"Aku harap bahwa sekarang (bukan) hanya sebuah ilusi"*****
Ohayooo Minasaaan 🤗🤗
Bagaimana kabar kalian? Aku harap baik-baik saja.
Aku tidak akan tanya apa kalian rindu padaku, karena jawabannya sudah jelas :')
Manusia kardus mengalahkan diriku 😖😖
#AutoberubahjadinenesihirHappy Reading 😘
Selamat Jatuh Cinta ❣❣
*****
Elina kini tengah sibuk di dapur. Memotong sayuran serta memasukannya ke dalam panci berisi air. Mencicipinya sedikit, untuk merasakan apakah ada bumbu yang belum dia masukan.
Setelah dirasa pas, Elina menuangkannya ke dalam wadah yang sudah dia siapkan. Suasana masih terasa begitu sepi tanpa suara. Tentu itu terjadi karena sekarang masih pukul lima pagi. Semua penghuni rumah masih tertidur lelap di atas kasur masing-masing.
Bagaimana Elina bisa memasak? Karena dia sudah di perbolehkan Tristan untuk pulang. Karena keadaanya sudah pulih setelah di rawat selama dua hari di Rumah Sakit. Dia tidak bisa berlama-lama. Elina merindukan putranya, maka dari itu dia minta untuk pulang lebih cepat.
"Kamu sedang apa?"
"Oh Astaga!" pekik Elina kaget hampir menjatuhkan panci yang sedang dia bawa.
Dengan cepat dia menoleh ke arah kanan, ingin tahu siapa pelaku yang sudah mengagetkannya.
"Raiki! Kau membuatku kaget. Bagaimana jika pancinya jatuh?" omel Elina pada Raiki si pelaku.
"Maafkan aku, apa kamu terluka?" Raiki memegang tangan Elina khawatir, takut jika kuah dalam panci mengenai tangannya.
Elina menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak, aku memegang nya sangat erat." Kemudian menuangkan sup ke dalam sebuah mangkok besar.
"Mau aku bantu? Sepertinya kamu sedang memasak banyak sekali masakan" tawar Raiki saat melihat meja dapur yang penuh dengan bahan-bahan untuk memasak.
Elina menaikan satu alisnya bingung.
"Aku memaksa, Querida." ucap Raiki cepat.
"Baiklah. Jika kamu memaksa. Tolong kupas wortel dan mentimun itu. Aku ingin membuat sushi" tunjuk Elina ke arah sayur yang di maksud.
"Yes, chef Elina!" hormat Raiki patuh.
Raiki mengambil pisau yang tak jauh darinya, lalu mulai mengupas wortel. Dengan begitu serius, sambil sesekali melihat Elina yang kini tengah menyiapkan nasinya.
Untuk kedua kalinya Elina memilih bungkam atas lamaran yang di berikan Raiki. Tak memberikan jawaban, seperti tidak pernah terjadi apapun diantara mereka. Membuat Raiki sedikit galau karenanya. Tapi, dia tidak mungkin memaksa Elina.
Dia juga paham betul, jika bukan haknya untuk memaksa Elina menerima lamarannya. Setelah apa yang selama ini dia lakukan pada wanita berhati lembut seperti dirinya.
Keduanya larut dalam acara masak memasak bersama. Terkadang Elina memberikan sesendok kecil makanan untuk di cicipi oleh Raiki. Begitupula sebaliknya, jangan salah biarpun dia seorang pria Raiki juga bisa memasak. Karena lama tinggal sendiri, itu sebabnya dia juga bisa memasak.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN'T STOP [COMPLETE]
General FictionAnother story of "The Target" [Raiki-Elina] Elina memutuskan untuk menyerah atas cintanya pada Raiki. Dia kembali ke kota kelahirannya, Venice. Bersama dengan seorang anak lelaki yang dia sembunyikan keberadaannya dari Raiki. Tapi disaat Elina pik...