6 bulan waktu yang diberikan.
3 bulan surat itu terlupakan.
2 bulan ia menghabiskan waktu nya berfikir.
1 bulan sisa waktu nya.
Dan selama 2 bulan terakhir itu pun Raejin menjauhi nya. Walau ia tidak merasa aneh, karna ia tahu persis sesibuk apa Raejin dengan pelajaran kuliah nya.
Fakta nya gadis itu sengaja tidak menghubungi dan membatalkan janji makan malam mereka atau sekedar jalan-jalan pada hari minggu.
Sedangkan lelaki itu juga hanya mencoba mengerti keadaan Raejin, tidak memaksa.
Jangan egois.
Merupakan pelajaran masa lalu yang ia terapkan sekarang.
Tapi disana lah mereka, dalam satu atap pada akhir pekan dimana kedua orang tua Raejin tengah berkencan.
Wonwoo yang tengah berperang di pikirannya mengenai perilaku Raejin yang mencurigakan.
Hanya menatapnya sekilas, tidak melihat mata nya ketika berbicara dan hanya mengucapkan kata singkat saat menjawab pertanyaan nya.
"Raejin,"
Gadis itu hanya mengangguk menanyakan apa gerangan.
"Rae,"
Gadis itu bergumam.
"Raejin," panggil nya lagi.
"Apa," ucapnya dengan intonasi yang sedikit tinggi.
"Tatap saya kalau saya ngomong," ia mendengus kesal. "Apa?" Tanya nya.
"Kalau ngak penting ngak usah," ucapnya lagi lalu meletakkan pandangannya pada buku di hadapannya.
Wonwoo menghela nafas diam.
Ia berpindah ke samping nya dan menarik pulpen gadis itu. Menghentikkan aktivitas nya.
"Apa sih?"
Lelaki itu menggenggam tangan nya.
"Kamu kenapa? Ada yang ganggu kamu?"
Gadis itu menghempaskan tangan nya. "Kamu yang ganggu saya,"
Wonwoo kembali menggenggam tangan nya. "Saya ganggu apa? Kamu marah sama saya?"
"Iya!" Balas nya terang-terangan.
"Salah saya apa?" Balas nya dengan lembut.
"Ngak tau," Raejin mengalihkan pandangan nya. Berusaha menahan air mata nya, ia mengigit bibir bawah nya.
"Rae," Wonwoo mengarahkan kepala nya untuk menatap mata nya.
Mata merah yang sebentar lagi akan meledakkan kristal-kristal yang sudah berjejer diaana.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Yes, Sir! [JWW]
Fanfiction"Yang antarin pulang siapa nak?" "Temen, Pa" "Saya di anggap temen sama kamu?" "Jadi bapak mau nya dianggap apa?" "Kok panggil temen nya pakek bapak, Rae?"