kali pertama

51 9 0
                                    

Suci tergesah-gesah menuju Halte bus. Sudah hampir pukul 07.10 gerbang sekolah akan di tutup 10 menit lagi. Suci gelisah menunggu bus yang tak kunjung datang. Kepalanya menoleh kiri kanan dan mendapati seseorang yang baru saja lewat di depannya.

"Ocan!!" Teriak Suci.

"Eh, hai suci lo--"

"Udah jangan banyak bicara. Gue numpang sama lo" kata Suci langsung naik di motor Ocan.

"Kenapa emang?" Tanya Ocan dengan muka polosnya.

"Yaelahh nih anak, hari ini jam pertama Bu Rahma ngajar. Lo mau di hukum kalau terlambat masuk kelasnya? Gue sih kagak mau" jelas Suci.

"Anjriitt,, gue lupa, Suci pegangan suci. Gue pengen ngebut" kata Ocan.

Brruuummm,,

Motor Ocan jalan dengan santai di jalanan. Suci naik pitam karena motor Ocan yang lambat.

🍁🍁🍁

Suci dan Ocan akhirnya sampai di depan kelas mereka lari menuju kelas yang sudah sepi.

"Assalamualaikum" salam suci dan Ocan sambil berjalan mendekati meja guru.

"Kenapa telat?" Tanya ibu Rahma.

"Ciee ibu nunggu saya yah. Maafin Ocan ibu jadi lama nunggu" kata Ocan. Semua siswa kelas X IPA 4 tertawa mendengarkan perkataan Ocan.

Ibu Rahma menatap sinis Ocan dan beralih menatap Suci.

"Ocan Bu bawa motornya kayak siput. Di kalah cepat sama sepeda" jawab Suci polos.

"Bukan Bu. Suci yang berat kayak gajah" jawab Ocan.

"Enak aja. Gue gak berat tau. Motor Lo tuh yang lelet" celoteh Suci.

"Kalian ini udah salah banyak omong lagi. Sekarang ke ruang guru cuci piring" omel Bu Rahma.

"Iya Bu" jawab Suci. Suci jalan keluar kelas tanpa memperhatikan Ocan yang masih berdiri di samping ibu Rahma.

"Kenapa masih disini? Kan ibu tadi udah kasi hukuman"

"Ocan gak mau pergi. Takut ibu kangen Ocan" ucap Ocan dengan muka polos.

Semua siswa tertawa keras mendengarnya.

"Kamu tuh gak pake kuping yah? Sana!" Perintah ibu pada Ocan sambil memukuli lengan Ocan.

"Iya iya Bu udah jangan pukul lagi" Ocan lalu pergi mengekori Suci.

🍁🍁🍁

Di ruangan Guru Suci dan Ocan mencuci piring. Sebenarnya yang mengerjakan cuci piringnya itu Suci. Ocan hanya sandar di tembok dan meminum bubble tea.

"Ocan gue haus" rengek Suci.

"Haus yah? Tunggu.. cuih cuih" Ocan menyodorkan minumannya yang sudah ia ludahi.

"Terkutuk Lo jadi teman. Sana beliin gue!" Marah Suci.

"Beli Aja kan punya kaki" Ocan mengejek Suci dengan menjulurkan lidahnya.

"Ocan!" Teriak Suci.

"Hm, pacaran jangan di kawasan sekolah. Apalagi di ruangan guru" kata seseorang.

Gue noleh dan itu ternyata Anan.

"Gak kok kak. Kita cuman kena hukum saja dari ibu Rahma saja. Gak pacaran kok kak" Jelas Suci.

"Siapa yang nanya?" Kata Anan dengan ekspresi jutek

"Tadi Kakak bilang kami pacaran. Jadi aku jelasin" kata Suci menunduk tak berani menatap tatapan tajam Anan.

"Gue gak butuh penjelasan dari Lo" kata Anan.

Suci gak nyangka ternyata sosok Anan yang ia suka bertolak belakang dengan khayalannya. Suci takut dengan tatapan tajamnya. Perkataan kasarnya. Suci ingin lari rasanya dari hadapan sang cowok idaman yang bersikap buruk padanya.

"Woy dia cewek loh. Kok omongan Lo kasar amat sama cewek"

"Emang gue peduli? Kenal aja gak" kata Anan berlalu meninggalkan Suci dan Ocan.

"Kak Anan tidak mengenaliku? Apa dia tidak tahu bahwa cewek yang dulu satu payung dengannya adalah aku" ucap dalam hati Suci.

"Eh, suci lo kok bengong sih?" Tanya Ocan menyadarkan Suci dari lamunannya.

"Gak papa kok Ocan"

"Oh, Lo kenal Ama tuh senior tadi? Gila omongannya pedas amat"

"Gue gak tau. Gue taunya dari teman teman aja. Gue aja baru tau orangnya" bohong suci.

"Oh gitu. Yaudah lanjutin nyucinya yang bersih yah tuan putri" kata Ocan.

"Gak usah panggil gue putri kalau Lo nyiksa gue nyeett" marah Suci.












Kutipan"bahkan perkataan lebih tajam dari pisau. Kau melukaiku sebelum aku bahagia karena dirimu. Luka pertama dalam mencintaimu"

All About AnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang