BAB 1 JAM KARET PEMBAWA PERUBAHAN

348 9 0
                                    


“ Zakia.....” teriakan itu sudah menggelegar sejak pagi tadi iya itu suara bundaku
“ Iya bun aku bangun” jawabku malas
“ Kamu ini sudah dipanggil dari tadi nggak nyaut nyaut juga. Kamu nggak kapok apa di hukum guru BK” dumel bundaku
“ Iya iya bun aku mandi nih” aku berjalan menuju lemari mengambil pakaian dan bergegas madi
“ Aku berangkat ya bun” pamit kakaku
“ Zakky kamu gk mau bareng adikmu?” tanya bunda
“ Gak ah bun dia lemot kaya siput nanti aku telat” ibu hanya berdeham
“ Aku berangkat” pamitku dan mencium tangan bunda
“ Kamu mau berangkat pakek apa?” tanya bunda malas
“ Bareng kak Zakky kan bun” aku berbalik badan dan menuju garasi
“ Bun kakak udah berangkat ya?” aku panik dan berlari memasuki rumah
“ Terus aku berangkat sama siapa?” bunda tak menggubrisku
“ Bun bun buuundaaaaaaa” rengekku
“ Makanya kamu itu jadi perawan yang rajin, bangun pagi. Masa kakanya yg cwo aja udah rapi dia masih molor” katanya
“ Udah nih naik ojek sana” dia memberikan uang untuk ongkos ojek padaku
Dengan tergesah gesah aku berlari memasuki kelas berharap bu lusi masih belum ada di kelas, aku segera berhenti di persimpangan kelas. Saat mengetahui bu lusi sedang berbincang dengan salah seorang tukang kebun,
“ Mampus lewat mana ini, kalau muter lewat LAB kejauhan. Tapi kalau lanjut lewat sini pasti ketangkep” tiba tiba dia mendekat kearahkku tanpa babibu aku langsung berlari menuju arah lab untuk memasuki kelasku
“ Parahh tinggal satu menit ini” ku percepat langkahku saat sampai depan pintu kelas
“ Awasss bruukk” aku tersungkur di lantai dan alhasil daguku sukses membentur lantai
“ Huaa bu lusiii datang” teriak salah seorang anak. Kami langsung buru buru duduk di tempat masing masing. Seperti biasa dia sebelum mengajar berkeliling kelas untuk memeriksa muridnya kamu masukkan bajunya, kamu sepatunya besok ganti yang hitam, kamu sepatu kok buluk besok cuci, kamu rambut d warna warna mau jadi nanas , heh kamu ini rok pendek mau jadi apa kamu, kamu mau sekolah apa main kok bawa alat make up segala. Itu adalah ocehnya setiap kali memeriksa murid muridnya
“ Kia itu dagumu kenapa memar?” tanyanya sedikit membentak
“ Anu tadi tadi gak sengaja jatuh bu”
“ Jatuh ? pasti kamu lari larikan makanya jatuh”
“Eng enggak kok..” omonganku di penggal olehnya
“ Jangan bohong kamu pasti telat lagi terus lari lari karena takut ketauan saya dan kamu malah gk sengaja terjatuh iya kan??”
“ Eng nggak bu sa....?”
“ Sudah tidak usah banyak alasan cepat ke UKS minta perawatan dan saat istirahat nanti temui saya di BK mengerti?” omelnya
“ Iya bu. Saya permisi” pamitku. Lekas aku menuju UKS sepanjang jalan aku menggerutu sendiri karena kesal sama bu lusi, dia itu selalu marah marah dan membuat  kesal aja
“ Permisi” salamku saat memasuki UKS
“ Iya ada apa nak kia” tanya salah seorang penjaga UKS
“ Ini bu di suruh ngobatin luka di dagu saya” aku menunjukkan daguku yang memar dan sedikit robek
“ Kok bisa begini nak kia bagaimana critanya?” tanyanya. Emang dasar aku anaknya nyablak jadi aku menceritakan semua kejadian tanpa babibu babi bu dan respon penjaga UKS itu hanya tertawa spanjang ceritaku, sangking semangat ceritanya, tak terasa lukaku sudah selesai di obati olehnya
“ Trimakasih saya permisi ya bu” pamitku
“ Iya nak lain kali hati hati jangan lari larian “ katanya sambil tertawa aku hanya tersenyum tipis dan bergegas ke kelas
Tak terasa jam istirahat tiba, aku segera menuju kantor BK untuk menemui bu lusi, aku sudah biasa di marahi olehnya tapi kali ini sepertinya dia benar benar marah
“ Permisi” kataku
“ Duduk” jawabnya dingin
“ Sa..” lagi lagi kata kata ku di potong olehnya
“ Kamu ini sudah berapa kali saya peringatkan datang lebih awal jangan telat, jalan yg hati hati jangan grasak grusuk” aku hanya manggut manggut
“ Kamu jangan cuma manggut manggut tapi di dengar, di laksanakan”
“ Iya bu maaf”
“ Kamu tau berapa kata maaf yang kamu ucap? tapi tak ada perubahan yang bisa ibu rasakan dari kamu”
“Saya...”
“Sudah kamu tidak usah membela diri, mulai minggu ini jika tidak ada perubahan kamu ibu skors dan gak ibu Ijinkan ikut UN mau kamu?” wehh ancamannya mengerikan
“ Iya bu saya besok berangkat lebih pagi”
“ Kamu ingat sebentar lagi UN fokus blajar. Dasar kamu otak pinter tapi kok jam karet”
“ Iya iya bu maaf, saya janji besok akan berangkat lebih pagi”  setelah hari itu aku selalu berusaha on time biar tidak dimarahi lagi, apalagi ancamannya adalah tidak boleh ikut ujian itu sungguh mengerikan
“ Zak...” kata kata ibu terhenti saat mendapati aku sudah turun dari tangga dengan memakai seragam SMK lengkap
“ Sudah bangun kok bun” aku tersenyum manisss banget wkwkwkw
“ Kesambet apa kamu jam segini sudah siap dan rapi” dia tampak bingung
“ Katanya ibu, aku gak boleh telat” cengirku mirip kaya kuda
“ Bun adek mas.....” kata kata kakakku terhenti begitu melihat aku yg sudah rapih. Kenapa kalau aku jam segini sudah bersiap sekolah itu mukzizat yah?
“ Hyee kak zakky buruan siap siap nanti telat loh” kataku songong
“ Lah lu kesambet apaan dek” tanya kakaku.
Setelah keterkejutan di rumahku gara gara perubahanku pagi  ini, aku dan kakaku berangkat bersama. Iya walau kita beda sekolahan dan kakakku sudah kuliah tapi kampusnya searah dengan SMKku.

Kupinang Sahabatku Dengan syairkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang