Aku dimana?
Ku edar kan pandangan ku ke sekeliling.
Hanya ruangan putih.
Mungkin aku sedang di alam mimpi. Tapi dimana aku tertidur? Seperti nya masih jam pelajaran sekolah.
Yang ku ingat, terakhir kali aku berada di atap sekolah. Seperti nya tubuh ku disana.
Sudahlah, toh tidak akan ada yang pergi ke sana saat jam pelajaran.
Aku berjalan lurus mencoba mencari sesuatu. Apapun itu. Setidaknya aku harus menikmati waktu ku di sini bukan?
"Raejin?" Panggil seseorang.
Aku membalikkan badan ku dan melihat kedua orang tua ku. Aneh nya aku merasa aku pernah melihat mereka dalam keadaan seperti ini.
Ketegangan menyelimuti mereka. Mama yang ku kenal sebagai seorang penyabar terlihat agak marah dan papa yang ku kenal sebagai pemberani seperti tengah kehilangan kepercayaan dirinya.
Aku berjalan ke arah mereka, mendekatkan diri ku.
"Kita harus gimana? Dia uda cari Raejin," kata mama dengan nada frustasi.
Sedangkan papa hanya diam. Mendengar dengan seksama seperti biasa nya.
Pertanyaan mulai muncul di kepala ku. Ada yang mencari ku? Kenapa tidak bilang pada ku langsung? Bisa saja kan itu teman ku.
"Aku ngak tau," jawab papa. Aku sedikit terkejut. Dalam situasi apapun papa bakal bilang dia yang akan memikirkan jalan keluar nya.
Sangat jarang dia akan bilang ngak tau akan hal apapun, sekalipun itu hal yang bener-bener yang dia ngak tau.
"Kamu kepala keluarga, mana mungkin kamu ngak tau?" Pekik mama mulai ngak sabar. Aku semakin penasaran akan apa yang mereka omongin.
"Dia anak kamu. Kamu aja yang mutusin, aku terima semua keputusan kamu," kata papa lalu beranjak bangkit.
Tangan nya di tahan mama, "Kamu ngak anggap dia anak kamu?" Tanya mama.
Sekarang aku tau, 'dia' yang ada di setiap kalimat mereka itu beneran aku. Tapi kenapa kayaknya orang yang mencari aku itu agak membahayakan? Bahkan papa pun ngak berdaya menghadapinya.
"Aku anggap dia anak aku, tolong jangan ngomong gitu. Tapi mau gimana pun sebagian darah dia itu ada darah Kim. Sedangkan aku hanya bisa kasih dia marga ku," sambung papa.
"Hwang Minhyun! Liat aku!"
Aku tersiap. Seperti nya ini pertengkaran pertama mama dan papa yang terekam memori ku. Sekarang mereka berdua tengah saling menatap.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Yes, Sir! [JWW]
Fanfiction"Yang antarin pulang siapa nak?" "Temen, Pa" "Saya di anggap temen sama kamu?" "Jadi bapak mau nya dianggap apa?" "Kok panggil temen nya pakek bapak, Rae?"