“You need to rest, Dude. Kau tidak lihat wajahmu sudah kacau begitu?” Yoochun meringis kasihan melihat kondisi Yunho yang benar-benar kacau balau.
Yoochun begitu terkejut saat Yunho menghubunginya dan mendapati sahabatnya telah babak belur. Ia pun membawa Yunho ke klinik kesehatan kampus untuk mendapatkan perawatan. Sudah hampir dua hari Yunho tidak masuk kuliah karena luka-luka serta stres akibat patah hati yang dialaminya. Dan Yoochun sebagai sahabat yang baik, tiap hari setelah pulang kuliah selalu menyempatkan melihat keadaan Yunho. Siapa tahu Yunho punya pikiran buruk untuk mengakhiri hidupnya?
“Aku tidak bisa. Pikiranku penuh oleh Jaejoong. Aku tidak bisa tidur selama dia belum kembali ke sisiku.” Yunho berujar lemah sambil memijit pelipisnya yang semakin sakit. Wajahnya pucat pasi dan matanya cekung karena kurang tidur. Wajahnya? Jangan ditanya, lebam-lebam dan luka yang didapatkannya dari member No.X masih membekas di sana.
“Tapi kau harus lihat wajahmu. Kau mengerikan sekali, hewan peliharaan Jaejoong saja sepertinya takut melihatmu. Ckckck, No.X benar-benar sadis. Ingatkan aku agar tidak mencari gara-gara dengan mereka. Ngomong-ngomong kapan terakhir kau makan?”
“Kemarin,” jawab Yunho lemah membuat Yoochun berdecak sambil menggelengkan kepalanya.
“Makan apa?”
“Mie instan.”
Pemuda berkening lebar itu menghela napas. “Kenapa kau makan makanan seperti itu?”
“Selama ini aku bergantung pada makanan buatan Jaejoong.”
Yoochun memutar bola matanya malas. “Kau bisa pesan makanan.”
“Aku hanya mau makanan buatan Jaejoong.”
Yoochun menghela napas lagi sambil kembali menggelengkan kepalanya. “Kau benar-benar menyedihkan. Aku membawakanmu makanan, pastikan kau menghabiskannya. Aku tidak mau tahu.” Yoochun membuka bungkus kemasan makanan yang ia bawa untuk Yunho sebelum menyodorkannya pada sang sahabat. “Makan!’ titahnya tegas.
Yunho menghela napas sebelum menuruti ucapan Yoochun untuk memakan makanan tersebut. Sebetulnya ia sedang tidak nafsu makan tapi ia juga tidak bisa membiarkan perutnya kosong terus menerus.
“Aku merindukannya,” racau Yunho frustrasi saat ia menaruh gelas begitu ia menyelesaikan makannya.
Hari-harinya terlalu berat untuk ia lewatkan tanpa keberadaan Jaejoong di sisinya. Tidak ada lagi yang mengusilinya. Tidak ada lagi yang membuatkannya makanan. Tidak ada lagi tawanya yang riang jenaka.
Yunho rindu semua tentang Jaejoong. Suara merdunya. Senyum indahnya. Wajah cantiknya. Sentuhan lembutnya. Wangi tubuhnya. Pelukan hangatnya. Apa ia tidak akan merasakan semua itu lagi? Itu benar-benar mimpi buruk.
“Sudah berapa lama semenjak kalian putus?”
“Sepertinya sudah berabad-abad.”
Yoochun lagi-lagi memutar bola matanya. Yunho sepertinya sudah mulai hilang akal. Dia sudah mulai gila. Bagaimana ini? Yang bisa menyembuhkannya hanya Kim Jaejoong. Tapi Jaejoong belum tentu mau kembali. Apa yang harus ia lakukan?
“Apa kau sudah tahu? Kabarnya Im Yoona jadi bulan-bulanan fans No.X terutama fans Jaejoong. Waahh gadis itu benar-benar cari mati,” kata Yoochun mengalihkan topik. Gara-gara kejadian itu, kampus jadi agak chaos. Im Yoona selalu diteror oleh fans No.X. ia pernah melihatnya Yoona dikerubungi sejumlah mahasiswa perempuan di sudut kampus yang sepi lalu mereka membuli gadis itu, ada yang menjambak rambutnya, menuangkan terigu dan telur ke kepalanya, dan merobek buku-buku kuliahnya. Kaum wanita memang mengerikan.
“Aku tidak peduli.” Yunho membalas acuh tak acuh.
Yoochun mencibir sambil menatap Yunho remeh. “Tidak berniat jadi pahlawannya lagi?” sindir Yoochun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Share The World
FanfictionKim Jaejoong, pria tercantik di Shinki University. Seorang model, DJ, vokalis No. X, band kampus yang populer. Semua orang menginginkannya. Semua orang ingin lebih dekat dengannya. Semua orang ingin perhatiannya. Dan yang pasti semua orang ingin ti...