chapt 2

42.1K 3.3K 48
                                    

"Jatuh cinta padamu bukan sebuah dosa, benar kan?"

******

Elina menginjakan kakinya di tempat ini untuk kedua kalinya. Setelah beberapa tahun memutuskan untuk pergi, akhirnya dia memilih kembali. Bukan tanpa alasan, banyak tempat yang bisa dia pilih namun kota yang dia datangi sekarang memiliki banyak kenangan.

Biarpun lebih di dominasi oleh rasa sakit dan juga air mata, namun disinilah Tuhan sedikit berbaik hati untuk memberikannya bahagia. Lewat jatuh Cinta pada seorang pria. Pria yang menjungkir balikan hidupnya, Raiki Antonio.

Lamunannya sedikit tersentak karena Elina merasakan tangan mungil menarik ujung kemeja yang dia gunakan. Dia menoleh ke bawah dan mendapati wajah polos seorang bocah lelaki, putrannya, pelita hidupnya sekarang. Aliky.

"Ma, Ayiky aus" ucapnya sedikit cadel.

"Baiklah kita akan membeli minuman untukmu"

"Ice cleam ya, Ma"

"No! Tadi di pesawat kan sudah sayang. Jadi tidak ada ice cream lagi" ujar Elina pada putranya.

Aliky langsung mengerucutkan bibirnya lucu, dia tidak suka dengan kata-kata yang di ucapkan oleh Mamannya tapi dia tidak bisa membantah, Aliky tidak mau membuat Mamannya sedih.

Elina tersenyum kecil saat melihat ekspresi wajah yang di perlihatkan Aliky, dia mengusap lembut pucuk kepala putranya. Namun matannya terlihat sayu, karena dia kembali teringat dengan Raiki. Dia sudah bersumpah akan melupakan pria itu, tapi sepertinya akan butuh waktu yang cukup lama.

Bagaimana tidak, ada bagian dari pria itu yang kini akan terus menemani hidup Elina. Walaupun pria itu tidak pernah tahu, dan Elina memang sengaja melakukan hal ini. Karena dia tahu pria itu pasti akan menolak dengan sangat tegas bahwa Aliky adalah putrannya.

Elina berjalan menelusuri jalanan setapak, mengingat disana angkutan umum sangat jarang. Dia harus segera mencari minuman untuk putrannya lalu setelah itu memutuskan untuk menginap dimana. Dia tidak mungkin membiarkan putrannya kedinginan dan tidur di luar.

Elina sampai di depan sebuah minimarket kecil, dia segera membeli air mineral dan mengambilkan ice cream. Elina tidak mungkin mengecewakan putrannya yang sedari tadi mengerucutkan bibirnya sangat lucu.

"Masih marah sama Mama?" goda Elina dengan mengelus kepala bagian atas Aliky.

Lalu di balas dengan anggukan lucu, bocah itu mengalihkan pandangannya. Sekali lagi Elina terkikik geli. Setelah membayar pada kasir, Elina segera mengandeng tangan mungil Aliky dan tangan lainnya dia gunakan untuk menenteng tas besarnya.

"Beneran marah nih sama Mama?"

"Benelan, Ayiki malah sama Mama!"

"Kalau sekarang bagaimana?" tanya Elina sambil menyodorkan ice cream cone rasa taro kesukannya.

"Ice cleam! Untuk Ayiki, Ma?" serunnya dengan mata berbinar. Elina mengangguk dengan senyum yang tercetak di wajahnnya.

"Telima Kasih, Ma! Ayiki sayang Mama!" ucapnnya sambil memeluk kaki bagian bawah Elina.

"Mama juga, sayang. So much" balas Elina.

Mereka berduapun kembali melanjutkan perjalanan. Elina melihat kesekeliling mencari apakah ada tempat penginapan untuknya bermalam bersama Aliky.

CAN'T STOP [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang