Heart. 6

75 15 1
                                    

"What are you afraid of? Love or not being loved?"


3rd POV

"Dinner is ready!~" Eliezer menaruh kembali pistol yang tadi ia keluarkan, kembali pada tempatnya.

Setengah jam yang lalu, ia mulai memeriksa pria yang pingsan tersebut, segala isi dompet dan tanda-tanda lainnya. Tentu saja, ia memegang pistol, jaga-jaga, jika saja ia tiba-tiba bangun dan menyerang Eliezer.
Sejauh ini, dia belum menemukan tanda-tanda mencurigakan namun ia tak boleh lengah. Kau tahu apa hukuman karena orang lengah? Kematian.
Itu sudah terjadi pada Eleazar dan dia tak mau juga begitu.

Eliezer dengan diam, keluar dari kamarnya dan menutup pintunya, masih memandang pria itu. Ia melangkah menuju ruang makan untuk disambut dengan Aria yang memakai celemek putih dengan gambar Panda di tengahnya.

"Lho? Pria itu belum bangun?" Mendengar Aria mengatakan itu, membuat Eliezer sedikit cemburu. Siapa pria itu sehingga Aria peduli padanya? Then again, memangnya siapa Eliezer bagi Aria, juga?

"Belum." Jawab Eliezer, menggelengkan kedua kepalanya.

"Hah? Daijoubu ka, aitsu?" (Is he ok?) Agar dapat memeriksa pria itu lebih lagi, Eliezer menyuntikkan bius agar dia tidak bangun saat ia memeriksanya. Paling lama, pria itu akan pingsan sampai besok sore. Well, it can't be helped. Eliezer hanya punya bius kuat yang bertahan bisa sampai setengah hari, mengingat juga pada mulanya ini digunakan untuk tujuan assasination. Hal ini, tentu saja, tidak dia beritahukan pada Aria.

'Bagaimana kau ingin mendapat kepercayaanya jika kau sendiri berbohong?'
'Pergi mata saja sana!'
'Kau tak berguna, Uragirimono. Go die in a hole!' (Pengkhianat)

Aria yang merasa tidak menerima balasan, berbalik, mengalihkan pandangannya dari nikujaga yang dia pegang dan melihat Eliezer. Ia langsung menaruh nikujaga yang ia pegang pada meja makan dan langsung berlari pada Eliezer. Dia nampak kesakitan. Eliezer memegang kedua kepalanya, menggelengnya dan sambil mengingau, "Tidak, tidak, Tidak.."

"Eliezer, ELIEZER!" Aria mengguncang nya, membuatnya kembali tersadar.  Dia menatap dengan sepasang safir, bertemu dengan sepasang onyx. "Ada apa? Kau juga sakit."

"Tidak." Dia melepaskan genggaman tangan Aria, "Aku baik-baik saja."

'Liar.'

Eliezer POV'No sign of  danger, no weapon, nothing suspicious

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eliezer POV

'No sign of  danger, no weapon, nothing suspicious. Hanya saja..' Eliezer sekali lagi, membuka sedikit helaian baju pria tersebut, bermaksud mengkonfirmasi kembali, '.. bruises'

Apakah ia harus percaya pada orang ini, ia juga tak tahu. Bisa saja dia masih trainee dan luka-luka yang ia punya adalah karena latihan. Bisa saja, dia juga mafia dari Arachnida.

Menurut percakapan bersama Aria saat makan malam tadi, pria ini bisa saja memiliki luka sebanyak itu karena dihajar gang motor lainnya. Dari penampilannya, dapat ditebak dia juga anggota gang motor dari pakaiannya yang punkish itu sehingga juga dapat disimpulkan bahwa dia terlibat pertengkaran dengan gang motor yang bermusuhan dengannya.
Mungkin saja asumsi kami salah, namun dilihat dari bukti, itulah yang paling mungkin terjadi.

'Berharap saja dia tak akan berulah..'

Aku menghela nafas panjang, beranjak dari tempat ku duduk tadi, di depan kasurku, "Great, dimana aku akan tidur malam ini?"

'Aku menghela nafas panjang, beranjak dari tempat ku duduk tadi, di depan kasurku, "Great, dimana aku akan tidur malam ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HeartlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang