18. Goodbye For Now

3.5K 601 100
                                    

Jaejoong mendesah berat saat ia memegang pintu apartemennya. Ia tersenyum getir, bagaimana bisa ia gugup memasuki apartemennya sendiri. Sudah beberapa hari ia tidak pulang kemari. Satu-satunya alasan yang membuatnya enggan pulang tentu saja karena seorang pria yang telah mengacaukan hatinya yang juga tinggal bersamanya di sini.

Jaejoong tidak membenci Yunho. Sama sekali tidak. Bagaimana bisa ia membenci pria yang ia cintai? Pria yang ia limpahkan kasih sayang yang mendalam. Jaejoong hanya kecewa, kecewa yag terlalu besar. Ia tidak bisa menatap Yunho seperti dulu lagi. Karena setiap menatap wajah Yunho yang ada hanya perasaan perih yang langsung menyerang hatinya.

Si cantik itu menelan ludah sebelum benar-benar membuka pintu tersebut. Begitu ia memasuki apartemennya, ia mendengar suara derap langkah menghampirinya.

“Jaejoong-ah! Akhirnya kau pulang!” seru Yunho yang menyambutnya di depan pintu dengan wajah sumringah. Dalam hati Jaejoong meringis melihat penampilang Yunho. Samar-samar lebam di wajahnya masih terlihat. Belum lagi dengan pipi yang terlihat lebih tirus dibandingkan sebelumnya. Matanya juga terlihat cekung dan rambutnya berantakan. Apa pria ini tidak mengurus dirinya dengan baik? Jaejoong hampir saja meneteskan air mata melihat kondisi Yunho kalau ia tidak langsung memalingkan muka.

“Aku sangat merindukanmu. Tolong jangan tinggalkan aku lagi.” Yunho meraih lengan Jaejoong dan berkata dengan suka cita. Jaejoong mungkin tidak tahu betapa Yunho menahan dirinya untuk menarik tubuh mungil itu masuk ke dalam dekapannya, mencurahkan seluruh larik rindu yang ia timbun selama ini. Tapi Yunho terlalu pengecut melakukannya karena ia tahu Jaejoong pasti akan menghindarinya.

“Itu karena kau meninggalkanku lebih dulu,” bisik Jaejoong sambil melepaskan tangan Yunho. Sial, belum apa-apa ia sudah mau menangis. Kau tidak boleh lemah Kim Jaejoong, ujar Jaejoong dalam hati.

“Aku tahu. Itu memang salahku.” Yunho berkata lirih.

Jaejoong kepayahan menelan ludahnya untuk mengumpulkan keberanian menatap wajah pria yang dalam lubuk hatinya begitu ia rindukan. Ia pun mengangkat wajah dan berkata, “Kau tidak penasaran aku habis dari mana?”

Yunho sedikit mengerutkan keningnya. “Bukankah selama ini kau menginap di rumah Junsu?” jawab Yunho ragu.

“Bukan itu maksudku. Apa kau tahu apa yang baru saja kulakukan tadi sebelum aku pulang ke sini?” ucap Jaejoong sambil memasuki apartemennya lalu menggendong Hiro yang menyapanya dengan berlarian di sekitar kaki.

“Apa yang kau lakukan?” kata Yunho, mengikuti dari belakang.

Jaejoong tidak langsung menjawab. Ia lebih dulu mengambil air minum dari dalam kulkas lalu kembali menurunkan Hiro. Sementara Yunho menunggu Jaejoong melanjutkan ucapannya dengan penasaran.

Jaejoong bersandar ke kulkas, menyilang tangannya di depan dada, dan menatap tajam Yunho. “Aku baru saja membalas dendam pada Yoona. Kau ingin tahu apa yang kulakukan padanya? Aku memberinya obat tidur,  menjebaknya dengan seorang pria hidung belang, lalu menculiknya, mengancamnya dan meninggalkannya di hutan, sendirian. Kali ini aku melakukan hal yang lebih buruk dibandingkan dengan sebuah tamparan.” Diam-diam Jaejoong menenangkan detak jantungnya yang menggila akibat gugup menunggu reaksi yang akan diberikan oleh Yunho.

Mata Yunho menggerjap sambil menelan ludah tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.“Apa kau bilang?”

Jaejoong terkekeh dingin melihat reaksi Yunho. “Kenapa? Kau mau menghakimiku lagi? Silakan. Iya. Aku memang sejahat itu. Siapapun yang mengusikku aku pasti akan membalasnya. Aku juga tidak akan membiarkan siapapun merendahkanku seperti yang dia lakukan. Aku sanggup melakukan hal sekotor apapun untuk membela harga diriku dan mempertahankan apa yang menjadi milikku. Karena seseorang tidak bisa melakukannya, aku bisa melakukannya dengan caraku sendiri.

Share The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang