"Ketakutan terbesarku adalah tidak bisa melihat kalian lagi"*****
Happy reading ❤
Selamat jatuh cinta 😘
*****
Raiki dan Dominick berlari sangat kencang. Tidak memperdulikan jika nanti mereka bisa tersandung, bahkan ketika naik tangga yang biasanya hanya satu langkah mereka langsung melewati dua pijakan sekaligus. Mereka tidak memperdulikan apapun. Yang ada di otak mereka sekarang adalah keadaan anak-anak mereka.Sementara itu yang lain juga ikut menyusul mereka, mendengar suara tembakan yang berulang kali membuat mereka terkejut. Apalagi di dalam ada empat anak kecil, biarpun ada Hase yang menjaga. Tetap saja Hase tidak mungkin bisa menjaga empat orang sekaligus.
Kaki Raiki sudah menginjak lorong dimana kamar anak-anak berada. Matanya menangkap seorang pria menggunakan pakaian hitam kini berdiri tepat di depan kamar anak-anak sambil mengarahkan pistol ke arah dalam. Raiki langsung berlari ke arah pria itu tanpa memperdulikan jika nantinya dia yang akan tertembak.
Dengan dipenuhi perasaan yang campur aduk, Raiki memukul pria itu dari belakang hingga membuatnya jatuh tersungkur di lantai. Dia lalu mengunci pergerakan pria itu agar tidak bisa melawan.
"Alkeys!!" teriak Raiki memanggil Dominick yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
Dominick langsung menerjang masuk ke dalam kamar, disana terdapat Hase yang tengah berdiri di depan anak-anak. Ternyata pria berbaju hitam yang di serang Raiki tidak sendirian. Melainkan ada dua orang lagi.
Wajah Dominick semakin berubah menjadi dingin ketika melihat ketiga anaknya yang menangis di belakang Hase. Tanpa banyak bicara dia langsung menuju pria yang berdiri tak jauh dengannya. Menarik kerah baju pria itu dan langsung meninju wajahnya.
Terjadi pertempuran sengit antara Dominick dan pria tersebut. Raiki masih berada di tempatnya, matanya kini menuju ke arah Aliky. Memastikan bahwa putranya tidak terluka sedikitpun. Sejak tadi dia sangat ketakutan, hingga akhirnya kedua matanya melihat sosok Aliky yang berada di samping Dariell.
Air mata membanjiri wajahnya yang mungil, terlihat dengan begitu jelas jika putranya sangat ketakutan sekarang. Raiki ingin berlari ke arah putranya, memeluk dia dan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Tapi itu tidak mungkin di lakukan karena sekarang dia masih dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk melakukan itu.
"Papa disini sayang, kamu akan baik-baik aja" bisik Raiki sambil menatap putranya.
Tanpa Raiki sadari pria yang ada di bawahnya ternyata melawan dan berhasil melepaskan diri. Dia langsung berlari ke arah jendela dengan kaca besar, diikuti dua lainnya. Mereka bertiga kabur dengan cara menerjang kaca dan melompat dari lantai dua.
"Brengsek!" desis Raiki dan Dominick bersamaan.
Keduanya melihat ketiga orang menaiki mobil sedan berwarna hitam, rupanya mereka bertiga menggunakan mobil sebagai kendaraan untuk kabur. Tapi Raiki dan Dominick tidak akan membiarkan mereka bertiga bisa lolos begitu saja.
"Dominick!"
"Raiki!"
Suara Tristan dan Alean langsung menggema masuk ke dalam kamar. Mereka berdua menoleh ke arah sumber suara dengan tatapan yang sudah berubah, wajah mereka tampak sangat dingin. Seolah akan membunuh siapapun sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN'T STOP [COMPLETE]
Ficción GeneralAnother story of "The Target" [Raiki-Elina] Elina memutuskan untuk menyerah atas cintanya pada Raiki. Dia kembali ke kota kelahirannya, Venice. Bersama dengan seorang anak lelaki yang dia sembunyikan keberadaannya dari Raiki. Tapi disaat Elina pik...