamat pagi." Yunho menjawab dengan mata merem melek. Namun sedetik kemudian, matanya langsung terbuka lebar. "What the? Kenapa kau tidak pakai baju?" Yunho nyaris saja berteriak saat mendapati Jaejoong bertelanjang dada dan hanya memakai bokser setengah paha untuk menutupi tubuhnya.

Jaejoong terkekeh. "Kenapa? Kau keberatan? Seperti inilah aku di pagi hari. Jangan-jangan kau terangsang dengan tubuhku yah?" Jaejoong menggoda Yunho dengan menampilkan pose seksi.

Yunho hanya memutar matanya. "No, thanks. Aku tidak nafsu dengan tubuh pria."

Tapi dalam hati Yunho merasa terkesan dengan tubuh itu. Bukan karena ia terangsang, yah. Please. Tapi tubuh Jaejoong terlihat ramping, mulus dan begitu pucat untuk ukuran tubuh lelaki. Apalagi dengan beberapa tato yang menghiasinya. Yunho tidak suka tato. Namun tato di tubuh Jaejoong justru semakin membuat tubuh itu semakin indah. Jaejoong tentu saja sangat pintar memilih model tato yang tidak urakan dan malah terlihat estetik di tubuhnya.

"Kalau begitu tidak masalah. Kau mau kopi, susu atau teh? Akan kubuatkan apapun yang kau suka."

"Kopi. Terima kasih."

"Ada sereal, roti dan menu Korea untuk sarapan. Kau mau yang mana? Aku sudah membuatnya, pilih dan ambil saja yang kau suka," ucap Jaejoong sambil menuangkan kopi untuk Yunho.

"Aku lebih suka makanan Korea." Yunho lagi-lagi dibuat terkesan, skill Jaejoong dalam hal membuat makanan memang bukanlah omong kosong. Pagi-pagi sekali pria manis itu sudah menyiapkan sarapan dengan berbagai menu seperti ini, apalagi sampai harus memasak makanan Korea yang agak merepotkan.

"Kau terpesona padaku kan? Pagi-pagi begini aku sudah menyiapkan sarapan untukmu, kita seperti pengantin baru." Yunho tersedak kopi saat Jaejoong lagi-lagi menggodanya dan pria cantik itu tertawa melihat reaksi Yunho. Sialan. "Jam berapa kau pergi?" tanya Jaejoong sambil mengunyah serealnya yang sudah habis setengah.

"Sekitar jam 10. Jaejoong, bisakah setidaknya kau pakai kausmu? Aku risih melihatnya. Lagipula kau tidak kedinginan pagi-pagi begini bertelanjang dada kemana-mana?" Yunho memprotes. Yunho tidak keberatan melihat seorang pria telanjang bulat sekalipun, tapi entah mengapa tubuh Jaejoong membuat darahnya berdesir aneh. Itu jelas berbahaya.

Jaejoong cekikikan. "Deal with it, Mr. Jung. Lagipula sebentar lagi aku mau pergi. kau mau ke kampus?" Yunho mengangguk. "Kalau begitu kita bisa pergi bersama ke kampus nanti. Hey, ngomong-ngomong aku belum tahu kau kuliah jurusan apa?"

"Aku jurusan bisnis manajemen. Kau sendiri?"

"Wah, jurusanmu keren. Aku jurusan informasi dan komunikasi. Hmm... bagaimana kau mengenal Junsu?"

"Dia teman kecilku dulu sebelum Junsu pindah ke Seoul saat lulus SD. Kau?"

"Kami berteman saat SMA. Aku sudah selesai makan, jadi kau yang bereskan. Aku mau siap-siap dulu." Jaejoong meninggalkan Yunho sendiri dengan sarapannya sebelum si cantik itu menghilang ditelan kamarnya.

***

"Gedung fakultasku di sebelah sana, hanya berjarak dua gedung dari fakultasmu." Jaejoong menunjukkan sebuah gedung fakultas di sebelah kiri yang tak terlalu jauh dari tempat mereka sekarang berdiri.

Share The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang