13. Tense

4.1K 591 80
                                    

“Kim Jaejoong, ayo kita pacaran.”

Seketika Jaejoong langsung lupa bagaimana caranya bernapas.

Sangking terkejutnya, Jaejoong bahkan tak bergerak sekali. Mulutnya menganga. Pandangannya langsung blank menatap Yunho, membuat si tampan itu jadi bingung sendiri. Apa perkataannya semengejutkan itu? Apa ia salah ucap? Bukankah Jaejoong selalu menunggu-nunggu jawabannya?

“Jae? Kau baik-baik saja?” ucap Yunho sambil melambaikan tangannya di depan wajah Jaejoong.

Tiba-tiba tangan Jaejoong terangkat dan mencubit pipi Yunho hingga pria itu megaduh sakit.

“Arrggh, kenapa kau mencubitku?” tanya Yunho sambil mengusap pipinya yang memerah.

“Jadi ini bukan mimpi?”

“Tentu saja bukan! Tch, kenapa pula kau malah mencubitku?” kali ini giliran Yunho yang mencubit pipi Jaejoong.

Bukannya mengaduh, Jaejoong malah mengembangkan senyumannya. Ia menutup mulutnya menganga dengan kedua tangannya. “Jadi ucapanmu tadi betulan?!”

Yunho melirik ekspresi Jaejoong sebelum terkekeh dan mengacak rambut pemuda manis itu. “Jadi kau harap itu bohongan? Dasar aneh, bukankah kau selalu menunggu-tunggu jawab—“

Belum juga Yunho menyelesaikan ucapannya Jaejoong langsung menerjang tubuhnya. Ia tertawa lepas karena bahagia. “Akhirnya! Akhirnya kita berpacaran!” ucap Jaejoong tepat di dekat telinga Yunho. Di pangkuan pria yang kini resmi menjadi kekasihnya itu Jaejoong semakin erat mendekap tubuh Yunho.

Yunho melingkarkan peluk di pinggang Jaejoong, menenggelamkan wajahnya di lekuk leher pemuda manis itu seraya menghidu dalam-dalam aroma tubuh pemuda cantiiknya ini. “Apa kau bahagia?”

Jaejoong memundurkan kepalanya dan menatap wajah Yunho lalu mengangguk dengan penuh semangat dan suka cita. Dengan senyum melengkung di bibir, Jaejoong merangkum wajah Yunho sebelum memberikan kecupan bertubi-tubi di wajah Yunho.

“Aku bahagia sekali. Terima kasih,” jawab Jaejoong di ujung bibir kekasihnya sebelum mengajak Yunho untuk beradu ciuman.

Yunho kembali memeluk tubuh Jaejoong dan membalas setiap gerakan bibir Jaejoong di bibirnya. Memeluk Jaejoong seperti ini membuatnya merasa sangat nyaman. Tubuh ramping Jaejoong begitu pas dalam dekapannya. Dan bibirnya terasa begitu manis dan lembut. Jaejoong adalah pemilik bibir kissable terindah.

Tak pernah ia sangka jika pada akhirnya ia dan Jaejoong akan menjalin sebuah hubungan kasih.

Meski begitu, entah kenapa Yunho merasa telah mengambil keputusan yang sangat tepat dan tak hanya Jaejoong ia pun merasa bahagia menjadikan Jaejoong sebagai miliknya. Ego dan logikanya kini harus kalah oleh hatinya yang mungkin telah mendamba pemuda cantik itu sejak pertama kali mereka bertemu.

Usahanya yang mati-matian meyakinkan dirinya  bahwa ia seorang straight tulen pun menjadi sia-sia, tentu saja, karena di hadapan Kim Jaejoong ia hanyalah debu yang gemetar. Kini, ketika ia menyerahkan segalanya pada sang hati, nyatanya ada kedamaian yang singgah ketika ia memutuskan bersama dengan Jaejoong.

Yunho mengangkat tubuh kekasihnya dan membawanya ke kamar milik Jaejoong. Di atas ranjang mereka kembali bercumbu melepaskan hasrat yang terpendam selama ini.

Sampai kemudian Yunho melepaskan pagutan mereka dan menghentikan gerakan tangan Jaejoong yang hampir saja masuk ke dalam celananya.

Yunho menggeleng dan Jaejoong merengut kecewa.

“Let’s date properly, Jaejoong-ah,” ucap Yunho pada Jaejoong yang berada di atas tubuhnya yang terbaring.

“Apa maksudmu?” tanya Jaejoong sambil memainkan ibu jarinya di dagu Yunho.

Share The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang