chapt 48

16.2K 2.1K 474
                                    


"Aku tidak bisa melihatmu yang serapuh ini.."

*****

Flu kini malah menyerang 😷

Raiki kini berada di dalam sebuah ruangan dengan banyak buku yang berada di dalam rak. Sebuah meja dengan satu kursi besar hitam. Di depan meja terdapat dua sofa panjang dengan warna gelap.

Setelah di beritahu jika ayah Tristan ingin berbicara dengannya, Raiki langsung menuju ke tempat ini. Tapi tidak ada seorangpun disini, hanya dirinya saja. Raiki berjalan ke arah meja sambil menunggu kedatangan ayah Tristan.

Matanya tidak sengaja melihat sebuah pigura berkuran sedang yang cukup menarik perhatiannya. Dia mengambil pigura berwarna hitam itu dan melihat sebuah foto yang berada di dalamnya. Disana terdapat ayah Tristan dengan sang istri dan dua orang dengan memakai tuxedo dan gaun putih pernikahan.

Sepertinya ini adalah potret ketika ayah Tristan menghadiri acara pernikahan. Tapi yang membuat Raiki terus melihat foto itu adalah wajah sang pengantin pria yang tak asing di matanya.

"Kamu sudah datang" sebuah suara membuat Raiki sedikit terjingkat karena kaget.

"Iya, maaf aku lancang menyentuh barang anda." balas Raiki sambil mengembalikan pigura yang tadi di pegang nya.

"Bukankah aku pernah bilang padamu jangan berbicara formal, Raiki." ucapnya dengan suara yang begitu tegas namun lembut.

Kudou Ryuichi. Ayah Tristan adalah seorang pria asli dari Jepang. Wajahnya terlihat begitu dingin dan tegas. Siapapun yang baru mengenalnya pasti akan mengira jika dia adalah pria kejam. Namun pada kenyataanya sangat berbeda, dia adalah seorang pria yang lembut, dia hanya bersikap dingin jika berada di luar rumah. Tapi jika sudah di rumah maka sifatnya akan dia perlihatkan.

Dulu Raiki juga sempat takut jika ayah Tristan akan seperti Yakuza. Dalam bayangannya Kudou adalah sosok ayah kejam yang sangat mengatur hidup anaknya harus seperti apa. Lambat laun semua presepsi itu ternyata salah, ayah Tristan adalah sosok ayah yang membiarkan anaknya melakukan apapun yang dia sukai dengan syarat sang anak bisa mempertanggung jawabkan apa yang telah dia pilih.

"Kamu boleh duduk" ucap Kudou berjalan ke arah sofa. Lalu duduk di sana.

Raikipun ikut duduk, kini mereka saling berhadapan. Raut wajah Kudou tampak sangat serius, sejak pertama kali datang dia tidak pernah melepaskan pandangannya dari Raiki.

"Sudah berapa lama kita tidak bertemu. Sekarang berapa usiamu?"

"Tiga puluh tahun."

Kudou memandang Raiki cukup lama. Tersenyum kecil, lalu menautkan kedua tangannya di atas paha.

"Aku menelpon Yukina dan menyuruh kalian semua untuk datang ke Jepang saat keadaan sedang tidak kondusif. Bukan tanpa alasan, itu sebabnya aku langsung memanggilmu kesini setibanya kamu sampai. Ada hal yang harus secepatnya aku katakan kepadamu. Dan kamu harus menerimanya suka atau tidak." terang Kudou serius.

"Apa yang.. "

"Mengenai siapa dirimu yang sebenarnya." potong Kudou cepat. "Apa kamu ingin mendengarnya?"

Raiki mengangguk dengan tidak yakin, dia tentu saja terkejut saat Kudou mengatakan hal seperti itu. Tapi dia akan mencoba untuk perlahan-lahan memahami setiap penjelasan yang akan di ucapkan oleh Kudou.

"Ayah dan ibu yang selama ini kamu kenal mereka bukanlah orang tua kandungmu. Kamu adalah putra dari Martin Luther seorang bangsawan yang meninggal karena pembantaian tiga puluh tahun yang lalu. Kenapa aku bisa mengetahuinya karena Martin adalah sahabatku. Keluarga Luther di bantai secara sadis pada tanggal 16 Juni, tidak menyisakan satu orangpun yang selamat. Sampai sekarang belum di ketahui siapa dalang di balik pembantaian sadis itu. Banyak spekulasi yang beredar saat itu, mereka menyebutkan jika keluarga Luther di bantai oleh kelompok perampok yang sangat ahli. Ada juga yang mengatakan jika pelakunya adalah adik dari istri Martin. Namun polisi masih belum memberikan keterangan jelas mengenai hal ini. Hingga tanpa sebab kasus pembantaian keluarga Luther di tutup begitu saja selang dua tahun kemudian"

CAN'T STOP [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang