7💕

9.2K 502 25
                                    

*happy reading:)

-
-
-
-
Kita sama-sama suka es krim, tapi sayang ya perasaan kita gak sama-sama suka. -Arta Daffino.

AUTHOR POV

Untuk kedua kalinya mereka berdua menghabiskan waktu bersama memakan es krim di cafe 'DEKAT LANGSUNG JADI' nama yang unik bukan?

"Nama cafe nya unik ya, Qi. Maksudnya apa coba dekat langsung jadi kan lucu hehe," kekeh Daffi memecah keheningan. "Kayak kita lagi deket, mungkin nanti bakal jadi."

Refleks Qian langsung menoleh ke arah Daffi dan menatapnya dengan mata tajam, "Jadi apa hah?!"

"Eh biasa aja dong, Qi. Jadi anu lhoo, Qi."

"Anu apa?"

"Eng-nggak nggak, Qi." sahut Daffi gagap.

"Dasar manusia gak jelas,"

"Jelas gini kok,"

"Yaya serah lu, pesen es krim buruan."

"Iya Ratuku yang paling manis yang paling cantik."

"Apaan sih lo alay,"

"Alay-alay ge tuh pipi merah hahaha."

Qian yang sadar pipinya memanas karena gombalan receh Daffi pun menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan mungilnya.

"Ciee baper,"

"DIEM LO, BURU PESEN ATAU SEPATU GUE MELAYANG KE MUKA LO NIH!"

"Dasar Ratu galak." ucap Daffi langsung lari sebelum sepatu Qian melayang kena wajah tampannya, ckckck.

Blushing mulu njer gue kalo deket tu cowok. Emang ya ni pipi rese banget. -gumam Qian.

Beberapa menit kemudian, Daffi pun datang membawa es krim kesukaan Qian. Daffi sekarang tahu rasa apa saja es krim yang di sukai Qian.

"Pesanan Ratu-ku datang,"

"Horeeee!!!!!" sorak Qian dengan heboh.

"Nih," ucap Daffi menyodorkan es krim rasa strawberry.

"Manis banget kek gue,"

"Dih pede banget haha."

"Harus dong!"

"Iya-iya, buru habisin. Gue pengen ngajak lo ke suatu tempat."

"Kemana? Jangan lama-lama tapi ya, takut kemaleman."

"Ok sip, pakai motor gue aja ya, entar mobil lo biar gue yang urus."

"Yaya terserah lo aja,"

****

Setelah menghabiskan es krim, Daffi membawa Qian ke suatu tempat. Emmm sepertinya ini kantor, gedung yang sangat tinggi.

"Daff, lo ngapain bawa gue kantor kayak gini. Ish di sini gak ada anak SMA, banyak karyawan nya, aduh gue gak kenal, itu kenapa lagi tante-tante pada ngeliatin lu kek ngeliat artis aja, ish tatapannya pada alay deh ah. Ngeliat ke gue ngapa sinis banget, serasa pengen di makan dah gue, nggak di sekolah nggak di sini sama aja di liatin sinis, salah gue apa sih, apa ka-" Sepertinya kebawelan Qian muncul, berbicara tanpa ada jeda, dengan cepat Daffi memotong ucapan Qian sebelum kecepatan berbicara Qian lebih parah lagi.

"Stop, Qi. Buset dah tuh mulut nyerocos aje kek knalpot bajaj,"

"Lagian gak jelas banget bawa gue ke tempat beginian,"

I WANNA BE YOURS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang