6. Pay Back

3.8K 487 45
                                    

Sabtu pukul 4 sore dan UKS sekolah masih terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabtu pukul 4 sore dan UKS sekolah masih terbuka. Siapa lagi kalau bukan Raejin dan Wonwoo yang mengganggu jadwal pulang Jun?

Wonwoo sendiri masih enggan berbicara. Ia hanya berdiri di depan jendela sambil melihat keluar. Entah apa yang ia pandang, atau entah apa yang ada di pikiran nya. Tapi jelas Jun mengetahui isi hati nya.

"Nanti ngomong aja ke dia. Ga usah sopan-sopan, anggap aja temen yang tolongin kamu. Dia lebih suka begitu kalau tolong orang," jelas Jun sambil mengobati tangan Raejin yang terluka karena pisau.

"Iya pak," balas Raejin. "Ngak usah sopan, bukan jam sekolah lagi," balas Jun dan menyelesaikan balutan perban di tangan nya.

"Liat tangan nya. Meskipun dimasukkin ke kantong, dia lagi bingung mau ngapain, nanti kamu aja yang duluan nyamperin dia. Ngak ada yang bisa di harapkan dari dia," kesal Jun.

Raejin hanya bisa mengangguk dan melihat ke arah Wonwoo. Lelaki itu menghela nafas berat dan menundukkan kepala nya.

"Saya pulang dulu," kata Jun. "Terima kasih pak, maaf merepotkan," kata Raejin setelah bangkit dan memberi hormat.

Jun berbalik, berjalan ke arah Wonwoo dan memukul kepala nya pelan. "Lain kali kalau ada cewe, ga usah sok kepahlawanan, bukan kamu yang luka jadi kamu yang kepikiran kan?" Tergur Jun.

"Maaf," kata nya. "Jangan gitu lain kali. Ngomong maaf ke dia, sama Minghao juga, dia khawatirin kamu," lalu Jun berpamitan pulang.

Raejin memberikan hormat terakhir nya dan Jun berjalan keluar. Wonwoo masih terdiam, tidak tau harus berkata apa, atau harus di mulai dari mana.

Sedangkan Raejin masih berfikir bagaimana ia akan pulang. Atau dengan alasan apa untuk meyakinkan orang tua nya tentang keterlambatannya pulang serta perban di telapak tangan kiri nya.

"Bapak," panggil Raejin lembut. Wonwoo dengan sigap menoleh. Mata nya was-was, masih terkejut dengan keadaan mungkin, pikir Raejin.

"Saya mau pulang," lirik Raejin. Wonwoo tersenyum simpul. Setiap permintaan gadis itu selalu membuat hati nya hangat. Dia tidak banyak meminta atau pun menuntut. Ia hanya melakukan apa yang harus ia lakukan.

"Ayo," Wonwoo mengulurkan tangan nya. Raejin mengambil tangan kiri nya dan berjalan di samping nya.

"Masih sakit?" Tanya Wonwoo saat mereka berjalan di lorong sekolah. "Enggak gitu," kata Raejin sambil membolak balikkan tangan nya.

"Maafin saya," akhirnya ia berbicara. Raejin hanya mengangguk sambik terkekeh.

"Saya mau traktir bapak," kata Raejin saat mereka tengah berada di tengah keramaian Seoul. "Maksudnya? Ngapain?" Balas Wonwoo heran.

"Kan bapak uda tolongin saya, saya ga mau hutang budi, apalagi sama bapak," ujar nya.

"Ga usah. Mana ada anak cewe traktir cowo. Kalau mau modus sama saya bilang aja," balas Wonwoo.

✔ Yes, Sir! [JWW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang