“Kau harusnya lihat seperti apa wajah Yunho tadi. Dia benar-benar marah hanya karena sebuah piring murahan.” Jaejoong menggerutu di dalam mobilnya yang dikemudikan oleh Changmin. Perih di tangan dan kakinya tak seberapa dengan perih di hatinya yang masih belum pulih. Jaejoong mungkin tidak akan melupakan hari ini untuk selamanya.“Salah sendiri kau ceroboh dan memecahkannya.”
“Aku sengaja memecahkannya,” balas Jaejoong enteng, mengundang pelototan Changmin.
Changmin tercengang bukan main dengan jawaban Jaejoong. Ia bahkan hampir saja menginjak rem mendadak. “Mwo?!” pekiknya, nyaris saja mengumpat.
Namun di samping itu, ia juga merasa iba pada Jaejoong, sahabatnya ini telah menerima balasan karena keisengannya, selain mendapatkan kemarahan Yunho, ia juga mendapatkan bonus luka di tangan dan kakinya.
“Piring itu pemberian dari Im Yoona. Aku kesal jadi aku sengaja memecahkannya. Sebetulnya aku tahu itu bukan buatan tangan. Aku tahu piring itu dibeli dari toko, motifnya terlalu pasaran lagipula Im Yoona itu amatiran, dia tidak mungkin bisa membuat piring dengan presisi sebagus itu. Beraninya dia menggoda Yunhoku dengan hal kampungan seperti itu.”
Kepala Changmin menggeleng tidak percaya. “Waahh.... waahhh.... daebak! Kim Jaejoong, kau benar-benar licik.”
Holy shit! Kim Jaejoong benar-benar luar biasa! Changmin yang tadinya menyimpan kemarahan pada Jung Yunho kini berganti menjadi kasihan. Ia tak menyangka Jaejoong menyimpan tipu muslihat seperti itu.
“Meski begitu, aku benar-benar sakit hati, aku tidak menyangka Yunho benar-benar marah hingga melukaiku seperti ini. Apa dia menyukai Im Yoona?” Jaejoong tak pernah melihat Yunho semarah itu, wajah lelaki Gwangju itu benar-benar mengerikan hingga sanggup membuat Jaejoong menggigil ketakutan.
Pandangan namja cantik meredup, tiba-tiba saja ia merasa kepercayaan dirinya menurun. Bagaimana kalau Yunho benar-benar menyukai Im Yoona?
“Kau sendiri? Apa kau benar-benar menyukai Yunho?”
“Aku jatuh cinta pada pandangan ketiga padanya.” Jaejoong melihat ke arah luar jendela mobil dengan tatapan menerawang, mengingat kembali pertemuannya dengan Yunho waktu itu.
Pandangan pertama saat Yunho memergokinya berciuman dengan Seunghyun, Jaejoong belum jatuh cinta, ia hanya sedang senang karena menjahili Yunho. Pandangan kedua Jaejoong juga belum jatuh cinta saat ia meminta Yunho menjaga rahasianya, saat itu Jaejoong sedang cemas. Pandangan ketigalah Jaejoong merasa jatuh cinta ketika ia dipertemukan kembali dengan Yunho oleh Junsu dan mengetahui bahwa pemuda Gwangju ini akan tinggal serumah dengannya.
Jaejoong merasa kejadian tersebut layaknya takdir, seolah Tuhan sengaja mengirimkan Yunho untuk dirinya, untuk menemani hidupnya.
Iya, sepercaya diri itu lah Kim Jaejoong.
Changmin mengernyitkan keningnya bingung. “Istilah macam apa itu?” Jaejoong selalu punya diksi yang di luar nalar.
“Changmin-ah, apa kali ini aku akan kalah dari Yoona? Dia populer dan cantik. Sedangkan aku? Aku mungkin hanya partikel debu,” gumam Jaejoong pelan, wajahnya cemberut, tatapannya sendu dan kosong seolah dunia telah mengkhianatinya dengan kejam.
Fakta bahwa Yunho bersikeras bahwa ia seorang straight tulen dan manuver Yoona yang pantang menyerah mendapatkan Yunho, ditambah dengan pamornya di kampus, nyatanya membuat nyali seorang Kim Jaejoong agak ciut. Mungkin ia sudah tak sepopuler dulu.
“Yaa, sejak kapan Kim Jaejoong tidak percaya diri? Kau lupa kau siapa? Shinki’s best face of the year! The breakthrough model 2017 versi majalah Vogue Korea. Vokalis NoX yang agung. Dibandingkan denganmu, Im Yona itu hanya butiran sel!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Share The World
FanfictionKim Jaejoong, pria tercantik di Shinki University. Seorang model, DJ, vokalis No. X, band kampus yang populer. Semua orang menginginkannya. Semua orang ingin lebih dekat dengannya. Semua orang ingin perhatiannya. Dan yang pasti semua orang ingin ti...