Raejin menggeser tubuh nya tidak enak. Rasa capek dan lelah menggerogoti tubuh nya.
Tepat 2 minggu seusai ujian di sekolah nya ia kembali di serang flu dan sekarang demam telah melahap badan kecil nya.
Ia bangkit dan mematikan penghangat ruangan di kamar nya. Berjalan gontai ke kamar mandi berfikir untuk berbenah diri.
Parah nya ia di serang sakit saat orang tua nya berada di luar negri. Kalau mereka pergi ke luar kota saat Jeon Wonwoo sakit maka kali ini mereka meninggalkan anak mereka yang sakit jauh ke belahan bumi sana demi proyek kerja papa.
Ia melihat diri nya sendiri di pantulan cermin dan menghela nafas. "Bagaimana bisa kau disebut sebagai seorang manusia?" Ia mengeluh pada wajah pucat nya.
Setelah nya ia menyambar sebuah sweter tebal dan mengenakan nya. Walau tidak akan keluar rumah, tetap saja, pergantian musim membuat nya mudah terserang penyakit.
Ia mengecek jam dan tertulis pukul tiga belas lewat dua puluh tiga. Berarti sudah hampir 16 jam ia tertidur.
Rekor, memang. Katakan lah ia seekor kukang dibanding seorang manusia.
Ia lalu menuruni anak tangga rumah nya perlahan. Berjalan ke arah dapur dan segera meneguk air hangat.
Beberapa saat kemudian telefon nya berdering.
"Iya ma?"
"Sayang kamu uda baikan?"
"Agak. Mama sama papa disana gimana?"
"Kami baik. Mama uda minta tolong Seokjin buat masak makan siang untuk kamu. Jangan lasak ya, habis makan ingat makan obat,"
"Iya,"
"Jangan sembarangan buka pintu kalau yang datang ngak kenal,"
"Oke," lalu sambungan itu terputus. Ia hanya perlu menunggu Seokjin -tetangga nya- untuk menyelesaikan misi nya bukan?
Hwang Raejin
Seokjin-ah
Take your time
Aku ngak seleraSend.
Ia lalu terkulai lemas di sofa ruang tamu. Menonton tv hanya akan membuat energi mata nya semakin menurun.
Beberapa saat kemudian seseorang menekan bel pintu nya. Biasanya Seokjin akan datang melalui pintu dapur nya. Karna kedua rumah itu berbagi halaman belakang yang sama.
Ia mengangkat bokong nya dengan malas dan berjalan ke arah pintu, mengintip siapa yang datang.
Mata nya membola setelah melihat mobil yang terparkir di depan rumah nya beserta pemilik nya. "Ngapain ke sini?" Decak nya.
Ia lalu membuka pintu dan membiarkan guru nya masuk. "Parkir di dalam, saya ngak tanggung kalau spion bapak hilang," kata nya.
Pria itu mengangguk dan menggeser mobil nya ke halaman rumah Raejin yang kosong. Setelahnya Wonwoo diizinkan masuk oleh Raejin.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Yes, Sir! [JWW]
Fanfiction"Yang antarin pulang siapa nak?" "Temen, Pa" "Saya di anggap temen sama kamu?" "Jadi bapak mau nya dianggap apa?" "Kok panggil temen nya pakek bapak, Rae?"