chapt 39

16K 2.2K 405
                                    

"What should I do??"

****

Kemaren ada yang nunggu notif? Hayoo ngaku 😂
Mau up tapi badan sakit semua. Jadi di cancel hehehe

Gak sampe tembus votenya?
Tidak apa-apa aku mah pengen buat seru"an. :v
Aku tetep lanjut meskipun gak target vote.
Habis kalo gak lihat dan balasin komentar kalian itu rasanya ada yang kurang 😁😁

Terima kasih karena masih setia menunggu kelanjutan cerita yang amburadul ini. 😄

Happy reading 😘

Selamat Jatuh Cinta ❤❤

*****

Raiki masih terdiam di tempat duduknya, tidak bergerak sama sekali sejak sepuluh menit yang lalu. Sedari tadi dia hanya bisa memandang kosong ke arah depan. Banyak hal yang sekarang mengisi otaknya, hingga dia tidak bisa berpikir jernih walau hanya untuk sesaat.

Tadi ketika melakukan pemotretan pagi pun dia lebih banyak melamun sehingga beberapa kali mendapat teguran dari atasannya. Orang-orang mengira dia sedang sakit, padahal sebenarnya dia masih tidak bisa melupakan kejadian beberapa jam yang lalu.

Raiki masih memiliki pekerjaan pukul dua belas siang nanti, namun atasannya meminta dia untuk beristirahat di rumah. Karena melihat kondisi Raiki yang pucat dan mata yang memiliki kantong berwarna hitam.

Pada awalnya dia ingin melajukan mobilnya kembali ke rumah, tapi tanpa dia duga justru sekarang mobil BMW silver miliknya terparkir tepat di depan rumah Elina. Benar-benar tidak masuk akal bukan? Tapi Raiki memang ingin melihat Elina sekarang.

Dia butuh ketenangan.

Dan hanya Elina yang mampu membuatnya tenang.

Raiki keluar dari dalam mobil miliknya, dia lalu berjalan ke arah depan rumah milik Elina. Raiki tiba-tiba teringat masa lalu, dimana dia yang memberikan rumah di hadapannya untuk Elina. Karena saat itu dia melihat Elina sangat ketakutan dan tidak ingin kembali ke rumahnya sendiri.

Dia tidak sempat bertanya karena harus segera pergi ke Praha bersama Dominick. Tapi tanpa Elina ketahui Raiki mendengar jeritan tangis Elina setelah dia menutup pintu. Tangis kesakitan karena dirinya, Raiki tidak bisa melupakannya. Tidak sama sekali.

Ting tong! 

Ting tong!

Ting tong!

Raiki memencet bel yang berada di samping pintu berwarna putih di hadapannya, sambil menunggu mata Raiki melihat ke sekitar. Ternyata rumah yang dia berikan pada Elina tidak berubah sama sekali, bahkan letak kursi di teras depan juga tidak bergeser dari tempatnya dulu.

Beberapa detik kemudian pintu pun terbuka, menampakan seorang wanita cantik berambut pendek yang menggunakan baju berwarna biru kotak-kotak. Terlihat ekspresi terkejut dari wajahnya saat melihat sosok Raiki yang tiba-tiba saja berdiri di hadapannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CAN'T STOP [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang