Prologue

1K 41 0
                                    

Prolog. Salah satu kesamaan dari semua cerita, semua cerita pasti mempunyai prolog. Prolog sama seperti kata pendahuluan, perkenalan suatu cerita. Prolog sama seperti 'Hai' atau 'Salam kenal' ketika kau bertemu seseorang.

Begitu katanya..

Aku bertanya padanya apakah prolog sebuah cerita selalu dimulai semenjak dia bayi atau lahir? Dia hanya memakai senyum itu lagi sambil menggeleng ringan.

'Tidak. Tidak selamanya begitu.'

Kalau begitu, darimana atau apa yang memulai sebuah prolog? Aku tak sempat bertanya padanya. Tapi sepertinya di ceritaku ini dimulai dari saat itu.

Prolog dari kisah ku ini. Prolog mengenai kisah pertemuan ku dengannya. Prolog mengenai kisah cinta kami dan Prolog dari awal kehidupanku yang baru.. Dengan hatiku...

Aria POV"Penumpang pesawat TE-2203 harap menuju pintu keberangkatan sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aria POV
"Penumpang pesawat TE-2203 harap menuju pintu keberangkatan sekarang.. Sekali lagi, penumpang.." Suara Speaker menyatakan pengunguman keberangkatan itu membuat ku tersadar. Waktu memang tidak terasa. Rasanya baru 15 menit aku duduk disitu, nyatanya sudah 1 jam.

'To: Eleazar
Aku akan take-off...' Send

Beberapa menit kemudian, ponsel ku bergetar dan muncul balasan dari Eleazar. 'Ok, Sampai jumpa disini!' Aku hanya bisa tersenyum membaca balasannya.

Ku raih koper polo ku beserta bawaan lainnya lalu menuju ke ruang take-off. Setelah menimbang koper dan bawaanku untuk di simpan bagasi pesawat, aku langsung menuju barisan orang yang juga akan take-off ke Italia.

Satu-satunya yang tidak kusimpan di bagasi hanya tas selempang ku (tentu saja) dan buku-buku ku yang nanti akan kusimpan di kabin.

'Bisakah ini lebih cepat? Tidak tahukah mereka kalau buku-buku ini berat?' Aku mendesah. Sebenarnya aku tak keberatan membawa buku-buku ku ini walaupun ada 5 lusin. Tetapi kau taulah,, kemarin malam aku kurang tidur saking senangnya dannnn.... sekarang aku sangat 'capek'

Aku mendesah sekali lagi, melihat ke arah ponselku dan seulas senyum terbentuk.

'Akhirnya..' Setelah bertahun-tahun akhirnya aku bisa melihatnya lagi. Aku berandai.. Apakah dia sama seperti dulu? Apakah makanan favoritnya masih pancake dengan maple syrup? Apakah dia tetap bicara dengan accent Prancisnya itu?

Tak sadar, aku jadi memerah sendiri memikirkan-nya. Tapi...

Apakah... dia masih mencintainya-nya sampai sekarang? Aku merasakan seperti ada tusukan di hatiku... Tidak!Tidak! Kau harus optimis, Aria!

Aku menghela nafas panjang, dengan perlahan mengeluarkan nya dari mulut. 'Hmm?' Apa ini... Deja vu?

Sekali lagi, Aku tersenyum.

"Aku tak sabar melihatmu lagi, Mr. C"

HeartlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang