"Mau ke rumah Soonyoung? Mereka lagi pada ngumpul disana," tawar Wonwoo. "Ngapain saya kesana," balas Raejin terkekeh. "Katanya mau di selesaiin?"
Raejin menunduk dan berfikir. Walau jauh di lubuk hati nya, perasaan itu masih tertinggal, ia sangat ingin lelaki itu di hukum seberat-beratnya. "Entahlah," balas Raejin lemas.
"Saya telfon dulu bentar," Raejin mengangguk.
"Lagi dimana?"
...
"Ada urusan. Aku ke sana,"
...
"Tanya Jun aja,"
...
"Oke,"
Kemudian ia menutup telefon nya. "Saya beli makanan bentar," Raejin kembali mengangguk.
"Rae," panggil Wonwoo kemudian. "Hm?" Ia menoleh. "Nanti, kalau Joshua suruh cerita, tolong jangan ada yang di tutupi ya, demi kebaikan kamu juga,"
"Iya."
Sesampai nya mereka di rumah Soonyoung, Raejin menarik tangan Wonwoo kasar. "Apa?" "Berapa orang yang di dalam? Kok mobil nya banyak banget?" Tanya Raejin mengintimidasi.
"Coba kita liat dulu," Wonwoo menggenggam hangat tangan mungil Raejin. "Kok tangan kamu dingin banget?" Wonwoo langsung menoleh ke arah Raejin. Ia lalu mengambil tangan nya yang satu lagi, "AC mobil saya terlalu dingin?"
"Enggak. Tangan Mas aja yang panas, tangan saya suhu nya memang gini," kata Raejin. Wonwoo meremas tangan nya pelan, "Kalau kedinginan bilang sama saya," kata Wonwoo.
Mereka pun memencet bel dan menunggu. "Tunggu!" Raejin terkekeh. Rasa nya seperti deja vu. "Kakak nya Soonyoung," jelas Wonwoo membuat Raejin mengangguk.
"Annyeong haseyo, noona," kata Wonwoo setelah seseorang membuka pintu. "Oh! TAMU! Halo, temen nya Wonwoo ya? Aku kakak nya Soonyoung, salam kenal ya, ayo masuk," sapa wanita itu.
Raejin hanya tersenyum dan menundukkan kepala nya. "Annyeong haseyo, Hwang Raejin imnida," kata nya membuat kakak Soonyoung tersenyum lebar.
"Kau cantik sekali, mau jadi model ku tidak?" Tawar nya sambil menuntun Raejin. "Noona, mereka dimana?" Tanya Wonwoo. "Di atas, tempat biasa, naik saja," kata nya santai.
"Kita juga ada keperluan dengan Raejin, kami permisi dulu ya,"
"Oh baiklah, kemari kan belanjaan mu, nanti aku akan menyusul," kata nya dan tersenyum. "Bersenang-senang lah!" Lalu ia menghilang ke arah dapur.
"Kayak nya semua orang lagi kumpul," Raejin membulatkan mata nya. "Semua orang apanya?" Ketus Raejin, tapi Wonwoo hanya berjalan melewati nya.
"Mas, ihh," Raejin mengejar nya ke arah tangga. Kini terdengar suara tawa yang banyak. Sayang nya Raejin mengenal setiap jenis tawa itu. Ia membatu, berusaha mengulang kembali suara itu di kepala nya dan menghitung manusia yang kemungkinan berada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Yes, Sir! [JWW]
Fanfiction"Yang antarin pulang siapa nak?" "Temen, Pa" "Saya di anggap temen sama kamu?" "Jadi bapak mau nya dianggap apa?" "Kok panggil temen nya pakek bapak, Rae?"