03 Kissing

792 66 28
                                    

Perhatian!!! Harap bijak dalam memilih bacaan, tidak untuk dibawah umur 18 tahun.

***

"Sudah selesai kerjaanmu?" Tanyaku berusaha tenang, karena melihat sikapnya yang mendadak manja seperti ini sudah pasti akan membuatku lemah.

"Sudah, aku lelah sekali. May I've your kiss on my forehead?" Pintanya dengan suara rendah.

Aku terdiam, perilakunya memang sama sekali tidak terduga, bagaimana ia semanja ini kepadaku? Aku tidak menyangka ia bisa seperti ini.

"Far.. Fara" Dia memanggilku sehingga aku terbangkit dari lamunanku.

Aku menatapnya dengan muka tidak percaya, namun tiba-tiba ia menarik kepalaku dan mencium bibirku, aku tidak sempat mengelak, aku juga tidak bisa menghindar dari ciuman itu, dia memegang leherku dan juga mengunci tanganku sehingga aku tidak bisa mengakhirinya apabila bukan ia yang mengakhirinya. Ciuman itu berlangsung lama, tidak ada tanda-tanda dia akan segera melepaskan ciumannya hingga leherku kaku. Setelah ciuman yang berlangsung lama itu, aku menatapnya sekilas dan ia tersenyum sambil mengelap bibirku. Aku bingung harus bersikap bagaimana? Aga maafkan aku, Aga maafkan aku. Didalam hatiku, timbul perasaan bersalahku kepada Aga muncul, kemudian aku mencari handphone-ku didalam tas dan ada bbm dari Aga yang isinya,

Mr. Aga : Fara sayang, maafkan aku. Aku nggakmau buat kamu marah lagi. Seharusnya aku tidak berangkat kalau aku tahu hal itu membuatmu semarah ini. Tolong maafkan aku.

Mr. Aga : Fara please, kamu dimana?

Aku hanya membaca bbm darinya, dan tidak menggubris. Di satu sisi aku sedang marah dengannya, di sisi lain aku merasa bersalah karena menghianatinya. Lagi-lagi Ammar membuyarkan lamunanku, ketika ia meraih tanganku.

"Kamu kenapa? Kok diem?" Tanyanya.

"Mmh,, Nothing. I stay here tonight"

Ku lihat senyum terukir di wajahnya, kemudian bangkit dari pangkuanku dan langsung memelukku, Setelah ku pikir berkali-kali tidak tega rasanya karena ia bekerja seharian lalu harus mengantarku pulang, aku juga teringat kata-katanya bahwa ia tadi sempat tersesat waktu mencari alamatku, dan ia juga masih harus melanjutkan pekerjaannya tadi setelah makan malam. Aku memutuskan bermalam disini karena aku tahu benar, ia tidak akan membiarkan aku pulang naik taksi, dia pasti akan memaksa untuk mengantarku pulang. Itulah prinsipnya sejak dulu. Lalu tiba-tiba ia melepaskan pelukannya dan memastikan lagi,

"Beneran nih?"

Aku tidak menjawabnya, hanya mengangguk kecil dan memberikan seulas senyum padanya. Malam ini kami berdua menonton televisi sambil menikmati kopi yang kuseduhkan untuk kami berdua. Aku berada dipelukan Ammar, ia terus menciumi pipiku, lalu aku pura-pura bete dengan mengatakan kepadanya,

"Mukaku penuh debu, gara-gara tadi sore nungguin kamu di pos satpam"

Ia masih menciumi pipiku tanpa menggubris perkataanku, sambil tersenyum ia berkata,

"Tetap saja, aku tidak bisa menahannya untuk tidak menciummu"

Kemudian ia mencium bibirku lagi, dan aku tidak bisa untuk tidak meladeninya, membiarkan ia mengeksplorasi mulutku dengan lidahnya. Kali ini ia berusaha menanggalkan dress putihku, itu tidak sulit baginya karena sambil memelukku ia mampu membuka resleting dressku yang berada di belakang, melepaskan pengait bra-ku dan membuatku setengah telanjang. Ia menghujani ciuman di leherku, telinga, dan you know sampai bagian yang mampu membuatku mendesah pelan akibat ulahnya. Ia berhenti sebentar, lalu menggendongku ke tempat tidur miliknya, melanjutkan pekerjaannya lagi yakni menghujaniku ciuman sampai separuh tubuhku. Ia melumat bibirku lagi sambil menindihku dan kurasakan sesuatu yang mengeras menekanku, and I know what's that. Aku sadar sudah sejauh ini, dan aku berusaha menghindari sebelum hal yang lebih jauh akan terjadi malam ini. Tidak kupungkiri aku sudah terjebak dalam kenikmatan singkat, tapi aku tidak bisa melakukan itu. Demi Aga. Pikirku lagi.

"Tidur yuk!" Ajakku setelah ia mengendorkan ciumannya.

"Yah, nanggung beib. Udah keras ini" Rengeknya manja.

"Kamu kan besok mau rapat. Nanti malah kesiangan, pagi-pagi banget kamu juga harus nganterin aku kan? Aku juga harus ngantor"

"Sekali aja, please!" Pintanya manja and I can't handle with his face. Sumpah!

Aku memberikan isyarat untuk tidak melanjutkannya meskipun aku tahu ia tampak kecewa. Kemudian ia menciumku lagi sambil memelukku, ia benar-benar tidak merasa puas ketika aku menolaknya untuk melakukan hal yang lebih jauh lagi. Akhirnya malam ini mau tidak mau ia harus puas hanya dengan ciuman. Baru pukul satu dini hari aku melihatnya tidur pulas sambil memelukku. Aku terjaga sampai pagi, mana bisa aku tidur ketika ia tidak membiarkan aku kemana-mana dengan memelukku erat. Possessive Ammar!

***

Hai sorry ya aku ga pernah nyapa kalian. Soalnya aku ga pinter basa-basi sih hehe...

Kalian bebas komen kok, kasih semangat atau apapun.

Yaudah ya gitu aja. See Youuuuu.

Caught the PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang