39

5.9K 309 11
                                    

*sorry for typo ^^

Happy reading ok.

-
-
-

Sesampainya mereka di Restoran S******, dua pasang kekasih yang menyedihkan itu turun dari mobil. Mengapa menyedihkan? Ya iyalah, jodohnya tertukar.

"Woi Ken, jangan nempel-nempel sama cewek gue. Pegangan tangan juga gak usah!" Daffi menatap tajam ke arah Ken.

Ken yang jahil pun malah sengaja menggandeng tangan Qian.

"Ini namanya apa?" ledek Ken.

Daffi dan Sherin melotot.

"Qian kamu kenapa mau aja sih di pegang si curut?! Lepasin!" bentak Daffi.

Qian menatap jengah sikap possesifnya Daffi. Entahlah mungkin efek rindu yang menggebu.

"Iya sayang iya," Qian melepaskan tautan tangannya dengan Ken.

Daffi memeluk sebentar tubuh Qian.

"Kalian bikin suasana gak akur, pokoknya tunjukkin kalo kalian gak saling suka apalagi cinta. Oke?!"

"OKE!" teriak mereka bertiga.

Setelah itu mereka masuk ke dalam restoran, mereka berpisah karena tempat duduknya jauh. Sebelum benar-benar berpisah, Daffi mencium pipi Qian sekilas, membuat empunya terkejut.

"Hehehe. Maaf." kekeh Daffi.

Qian hanya mengangguk, lalu ia tersenyum manis.

Berbeda dengan Sherin dan Ken, mereka malah saling melayangkan tatapan menyebalkan.

"Dasar Sherin jelek, hu!" ejek Ken.

Sherin menjambak rambut Ken, "Lo yang jelek!!!"

"Awww sakit!"

"Berantemnya kayak bocah njir." ucap Daffi.

"Diem lo es!" bentak Ken dan Sherin.

"Cieee bareng." ledek Qian.

"Buruan! lama banget sih!" teriak Daffi.

"Urusan kita belum selesai!" ujar Sherin.

"Kita selesain di kamar aja." sahut Ken seraya menampilkan smirk-nya.

"Dasar gila!"

Ken terkekeh lalu ia berjalan menyusul Qian.

Mereka berdoa dalam hati, berharap Tuhan menukar kembali kekasih mereka.

Sesampainya di meja makan, disana sudah ada orang tua mereka.

"Kok lama banget sih, Qi, Ken?" tanya Kirana.

"Maaf Tante, mobil kita mogok." ujar Ken.

"Mobil lo, bukan kita." ketus Qian.

"Iya ralat, jijik banget kita. Ih." Ken bergidik ngeri.

Qian mengalihkan pandangannya ke arah lain. Malas, mood-nya berubah saat melihat kedua cincin di meja.

"Kalian jangan berantem mulu dong." ujar Kenny ibu Ken. Fyi, ayah Ken sudah tiada.

"Kalian maunya apa sih? Dulu perasaan akur banget." Yudha menatap kedua anak di depannya.

"Batalin pertunangannya." ucap Ken dan Qian serempak. Demi apapun ini adalah kesempatan mereka.

Ketiga orang paruh baya itu menghela napasnya, lelah.

"Apa alasannya?" tanya Yudha.

"Kami punya pacar." lagi-lagi ucap mereka bersamaan.

I WANNA BE YOURS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang