karena sikap cuek, dingin, dan kasarnya. Aku pertama kali merasakan jatuh cinta dan sakitnya cinta itu meski tak pernah kumiliki.
"Suci.."
"Iya kak kenapa?."
"Lo itu sama serangga gak bisa di bedain. Sama2 suka ganggu gue."
"What? Kamu tega banget...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Udah jangan tanya lagi di dalam rumah hantu aku udah teriak kayak nonton konser kpop. Padahal yang aku liat tadi bukan oppa-oppa tapi hantu, Anjir. Kak Anan? Udah dari tadi tawa mulu ngeliatin aku terus yang ketakutan. Puas banget bahagia diatas penderitaan orang.
"Hhahaha eh lo nangis?? Hahaha lucu banget sih lo"
"Ih bukannya nenangin orang malah di ketawain" kesel banget di giniin.
"Hahah.. Alay lo dek" Kata anan lalu mengelus kepalaku. Setelah itu pergi meninggalkan aku yang masih diam menenangkan diri.
Lagi?? Udah baper kesekian kalinya Dan setelah di baperin di tinggalin. Ada yah cowok gini? Huuft..
"Kak tunggu aku ih" kataku sambil lari mengejar kak Anan.
Setelah puas main-main aku di antar pulang dengan tukang greb. Jangan tanya kak Anan dimana dan kenapa dia gak nganter aku. Tadinya aku pengen di antar tapi kak Anan di telpon papanya katanya disuruh ke hotel apalah itu ada rapat keluarga. Mau gak mau aku pulangnya sendiri. Yang pesan greb itu bukan kak Anan tapi aku. Kak Anan bukannya ninggalin Aku, dia cuman ada kepentingan jadi positif thinking aja.
🍁🍁🍁
Aku Berhenti sebelum sampai di depan rumah. Aku hampir lupa kalau aku tadi keluar lewat jendela jadi harus masuk lewat jendela juga. Bisa berabe kalau aku masuk lewat pintu. Entar aku di introgasi panjang lebar bikin pusing. Aku jalan ke samping rumah dan untungnya tangganya masih ada. Jadi ingat tadi Ocan rela naik tangga demi gue-eh demi kak Anan sih karena Ocan takut sama Kak anan. Untung Ocan tadi gak ikut. Coba ikut jadi orang ketiga antara aku dan kak Anan. Hahaha ngarep banget akunya sama kak Anan. Tapi gak papa siapa tau Ngarep besok-besoknya jadi beneran.
Akhirnya aku udah ada di kamar tempat ter aman bagiku. Istanaku. Aku menyalakan lampu kamarku karena gelap. Dan aku melihat sesuatu yang membuat aku teriak ketakutan.
"Aaaaaa" aku teriak ketakutan.
"Suci kamu kenapa?!" tanya Mama yang suaranya jauh tetapi bisa aku dengar.
"Gak papa tante. Sucj cuman kaget karena mimpi buruk" kata Dewy yang entah datang darimana.
"Sejak kapan lo disini?" Tanyaku sambil melangkah ke tempat tidur lalu berbaring sedangkan Dewy hanya menatapku tanpa henti di meja belajarku. Tatapan yang seperti meminta penjelasan.
"Sejak negara api menyerang" aku memutar mataku malas.
"Terus lo darimana? Udah jam 20.15 pm baru pulang" tanya Dewy.
"Cari angin" jawabku singkat.
"Cari angin keluarnya udah 10 jam lebih.. Wah.. Kenyang angin lo tuh sekarang. Gak lama lagi lo tuh keluarin angin terus." dewy kalau introgasi suka ngelucu. Buat Aku ketawa.
"Hahahah.. Yee ngelawak. Udah lama yah? Maaf deh.. Gue gak tau kalau lo bakal kesini. Oh iya ortu aku tau aku pergi?? "
Dewy menghela nafas karena kesal mungkin. Dewy beranjak dari Kursi dan ikut baring di tempat tidur .
"Engak. Gue bilang lo tidur" aku tersenyum menatap Dewy.
"Sumpah gue tadi kaget banget lo gak ada di kamar. Gue pengen teriak tanya ortu lo tapi gue liat jendela lo terbuka dan ngeliat sebuah surat. Awalnya gue takut tapi setelah baca suratnya dan dapat telpon dari ocan. Gue lega"
"Ocan tanya lo?? " dewy mengangguk.
"Jangan bilang lo jalan sama ocan lagi" tebak Dewy. Aku tertawa mendengarnya.
"Ih bukan keles.. Gue jalan sama kak Anan"
"Kak Anan??" tanya Dewy. Aku mengangguk.
Entah aura Dewy seketika berubah. Aku sekarang takut sambil memeluk bantal.
"Murka nih anak kayaknya. Help me"
"Meski peduli mu hanya 1% dari 100%, kuyakin 1% itu bisa mengubah 99% ketidak pedulianmu menjadi 100% peduli tanpa ku tau kapan Waktunya"
#maap beribu kata gue baru update lagi karena masalah mood dan sibuk. Karean gue masih dalam masa berduka jadi updatenya setengah-setengah.. Maapin gue 😭🙏 || gue sayang para reader 😘😘
