BAB 9 Kesalahan Panggilan Dadakan

122 2 0
                                    


ZAKIA POV
“pepe bangun” aku menggoyang goyangkan tubuh aidan
“ lima menit lagi un” jawabnya malas
Kalian pasti penasaran kenapa kami tak saling memanggil sebutan kuda laut dan kecoak lagi?? Ya kan ya kann....
Jadi begini ceritanya.....

~ flash back on ~
Ini hari ketiga aku di Lombok, rencananya hari ini aku dan Aidan akan bersepeda bersama dan pergi kepasar unik yang ada disisni. Nama pasar itu adalah pasar kolangking aku juga tak tau kenapa diberi nama seperti itu.

“sudah siap? Yuk aku sudah siap dari pagi ini...” aku berlari kekamar kami dengan membawa dua helm untuk kami bersepeda
“ bentar kia, aku mau tidur lagi sebentar sajaaaa” dia kembali berjalan menuju ranjang

Karena kesal aku langsung keluar dari kamar itu dan berangkat bersepeda sendiri, ya beginilah aku....  keras kepala dan mudah ngambek wkwkwk
Saat keluar dari lingkungan penginapan aku sedikit ragu karena ini masih pagi buta dan penerangan disini masih tak seterang saat di kota. Aku menaiki sepedaku dengan perlahan dan aku hanya ditemani oleh sepeda dan MP3 dari ponselku.

“ Kia..... sayang tunggu aku. Jangan marah, aku minta maaf “ suara itu adalah Aidan..
Entah kenapa aku malah kesal mendengar suara itu, tanpa sadar aku mempercepat laju sepedaku. Sampai saat di sebuah jalan menurun aku mulai kehilangan keseimbangan dan menabrak seorang bapak bapak yang berjalan di depanku. Aku terjatuh dan bihun yang masih hangat untuk di jual di pasar yang dibawa oleh bapak – bapak itu.

“ maaf pak.., bapak tidk apa apa?” panikku. Aku ketakutan karena bapak bapak itu sudah cukup tu. Aku membantuny berdiri, dan saat itulah aku melihat kaki, siku dan juga baju bapak itu robek. Tangisku pecah di situ karena tak tega melihatnya
“ sayang kamu tidak apa apa?” panik Aidan
“ bapak itu terluka, aku tidak sengaja Aidan. Aku tadi kehilangan keseimbangan” ucapku sembari masih menangis dan sesekali mengelap airmataku seperti anak kecil
“ iya iya kamu tidak sengaja, sudah jangan menangis. Yang penting sekarang kamu dan bapak itu baik baik saja” Aidan memeluk ku
“ tapi dia terluka” aku masih tetap menangis, bahkan kini semakin keras
“ hahahaha kalian ini lucu sekali, sudah mbak tidak apa apa. Saya tidak apa aa, jangan menangis lagi kasihan suaminya sampai bingung” ucapnya sesekali tertawa
“ maafkan kecerobohan istri saya pak” ucap Aidan sembari membereskan nampan tempat bihun

“ bihuuunnyaaaa bagai mana huaaaaaa... kasian bapaknya bihunnya kebuang huaaaa” kini aku benar benar seperti anak kecil. Bapak itu kembali tertawa kecil, dan tawa bapak itu berhasil mengurangi sedikit tangisku

“ bapak kenapa hik masih hik bisa tertawa, padahal bihunnya sudah berantakan” tanyaku disel sela tangis yang mulai mereda
“ hehe karena kamu ini sangat polos dek, biasanya orang akan meminta maaf dan pergi begitu saja. Tapi kamu malah sampai menangis seperti anak kecil saat ini. Bukankah itu sangat lucu?” guraunya

“ karna itu saya menikahinya pak” ucap Aidan dan tertawa lepas bersama bapak bapak itu.

Aku dan Aidan memutuskan untuk ikut bersama bapak itu kerumahnya untuk membersihkan kekacauan yang telah aku perbuat dengan membantu membuat bihun.

AIDAN POV

Jam menunjukkan pukul 04.00 aku dibangunkan oleh zakia untuk mandi karena jam lima nanti kita akan pergi bersepeda. Aku mandi setelah zakia selesai mandi, dia lekas keluar begitu selesai mandi dan mendorong dorong tubuhku untuk masuk kekamar mandi. Aku mandi cukup lama dan begitu keluat aku tak mendapati sosok zakia disana, rasa kantuk masih belum hilang didiriku. Saat hendak mengambil ancang ancang untuk kembali terlelap tiba tiba zakia memasuki kamar dengan memakai jaket sport dan celana trening dilengkapi sepatu olahraganya kekamar kami

“sudah siap? Yuk aku sudah siap dari pagi ini...” dia kearahku sembari membawa dua helm di tangannya.
“ bentar kia, aku mau tidur lagi sebentar sajaaaa” dia mengulurkan salah satu dari helm itu.

   Bukannya menyambut uluran helm itu aku malah membalikkan badan dan kembali menjatuhkan tubuhku kekasur dan menutupi tubuhku dengan selimut tebal nan hangat itu.
Ku dengar suara pintu di banting, tapi kantuk tak bisa kutahan lagi akhirnya aku tetap saja tertidur di kasur kami, beberapa menit dari kepergian zakia alaram di ponselku berdering dan membuatku terbangun.

“ ya ampun zakia, inikan masih gelap kalau teradi apa apa sama dia bagaimana? Haduhh bodoh sekali aku ini. Pasti dia marah  banget, apalagi ini sudah cukup lama setelah kepergiannya

Aku segera berlari keluar penginapan dan mengenakan jaket seadanya dan mengebut menggunakan sepeda yang sudah sengaja zakia siapkan untukku. Aku melaju cukup kencang agar mampu menyusul zakia, tapi saat akau melihatnya tenagakku sudah hampir habis karena ngebut di awal tadi. Tak mau kehilangan lagi aku memanggil manggil namanya, tapi dia malah memper cepat laju sepedanya. Karena tak sanggup mengejarnya aku akhirnya membiarkannya pergi lebih dulu. Beberapa meter dari lokasi tadi aku mendapati sepeda zakia yang sudah tergeletak di jalanan yang sepi. Aku sempat panik d buatnya, tapi ada sedikit kelegaan saat melihatnya baik baik saja. Ternyata dia menabrak seorang bapak yang membawa bihun. Untuk menebus kesalahan kami, aku dan zakia ikut kerumah bapak itu untuk membantunya membuat bihun. Sepanjang perjalanan zakia masih saja menangis dan sampai cecegukan karena airmatanya sudah tak keluar lagi.
Bapak itu mempersilahkan kami masuk dan saat di dalam dia meberika kotak P3K kepadaku untuk mengobati luka yang ada pada zakia
“ kemarikan sikumu” pintaku
“ aku tidak apa apa Aidan, tapi bapak itu...”
“ ssttttt..!” aku membungkam ucapannya mengelus puncak kepalanya
“ sudah kamu diam. Bapak itu kuat, tapi kamu tidak. Kalau tidak segera d obati nanti bisa bengkak” ucapku sembari membersihkan luka di dahinya. Ya seperti di FTV yang biasa ku lihat saat pemeran utamanya terluka si cowok mengobatinya dan kedua mata bertemu dan cup kissing...
Sayangnya itu tidak terjadi padaku, karena panggilan dari si windy pengganggu membuat zakia tersadar wkwkwkwk

“ hallo... suaramu gak kedengeran win. Hallo??” ucapnya. Perlahan aku mendekatinya dan memeluknya dari belakang
“ isstt aidan aku sedang telphone, sudah sana ihhh. Lepas gak” dia tampak risih karena ulahku
“ ekhembb” dehaman dari bapak itu. Aku melepas pelukannku. Dengan nyengir kuda aku dan zakia menghampiri bapak itu
“ luka bapak sudah di obati pak?” tanya zakia
“ sudah kok dek. Nanti juga kering sendiri. Bapak sudah biasa kok kalau luka luka kecil seperti ini”
“ ini semua gara gara kamu tau nggak, coba aja tadi kamu gak bikin aku marah. Pasti gak akan nabrak bapak ini” marahnya padaku
“ tungu tunggu, aku akui aku emang salah sudah membuatmu marah. Tapi urusan tabrak menabrak itu gara gara kecerobohanmu sendiri bukan?” sangkalku
“ tapi kalau aku gak marak sama kamu, aku gak akan ngebut dan gaka akan nabrak bapak ini. Jadi semua itu salah kamu” ucpnya dengn pipi menggembung

“ ah ruwet sekali, mirip bihun kau zakia. Dasar bocah” gumamku
“ apa kamu bilang aku mirip bihun?? Dasar PEPE” treaknya
“ apa? Pee? Burung hantu di taman kemarin itu?”
“ iya, kamu mirip pepe si tukang tidur mata lebar, weekkkkkkk” ejeknya
~ flashback off~

Dari situlah panggilan sayang kami berubah menjadi bihun dan pepe

Uhuuuyyy akhirnya update lagi wkwkw
Maaf sudah membuat kalian menunggu
Semoga ini dapat mengobati kerinduan kalian pada author ya ups maksudku Aidan dan Zakia hehehe
Tapi rindu aku juga boleh wkwkw

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ..
Agar aku bisa menemukan kalian 😘🙋🙋

Kupinang Sahabatku Dengan syairkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang