Suara bel makan siang membangunkan Raejin. Ia kembali menutup mata nya karena sinar lampu yang tidak sopan menyerobot masuk ke indera nya.
"Bapak ngapain disini?" Tanya nya setelah ia mengumpulkan kesadaran nya.
Wonwoo yang masih duduk di samping tempat tidur nya hanya diam. Masih membaca buku nya dan sesekali melihat keadaan gadis itu.
Lalu ia bangkit dan mengambil secangkir air putih, menyodorkan nya ke arah Raejin. Gadis itu menatap nya, "Makasih pak," lalu ia meneguk air dalam gelas bening itu.
"Saya usir dia ga mau," kata Jun tiba-tiba. Raejin menoleh ke arah Jun lalu melihat kembali ke arah Wonwoo. Sedangkan Wonwoo masih betah dengan imajinasi nya dalam dunia buku.
"Katanya mau temani kamu sampe kamu bangun. Dia ga kerja loh hari ini," goda Jun lagi. "Kamu ga ada kerjaan atau apa?" Balas Wonwoo sambil melotot ke arah Jun.
"Enggak. Kan lagi jam makan siang," kata nya dengan wajah datar. "Kalau minum obat bisa ngantuk, lain kali makan vitamin, biar bisa sambil belajar," kata Jun kepada Raejin lalu memberikan dia beberapa tablet vitamin yang berada dalam botol obat.
"Ya nama nya orang sakit, mau di paksain buat belajar juga ga bisa," bela Wonwoo. Raejin hanya mengangguk dan mengambil vitamin nya dari tangan Jun.
"Makan ah," kata Jun lalu menarik Wonwoo keluar bersama nya.
"Makan vitamin kamu," kata Wonwoo sebelum keluar dari ruangan itu bersama Jun.
Raejin menerjap, apa yang sebenarnya terjadi? Guru itu..tidak seperti yang ada di pikirannya kan?
--
Raejin kembali belajar di ruangan Wonwoo. Mengejar ketinggalan nya selama beberapa jam pagi tadi akibat serangan flu. Dengan sigap ia menulis segala rumus serta penyelesaian nya di kertas putih.
Kadang mencoret, kadang menghapus dan kadang melingkari beberapa bagian di kertas membuat Wonwoo sedikit terganggu.
"Chill," kata Wonwoo. Raejin menghentikan gerakannya dan menatap guru di hadapan nya. "Maaf," kata nya lalu melanjutkan pelajaran nya.
Kali ini lebih santai. Ia membaca dengan pelan setiap soal dan menulis dengan santai.
"Kamu pulang sama siapa?" Tanya Wonwoo tiba-tiba. "Berdua sama setan," jawab Raejin asal.
"Setan nya bukan saya kan?" Tanya Wonwoo sambil mengangkat sebelah alis nya.
"Bukan, kursi kosong di sebelah saya," Wonwoo semakin menatap nya aneh.
"Ga ngerti saya. Kalau mau pulang sama saya aja, tapi tunggu bentar, habis sekolah saya ada rapat guru," kata Wonwoo dan ia kembali mengerjakan pekerjaan nya, mengetik sesuatu dalam komputer.
"Makasih pak," kata Raejin dan hanya menerima deheman dari Wonwoo.
Seperti kata nya, selepas sekolah Raejin menunggu guru itu, duduk di tempat yang sama dengan kemarin, ia hanya menatap sepatu nya sembari menggoyangkan kaki nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Yes, Sir! [JWW]
Fanfiction"Yang antarin pulang siapa nak?" "Temen, Pa" "Saya di anggap temen sama kamu?" "Jadi bapak mau nya dianggap apa?" "Kok panggil temen nya pakek bapak, Rae?"