"Harus dengan cara apa untuk menghapus namamu dari kehidupanku"
********
"Mama!" teriak seorang anak kecil mengema di pagi hari.
Suara teriakan seorang anak lelaki berusia tiga tahun membuat suasana pagi di rumah kecil itu menjadi sedikit ramai. Walaupun hanya berisi dua orang saja, namun sudah cukup menghidupkan suasana nyaman dan menyenangkan.
Kota Venice, Italia.
Disanalah tempat pelariannya, satu-satunya yang terpikirkan oleh Elina untuk pergi. Aneh rasanya padahal dulu dia memilih kabur dan bersumpah untuk tidak menginjakan kaki kesana. Tapi mau bagaimana lagi dia tidak mungkin membiarkan putranya merasakan penderitaan, dia hanya ingin membuat putra kesayangannya bahagia walau dia harus kembali memijaki kota kelahirannya. Kota penuh luka yang tak akan pernah bisa dia lupakan.
Di kota Venice juga dia pertama kali merasakan sakit, penderitaan karena tidak diinginkan oleh ibu tirinya, lalu cinta yang tumbuh untuk Raiki.
Raiki.
Ketika nama itu di sebut hati Elina masih saja merasakan getaran aneh, biarpun sudah berjalan satu tahun sejak pelariannya namun ternyata sangat sulit untuk melenyapkan nama Raiki di dalam hatinya. Elina harus berusaha dengan keras agar bisa melupakan cinta pertama dan sekaligus satu-satunya pria yang akan dia cintai.
Awal kedatangannya ke Venice hanya dia habiskan untuk membersihkan rumah yang sudah lama tidak di huni. Rumah itu memang pemberian Raiki, Elina tetap menjaganya dengan mempekerjakan seseorang dan mengajinya tentu saja. Hanya sehari dalam seminggu, jadi dia tidak terlalu berat untuk membersihkan rumah yang sudah hampir 5 tahun di tinggal kan nya.
Selang berapa lama Elina datang dengan memakai celemek, dia langsung berjalan cepat ke arah putranya saat mendengar teriakan yang menggema dari ruang tamu.
"Ada apa sayang?" tanya Elina lembut.
"Kane pup di sofa, Ma. Lihat" tunjuk Raiki ke depan.
Elina lalu menoleh kan kepalanya dan benar di atas sofa ada benda berwarna coklat panjang yang berjumlah tiga buah. Elina menghela nafas pelan, lalu dia berjongkok di depan putranya.
"Tadi Mama bilang ke Aliky bukan jika Kane harus berada di luar?"
"Iya Ma, tapi kan Aliky masih mau bermain dengan Kane" jawab Aliky sambil menunduk.
Dia meremat kaos putih yang di pakaianya, Elina memperhatikan setiap gerak gerik putranya. Pemandangan yang paling Elina suka tentu saja, karena dia bisa melihat duplikat seseorang.
"I'm sorry, Ma" sesal Aliky.
"Tidak apa-apa, sekarang Aliky ke kamar dan rapikan mainan Aliky. Mama akan membersihkan pup Kane di sofa" Elina mengelus kepala putranya dengan sayang.
Aliky mengangguk patuh lalu berjalan ke arah kamarnya, Elina bangkit dari tempatnya berjalan ke arah dapur untuk mengambil alat pembersih. Kane adalah kucing yang mereka temukan di jalan ketika berbelanja, saat itu umurnya masih sangat kecil. Dia berada di dalam kardus dengan suara yang terus d keluarkan, seolah meminta pertolongan. Aliky langsung menyukainya dan memohon pada Elina untuk membawa kucing itu ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN'T STOP [COMPLETE]
General FictionAnother story of "The Target" [Raiki-Elina] Elina memutuskan untuk menyerah atas cintanya pada Raiki. Dia kembali ke kota kelahirannya, Venice. Bersama dengan seorang anak lelaki yang dia sembunyikan keberadaannya dari Raiki. Tapi disaat Elina pik...