15

13 1 0
                                    

Matahari telah terbenam. Rasa kantuk masih menguasai diriku yang masih setia di atas tempat tidur. Aku tersenyum seketika mengingat kak Anan yang membuat diriku semakin mencintainya. Apakah kak Anan mengetahui perasaanku ini? Aku tak tahu. Aku hanya bisa bermain dengan imajinasiku.

Terdengar samar suara mama dari kamarnya meminta tolong. Aku masih susah bangun dan memanggil Al untuk melihat mama. Entah mengapa 2 menit berlalu jantungku sesak tiba-tiba bersamaan Al memanggil aku dengan nada yang sedikit tinggi.

Aku bangun memaksakan diri dan lari menuju kamar mama dan mendapati Al yang membantu mama bangkit dari closed. Tampak closed di penuhi darah dan lagi mama muntah darah tepat di depan mataku. Aku langsung memeluk mama membantu Al menyeimbangkan tubuh mama yang sangat kurus lemah itu. Air mataku tak dapat ku ku tahan, aku menyuruh Al terus memegang mama yang tak henti muntah darah. Aku lari keluar rumah lalu teriak meminta tolong dengan tangisku.

Satpam yang berpatroli lari mendekatiku begitu juga para tetangga.

"Kenapa nak Suci??" Tanya semua orang.

"Mama.. mama saya muntah darah terus di dalam. Tolong saya mas/mbak" setelah menjelaskan dengan sesegukan mereka langsung ikut lari bersama saya menuju kamar mama.

"Ma.. mama bangun.. ma ! " Suara Al membuat langkah aku terhenti. Tetangga ku membantu mama yang sudah pingsan. Mulut dan hidung mama penuh dengan darah.

"Suci jangan diam. Ayo ikut bawa mama kamu ke rumah sakit". Aku mengangguk dan mendekati Al.

"Dek  Lo dirumah saja yah.. biar aku yang urus mama" Al mengangguk dengan mata merah seakan menahan tangis.

"Papa.. gimana?" Tanya Al.

"Nanti gue yang telpon papa. Sekarang kamu bersihkan darah mama saja dan jangan kemana-mana" kataku dan Al mengangguk lagi.




🍁🍁🍁




Di depan UGD lalu lalang orang tak ada hentinya. Aku menunduk menatap bayanganku di atas lantai. Aku tidak tahu penyakit apa yang di idap mama. Melihatnya tadi mama pasti mengidap penyakit parah tapi sungguh aku tak tahu. Mama tak pernah cerita cerita kepadaku. Sungguh bodoh diriku ini selama ini tak memedulikan keadaan mama.

"Keluarga Hasniah" panggil dokter di depan pintu UGD.

"Iya dok?"

"Bisa tolong cari obat ini" dokter itu memberikan sebuah catatan kepadaku.

"Stok obat ini sudah habis dan ibu kamu membutuhkan ini sekarang"

"Saya akan mencarinya dok"

"Ouh iya ada apotek yang agak jauh dari Rumah sakit disana obatnya lengkap. Mungkin kamu bisa mendapatkannya disana" kata dokter. Aku mengangguk dan lari mencari apotek yang di maksud dokter.

Tak lama, aku akhirnya sampai di apotek yang di maksud dokter.

"Mbak obat ini ada?"tanyaku.

"Ouh iya ada mbak. Tunggu yah saya ambilkan"

"Mbak.. mbak" panggil seseorang yang agak jauh dariku. Suara sepertinya aku mengenalnya tetapi aku tak memperdulikannya saat ini.

Mbak itu datang membawakan obat cairan beserta suntik. Aku mengambil nya dan membayarnya.

"Suci??" Panggil seseorang. Aku menoleh.

"Kak Anan??" Kaget ku. Tiba-tiba ponsel ku berdering dan mendapat telpon dari Tante.

"Suci jangan lama bawa obatnya" kata tante Hijrah di balik telpon.

"Gue udah dapat Tan. Gue udah mau mau otw kesana" kataku meninggalkan kak Anan.

All About AnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang