BS// 04

5.6K 241 1
                                    

Beberapa menit mereka berpelukan dalam diam. Hingga suara deheman seseorang menyadarkan mereka. Otomatis Alea langsung turun dari pangkuan Oliver.

Mereka melihat siapa yang datang. Seketika itu jantung Alea hampir saja copot. Sedangkan Oliver hanya berdecak.

"Ganggu aja sih," gerutunya.

Ternyata yang datang itu Genta dan Maudi. Orang tua Oliver.

Mereka terkekeh melihat muka anaknya yang masam atas kedatangannya, mengganggu mesra-mesraan anaknya itu.

Alea menginjak kaki Oliver dengan keras. "Kamu sih" bisiknya.

"Ha-halo om, tante" Alea menyalami tangan kedua orang tua Oliver. Ia tidak berani metanap kedua orang tua Oliver, dia hanya menunduk.

"Hai Alea" sapa Maudi dengan hangat.

Lalu tanpa aba-aba Maudi memeluk Alea yang membuat badan Alea langsung menjadi kaku. Maudi melepaskan pelukannya, ia menatap Alea dengan senyuman manis di bibirnya.

"Aslinya lebih cantik ya pa," kata Maudi sambil ngeliatin Alea yang mukanya langsung bersemu. "Kamu kok mau sih sama anak tante yang nakal ini?" Ia melihat Oliver dan terkekeh.

Oliver mencebikkan bibirnya. "Yang penting ganteng."

Mereka terkekeh. Alea mencibir, "Pede banget mas"

"Papa mama ngapain sih kesini? Bukannya disana aja" gerutu Oliver.

"Tadi papa dari kantor dan lewat jalan sini, liat taman kok ada yang mojok di tempat gelap-gelap seperti ini, padahal lagi rame-rame di lapangan, itu orang apa setan," ia melihat Alea dan Oliver bergantian, "Eh taunya anak sendiri" katanya sambil menahan tawa.

"Sayang, besok-besok main dong kerumah" Maudi berkata kepada Alea.

Alea hanya tersenyum kikuk. "Em iya, kalau ada waktu ya tante, entar Alea main kesana"

"Yaudah kalau gitu, tante sama om balik kesana duluan ya, jangan lama-lama disininya, awas ada setan" ujar Genta terkekeh lalu berjalan bersama Maudi kembali ke lapangan.

Selepas kepergian kedua orang tua Oliver, Alea menggerutu. "Kamu sih ah, aku kan jadi malu diliatin sama mama papa kamu" ia melirik Oliver sinis, "Sumpah malu bangett, mau ditaruh mana muka aku yaang" rengek Alea.

Oliver hanya terkekeh, "Udah gapapa, orang mama sama papa fine-fine aja" ia mengusap rambut Alea, "Orang juga aku suka cerita tentang kamu ke Mama sama Papa kok".

Alea menepuk keningnya, "Aduh aku lupa yang, aku ada pensi ini" Alea berkata dengan panik. Ia mengeluarkan handphone nya yang ada di sling bag nya. Dan matanya langsung membulat karena mendapati delapan miscall dari Gwen dan beberapa sms dan juga ada Line masuk dari Gwen dan teman-temannya. Handphone nya tadi emang di silent sebelum ke taman. Dia semakin panik saat melihat chat dari Gwen yang bilang Reza nggak datang malam ini karena mamanya masuk rumah sakit.

"Emang kelas kamu mau nampilin apa yang?" Tanya Oliver.

"Aku accoustican yang sama Reza, tapi Reza nya malah nggak datang" Alea menatap Oliver dengan mata berkaca-kaca, "Masa aku sendirian"

Oliver bangkit dari duduk nya, dia mencium kening Alea lama. "Tenang yang, kan ada aku" ujar nya dengan tersenyum manis.

Alea mengerutkan keningnya, "Maksud Oli gimana?" Tanya nya dengan bingung.

Oliver menggandeng tangan Alea menuju lapangan, dan keseketika itu Alea semakin panik. "Oli ngapain? Entar ketahuan orang" ia melepaskan tangannya yang di gandeng Oliver.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang